Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Mungkin kalimat itu terdengar klise. Apa sih maksudnya?
Ini sih hanya
cara mengingatkan diri sendiri saja. Karena zaman begini, banyak orang berkeluh-kesah
sehari-harinya. Lebih banyak melihat masalah dari sesuatu ketimbang mencarikan solusinya.
Apa;agi di media sosial, seakan hidup isinya masalah semua. Sehingga “mengurung”
cara berpikir dan Tindakan untuk fokus pada jalan keluar.
Jadi teringat
suatu kisah. Kono di sebuah kerajaan hiduplah seorang raja yang bijaksana. Pada
suatu malam, sang raja pergi ke sebuah jalan yang sering dilalui rakyatnya.
Kemudian ia meletakkan sebuah batu yang sangat besar tepat di tengah-tengah
jalan tersebut. Lalu apa yang terjadi?
Ketika pagi hari,
orang-orang kebingungan. Mengapa tiba-tiba ada batu besar di tengah jalan? Batu
itu dianggap sangat mengganggu sekali. Sehingga mereka mengumpat dan mencaci maki.
Siapa yang taruh batu di jalan? Sebagian dari mereka hanya bisa mengeluh dan menghela
napas Panjang. Akibat perjalanannya terganggu oleh batu di tengah jalan. Sebagian
lagi mengucap sumpah serapah kepada siapapun yang telah mendatangkan masalah batu
di tengah jalan.
Hingga lewatlah
seorang laki-laki, berjalan dan melintasi jalan tersebut. Ia terheran melihat
batu besar yang menghalangi jalan. Tapi mengapa tidak ada orang yang tergerak
untuk menyingkirkannya? Maka sang lelaki [un mendorong batu tersebut sekuat
tenaganya agar bergeser ke tepi jalan. Memang cukup berat dan melelahkan. Namun
pada akhirnya, ia berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut meski kelelahan. Tanpa
disangka, rupanya di bawah batu besar itu ada satu kantong uang emas. Sang
lelaki merasa gembira memperolehnya. Rupanya raja memang sengaja meletakkan
hadiah tersebut, sebagai kejutan bagi siapa saja yang tergerak menyingkirkan
batu itu. Begitulah kisahnya, sebagai pelajaran untuk kita.
Entah kenapa, sebagian
besar orang lebih senang mengeluh daripada mencari solusinya? Hanya fokus pada
masalah, bukan jalan keluar. Apapun dikeluhkan, lalu mengumpat dan menyalahkan
orang lain. Mentalitasnya selali jadi “korban”. Lebih baik menghindar daripada menyelesaikan
masalah. Banyak yang tidak tertarik untuk mencari solusinya,
Hari ini, betapa
banyak orang menuding mint abaca rendah tanpa mau menyediakan akses bacaan. Lupa
bahwa tidak aka nada minat baca tanpa mudahnya akses bacaan, di mana pun. Ada
lagi yang hanya menyuruh anak-anak membaca tapi orang dewasanya justru sibuk
bermain gawai. Taman bacaan sebagai ladang amal pun dijauhi, bukan justru didekati.
Gagal melihat manfaat taman bacaan, justru bersijap apatis. Begitulah yang terjadi
saat ini, banyak orang lebih melihat masalah daripada mencari solusi.
Banyak orang
lupa. Seperti peribahasa Arab berkata, "Lebih baik menyalakan lilin,
daripada mengutuk kegelapan." Mungkin, sangat sedikit sekali orang yang
berani menghadapi masalah dan merasa perlu ikut andil mencari solusinya. Lebih
fokus mencarikanjalan keluar daripada mempermasalahkan atau menyalahkan orang
lain.
Seperti minat
baca yang rendah, tentu bukan kesalahan orang per orang. Maka lebih baik fokus
menyediakan akses bacaan ke masyarakat. Membangun taman bacaan masyarakat atau
berkiprah di gerakan literasi. Maka bagi orang-orang yang fokus “menyalakan
lilin”, bersiaplah akan mendapat kejutan tidak terduga sebagai hasil dari
ketulusannya. Menebar kebaikan dan manfaat kepada orang banyak, bukan justru
mempermasalahkannya. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar