Mungkin, tidak sedikit yang berpikir. Bahwa masa muda dianggap masa untuk bersenang-senang dan bergembira ria. Sedikit atau banyak berleha-leha dan merasa bebas melakukan apa saja. Apa yang disuka selagi masih muda, lakukan saja. Makanya sering ada ungkapan, “mumpung masih muda”.
Orang-orang muda, sering
berpikir “maut” masih jauh menghampiri. Dalihnya, silakan dicoba hal-hal baru
yang pernah dilakukan. Semuanya dijajal, termasuk narkoba, minuman keras atau
bahkan pergaulan bebas. Hingga akhirnya, tidak sedikit orang-orang muda yang terperangkap dalam hal-hal buruk. Terjerumus
pada aktivitas gaya hidup dan membuang-buang waktu. Mencari popularitas, terlalu
cinta ketenaran, cinta dunia. Lebih dikenal di bumi, tapi tidak dikenal di
langit. Semuanya akibat diawali oleh kata “sekadar mencoba”.
Maka jangan lupa, Rasulullah SAW bersabda, “Manfaatkan
lima perkara sebelum lima perkara: 1) masa mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2) masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, 3) masa kayamu sebelum datang
masa kefakiranmu, 4) masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, 5) masa hidupmu
sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari-Muslim).
Berbekal spirit “untuk apa masa mudamu?” itulah, wali baca
dan relawan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak
Bogor mendedikasikan diri di taman bacaan. Mengabdi sosial untuk membimbing
anak-anak membaca, mengajar kelas prasekolah, mengajar berantas buta aksara, mengurus
koperasi simpan pinjam, menata buku-buku, mengelola taman bacaan, hingga menjalankan
motor baca keliling. Dua belas generasi muda, antara usia 18 tahun s.d. 30
tahun, yang memilih taman bacaan sebagai jalan sunyi pengabdian. Demi tegaknya
perilaku membaca dan budaya literasi masyarakat. Jalan yang tidak dikenal di
bumi tapi dikenal di langit. Dengan spirit, memperbanyak amal dan pengabdian
saat muda dan selagi kuat sebelum datang masa tua renta yang payah. Anak-anak muda di taman bacaan yang malang-melintang untuk
sosial, bukan bersenang-senang untuk dunia
Selagi masih muda, bertanyalah. Usia muda yang dihabiskan untuk apa? Apa saja yang telah diamalkan di waktu muda? Dan seberapa ilmu yang dimiliki memberi manfaat? Memang terlalu banyak godaan di masa muda, selalu ada lingkungan pergaulan yang menyesatkan. Hingga menjerumuskan diri pada hal-hal buruk. Tanpa tahu batasan, tanpa paham akibatnya. Tanpa disadari, masa muda yang “salah jalan” lalu menghancurkan masa depannya sendiri.
Maka jangan terlena
dengan masa muda. Karena maut tidak pernah mengelam muda dan tua. Semuanya
tergantung amal ibadah yang dilakukan. Untuk apa masa mudamu? Karena masa muda hanya
bagian umur yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Untuk apa masa
mudamu? Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar