Ramadan sebentar lagi pergi, Berganti lebaran untuk saling memaafkan dan bersilaturahim. Seperti jutaan pemudik yang hatinya gembira menyambut “kemenangan berpuasa” di kampung halaman. Tapi sayangnya, tidak banyak orang memahami arti ibadah puasa dengan pas. Sehingga momen lebaran “dikotori” dengan hal-hal yang kurang berkenan.
Untuk itu, ada baiknya mempersiapkan diri
untuk lebaran. Dengan niat dan hati yang bersih. Menyesuaikan pikiran dan
perilaku yang toyibbah, yang baik lagi beradab. Silaturahim yang berkualitas,
karena diisi dengan obrolan, sikap, dan perilaku yang menyenangkan orang lain.
Bukan sebaliknya, momen lebaran yang “dikotori” dengan omongan buruk bahkan me-roasting
saudara-saudara atau orang-orang yang memang niatnya mulia. Untuk silaturahim
dan saling memaafkan atas ucapan dan perilaku yang salah.
Silaturahim yang positif. Idul fitri yang
membaikkan, dan halal bihalal yang menjadi ladang amal untuk semuanya. Bukan
justru bergibah, bergosip, atau membuat orang lain justru tidak nyaman di
kehadirannya. Membuang jauh-jauh kata-kata yang negatif, kalimat-kalimat yang
tidak bermutu. Bahkan obrolan yang tidak ada gunanya. Untuk lebih melapangkan
hati dan pikiran menerima siapapun apa adanya. Karena hati yang bersih pun
harus tercermin dari sikap dan perilaku yang tidak menyakitkan orang lain.
Silaturahim dan idul Fitri yang tetap
mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Mampu memisahkan kebenaran
dan kebatilan. Seperti wasiat Umar bin Khattab yang dijuluki sebagai Al-Faruq
tentang 6 wasiat dalam hidup manusia, yaitu:
1. Bila kamu menemukan cela pada seseorang dan
hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila kamu hendak memusuhi seseorang, maka
musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya selain
perutmu sendiri.
3. Bila kamu hendak memuji seseorang, maka
pujilah Allah SWT. Karena tidak seorang pun yang lebih banyak memberi dam lebih
santun kepadamu selain Allah SWT.
4. Bila kamu ingin meninggalkan sesuatu, maka
tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila kamu meninggalkan dunia berarti
kamu terpuji.
5. Bila kamu bersiap-siap untuk sesuatu, maka
bersiaplah untuk mati. Karena jika kamu tidak bersiap untuk mati, kamu akan
menderita, rugi, dan penuh penyesalan.
6. Bila kamu ingin menuntut sesuatu, maka
tuntutlah akhirat. Karena kamu tidak akan memperolehnya kecuali dengan
mencarinya.
Jadikanlah lebaran dan Idul Fitri sebagai
momen untuk memperbaiki diri. Momen untuk meningkatkan kualitas pikiran, sikap,
dan perilaku yang lebih disukai Allah SWT. Sebagai cerminan kemenangan ibadah
puasa. Bukan sebaliknya, puasa yang tidak mampu mengubah apapun dalam diri
sendiri. Kecuali hanya ritual menahan lapar dna haus semata.
Sungguh, lebaran dan ibadah puasa sangat
efektif. Bila mampu menjadikan siapapun lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya.
Sambil mengingat 6 wasiat Umar bin
Khattab. Agar esok, kita menjadi lebih baik. Salam literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar