Selain ruang baca utama dan rooftop baca, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun dilengkapi Kebun Baca Lentera Pustaka. Di kebun baca, aktivitas dan event besar taman bacaan dilakukan di sini. Di atas tanah seluas 310 meter persegi, Kebun Baca Lentera Pustaka punya fasilitas 1) goedang boekoe, 2) toilet, 3) surau lentera, 4) tanaman taman bacaan, dan 5) tulisan-tulisan nyelenh yang terpampang di tembok atau pepohonan.
Tulisan-tulisan seperti: “cinta itu
buta tapi tahu mana mobil mana motor”, “Punya pala pusing, gak punya pala serem”,
“Kuliah ambil apa? Ambil hikmahnya aja”, dan “Jalan sama aku nikah sama orang
lain”. Itulah beberapa tulisan nyeleneh yang ada di kebun baca. Tentu,
masih banyak yang lainnya. Semuanya disajikan TBM Lentera Pustaka sebagai
cerminan menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan.
Bahkan kebun baca TBM Lentera Pustaka bisa jadi spot foto yang instagramable.
Asyik dan menariklah di kebun baca.
Berkebun di taman bacaan, begitu
istilahnya. Dapat diartikan sebagai tempat membaca di kebun yang lebih rileks,
lebih alami. Bisa pula kebun baca dimaknai sebagai komitmen terhadap peningakatan
tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Karena tidak banyak orang yang mau
menyediakan lahan atau tanahnya untuk kegiatan membaca. Tapi yag pasti, kebun
baca TBM Lentera Pustaka dapat diartikan sebagai “berkebun” kebaikan melalui
taman bacaan. Di taman bacaan, siapa pun sedang “menanam” benih kebaikan. Taman
bacaan sebagai ladang amla bagi banyak pihak. Insya Allah, “berkebun” di taman
bacaan lebih menyehatkan dan memberkahi orang-orang baik yang ada di dalamnya.
Lalu, kenapa “berkebun” di taman bacaan?
Setidaknya ada filosofi 4T yang dapat
dipelajari dari berkebun di taman bacaan, yaitu:
1. TATA atau menata. Bahwa hidup itu harus tertata, baik
hati, pikiran maupun tindakan. Taman bacaan adalah tempat menata hati, pikiran
dan perbuatan untuk menjadikan hidup lebih bermanfaat, lebih bermakna.
2. TITI atau merintis. Bahwa hidup yang baik itu harus dirintis,
dimulai. Karena tidak ada tujuan atau prestasi yang datang dengan sendirinya
tanpa dirintis. Taman bacaan pun menjadi tempat merintis kebaikan untuk banyak
orang. Agar lebih bermanfaat lebih berkah.
3. TANDUR atau menanam. Bahwa hidup itu tempat menanam
kebaikan di dunia untuk kehidupan abadi di akhirat. Maka tanamlah kebaikan
sebanyak-banyaknya. Taman bacaan adalah tempat untuk menanam kebaikan, menjadi
ladang amal semua orang yang ada di dalamnya.
4. TUKUL atau tumbuh. Bahwa hidup itu harus terus
tumbuh, tanpa perlu menggubris omongan orang lain. Maka taman bacaan pun harus
terus tumbuh, karena di dalamnya selalu ada kebaikan. Agar tumbuh kebaikan,
tumbuh akhlak baik, dan tumbuh masyarakat yang baik melalui buku bacaan.
Jadi “berkebun” di taman bacaan dapat
dimaknai pentingnya hidup untuk yang ter-TATA (ditata), ter-TITI (dirintis),
dan ter-TANDUR (ditanam) sehingga kebaikan dan kemanfaatan akan selalu TUKUL
(tumbuh). Karena segala yang tumbuh pasti akan memberikan hasil yang baik.
Nah, Ketika sudah tumbuh. Siapa pun tinggal
menjaga dari terpaan atau godaan "angin" dan "hama" yang
bisa mematikan. Karean gangguan di kebun akan selalu ada. Seperti gangguan di
taman bacaan pun pasti ada. Sebagai ujian untuk selalu menjaga “kebun” kebaikan
yang sudah dimulai. Salam literasi #KebunBaca #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar