Di media sosial kayaknya makin banyak orang sok tahu. Segala hal dikomentarin. Belajarnya apa, yang dikomentarin apa? Kerjanya apa, yang dicelotehin apa? Zaman begini, memang makin banyak orang-orang sok tahu. Banyak omong segala hal tanpa berbuat sedikit pun. Sok tahu banget.
Orang
sok tahu memang menjengkelkan. Bikin siapa pun tidak nyaman. Seolah-olah dia
yang paling tahu segala hal, sok pintar. Merasa pikirannya selalu benar. Merasa
omongannya tidak pernah salah. Dan saat bicara pun tidak mau kalah. Banyak celoteh
padahal semuanya hanya omong kosong. Begitulah orang-orang sok tahu.
Sok
tahu. Orang yang merasa tahu segalanya, segala hal. Lalu memberi komentar
tentang apa saja padahal orang lain tidak menginginkannya. Pikirannya sesat. Omongannya
pun penuh opini. Apalagi bila kerjanya hanya menyalahkan orang lain. Penuh
prasangka dan menuding tanpa punya dasar fakta. Ukurannya subjektif dan pikiran
negative semata. Dan yang paling aneh, orang sok tahu selalu menolak apa yang
orang lain katakan. Sangat enyebalkan orang sok tahu itu?
Zaman
dulu, ada film judulnya "Ateng Sok Tahu". Film itu berkisah tentang
orang yang sok tahu. Ilmunya sedikit tapi mengakunya banyak. Sekolahnya apa
tapi semua hal dibahas. Negara dianggap tidak becus, vaksinasi apriori. Presiden
digibahin, PPKM dianalisis lemahnya. Apalagi kawannya, bisa dikulitin ssama
orang sok tahu. Orang sok tahu itu sesat karena hanya pikiran dan omongannya
saja yang dianggap benar. Selalu ada argumen untuk membantah. Itulah orang-orang
sok tahu.
Sejatinya,
orang sok tahu itu hanya tahu sedikit saja. Mereka banyak bicara, justru karena
untuk menutupi banyak ketidak-tahuannya. Bahkan bila diamati, orang sok tahu
itu ya kerjaannya membual, mengoceh tiada henti. Pandai bicara tapi tidak
pandai berbuat. Omongannya besar tapi tindakannya kecil. Giliran dapat berita
hoaks, orang sok tahu justru buru-buru menyebarluaskannya. Apalagi bila isu-nya
soal orang yang dibencinya. Kirim sana kirim sini. Orang sok tahu itu persis
seperti orang frustrasi. Karena mereka sedang memperjuangkan mimpi-mimpinya
yang tidak pernah tercapai.
Kadang, sedih rasanya melihat orang-orang
yang sok tahu. Kepo tapi bukan pada tempatnya. Ngomong seperti paling benar
tapi tidak ada yang diperbuatnya. Pandai berkata-kata tapi tidak ada tindakan
nyata. Ocehan orang sok tahu hanya omong kosong.
Maka sebagai pegiat literasi, saya mengimbau
orang-orang sok tahu untuk berkunjung ke taman bacaan. Agar bisa melihat
realitas, bisa memahami keadaannya sebenarnya. Agar mau mengurangi omongan dan
memperbanyak perbuatan. Karena memang musuh taman bacaan dan pegiat literasi
adalah orang-orang sok tahu. Agar taman bacaan bisa mengajarkan orang sok tahu.
Bahwa bila mereka
merasa tahu segalanya, seharusnya di saat yang sama, mereka pun tahu kapan
harus tutup mulut? Itulah yang disebut literasi sok tahu.
Jangan
lagi sok tahu. Lebih baik perbanyak membaca buku, lalu intropeksi diri. Dan menjadi
lebih literat, lebih mampu memahami realitas. Karena orang sok tahu sering
lupa. Bahwa Allah SWT itu Maha Baik untuk dirinya, karena selalu menutupi
segala kekurangan dan kelemahan si orang sok tahu. Maka, “janganlah kamu
mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertakwa.” (QS. An Najm: 32).
Jangan
sok tahu dalam hidup. Karena siapa pun, hanya bukan apa-apa dan bukan
siapa-siapa. Dan bila kamu merasa tahu semuanya, lalu apa yang tersisa
untuk kamu pelajari?
Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar