Mungkin banyak yang tidak percaya. Di era digital yang serba modern begini, masih ada kaum yang belum bisa membaca dan menulis alias buta aksara. Sebut saja, kaum yang tersisih dari peradaban modern. Karena masih berjibaku dengan masalah keaksaraaan, Untuk bisa terbebas dari belenggu buta huruf.
Melalui program Gerakan BERantas Buta aksaRA
(GEBERBURA), Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak
Bogor, sejak tahun 2019 menggelar aktivitas literasi pemberantasan buta aksara
yang diikuti 9 kaum ibu sebagai warga belajar. Ibu-ibu yang tidak pernah
bersekolah, atau bahkan tidka lulus SD. Seminggu dua kali mereka selalu datang
ke taman bacaan, hanya belajar membaca dan menulis. Biasanya diajar oleh wali
baca atau relawan selama kurang lebih 1,5 jam.
Menariknya setelah kaum ibu buta aksara
belajar, Syarifudin Yunus (Pendiri TBM Lentera Pustaka) seringkali memberi
hadiah berupa seliter beras atau mie instan sebagai “hadiah” sebagai cara unik
untuk memotivasi dan memberi semangat agar selalu datang belajar membaca dan
menulis. Hadiah seliter beras diberikan sebagai cara menghormati “murid” agar
lebih getl belajar. Maklum, aktivitas belajar di GErakan BERantas BUta aksaRA
(GEBERBURA) terlalu rentan warga belajarnya tdiak datang. Atas berbagai
alasana, seperti bekerja, mengurus anak, atau urusan keluarga. Apalagi program
pemberantasan buta aksara di TBM Lentera Pustaka tidak ada absen, tidak ada
raport. Jadi harus mencari cara untuk menjaga "murid" agar tetap
rajin datang?
Selain seliter beras sebagai hadiah untuk
memotivasi, warga belajar berantas buta aksara di TBM Lentera Pustaka juga
selalu diajak utuk "senam geberbura" dengan memutar satu lagu untuk
bergerak sehat sebagai penyemangat dan hiburan dalam belajar baca tulis.
Berjoget bersama wali baca dan relawan yang mengajar. Agar tidak bosan dan
lebih menyenangkan dalam belajar.
Hadiah seliter beras bagi warga belajar
berantas buta aksara. Tidak harus terbungkus dengan indah. Cukup dengan kantong
keresek asal dilakukan Ikhlas dan sepenuh hati pun menjadi motivasi bagi kaum
ibu yang masih dalam belenggu buta aksara di era digital. Insya Allah bisa
menjadi ladang amal dan berkah untuk siapapun yang ada di dalamnya. Sebuah gerakan
literasi untuk memberantas buta aksara.
Seperti pengabdian di taman bacaan pun
jadi "hadiah" bagi orang-orang yag ada di dalamnya. Untuk selalu
menjaga keseimbangan hidup, antara dunia dan akhirat. Seimbang lahir dan batin
dalam kehidupan sosial. Untuk tetap menghadirkan kebaikan dalam keadaan apapun
dan di mana pun. Sambil menjauh dari keburukan pikiran negatif kepada orang
lain. Maka hadiahilah hidup dengan yang baik-baik, karena itu memang lebih
baik. Salam literasi #GeberBura #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar