Jumat, 08 Juli 2022

80 Persen Taman Bacaan di Indonesia Masih Usia Dini

Luar biasa, Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka Bogor mendapat respon dari 171 pegiat literasi dari 96 Kabupaten/Kota di 27 provinsi di Indonesia. Ke-27 provinsi tersebut adalah 1) Jatim, 2) Jabar, 3) NTT, 4) Jambi, 5) Jateng, 6) Sumut, 7) Maluku, 8) Papua Barat, 9) Sulsel, 10, Sumbar, 11) Kalbar, 12) Sulbar, 13) Sultra, 14) NTB, 15) Aceh, 16) Banten, 17) Lampung, 18) Sumsel, 19) Riau, 20) Sulteng, 21) DKI Jakarta, 22) Maluku Utara, 23) Bengkulu, 24) Kalteng, 25) Kalut, 26) Yogyakarta, dan 27) Bali. Survei ini bertujuan untuk memperoleh infomasi berbasis data dan untuk memetakan realitas objektif di taman bacaan di Indonesia.

 

Saat ditanya sudah berapa lama taman bacaan Anda berdiri atau beroperasi? Ternyata, 35% di bawah 3 tahun, 45% antara 3 - 6 tahun, 11% antara 7 - 10 tahun, dan 10% di atas 10 tahun. Maka secara umum dapat dikatakan, 80% taman bacaan yang ada di Indonesia beroperasi di bawah 6 tahun. Sebagian besar taman bacaan yang ada masih dalam masa kekembangan atau pertumbuhan.

 

Usia taman bacaan di bawah 6 tahun, dapat dimaknakan punya potensi untuk terus bertumbuh sekaligus masih rentan eksistensinya. Karena itu dibutuhkan sikap aktif dan energik dalam menegakkan kegemaran membaca anak-anak Indonesia. Bahkan kegiatan di taman bacaan pun harus mulai direncanakan seoptimal mungkin, tidak lagi bersifat spontan.



“Bila dilihat dari usia beroperasi, 80% taman bacaan masih di bawah 6 tahun. Artinya, potensi untuk berkembang masih besar. Tapi di saat yang sama juga rentan billa daya juang pegiat literasinya lemah. Untuk bisa bertahan dan tetap eksis, taman bacaan harus lebih kreatif dan berkolaborasi dnegan berbagai pihak”
ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini.

 

Usia memang bukan ukuran satu-satunya di taman bacaan. Karena usia harus diimbangi komitmen dan konsistensi dalam berliterasi. Taman bacaan harus dijalankan dengan sepenuh hati, jangan setengah hati. Agar eksistensi taman bacaan tetap bisa dipelihara kesinambungannya.

 

Harus diakui, taman bacaan adalah ujung tombak perilaku membaca dan budaya literasi di Indonesia saat ini. Karena taman bacaan yang mampu menyediakan akses bacaan ke daerah-daerah pelosok dan kampung-kampung. Karena itu, pemerintah daerah harusnya lebih peduli terhadap eksistensi taman bacaan di wilayahnya.  Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #SurveiTataKelolaTBM

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar