Rabu, 02 Maret 2022

Mari Tolak Panggilan Membaca, Mau?

Ada telepon masuk, tidak dijawab.  Orang tua WA dibaca tapi tidak dibalas. Kawan kirim SMS pun dicuekin. Padahal, sehari-hari kerjanya main gawai. Handphone selalu dalam genggaman. Tapi tiap kali ada panggilan selalu ditolak. Begitulah realitas di era digital. Akrab dengan gawai tapi gampang menolak panggilan.

 

Gawai boleh canggih. Fiturnya komplit. Video call bisa, kamera resolusinya tinggi. Tapi semua itu tidak berguna. Karena dipakai untuk kesenangan pribadi. Hanya untuk diri sendiri. Setiap ada panggilan, selalu ditolak. Sengaja tidak diangkat, sengaja tidak dijawab. Tapi bilangnya sibuk atau lagi di-charge. Kata kuncinya, menolak panggilan, membiarkan panggilan. Entah karena malas, entah karena benci atau tidak suka. Selalu ada alasan negatif untuk menolak panggilan.

 

Seperti di taman bacaan. Hari ini pun masih banyak anak-anak yang menolak “panggilan membaca”. Anak-anak yang tidak mau membaca buku. Malas datang ke taman bacaan. Atas sebab alasan apapun. Lebih terbiasa main youtube atau tiktok. Lebih senang nongkrong di jalanan, lebih gemar main. Menolak panggilan membaca pun terjadi di kalangan orang-orang dewasa. Menolak panggilan membaca adalah tantangan terbesar di zaman sekarang. Membaca yang ditinggalkan banyak orang.

 

Adalah fakta, banyak orang berani menolak panggilan membaca. Berani menolak panggilan perbuatan baik di taman bacaan. Bahkan berani menolak kebaikan apa pun. Dari pikiran, sikap hingga perilaku. Menolak panggilan perbuatan baik. Semakin tidak peduli untuk menjalankan “panggilan” menebar kebaikan. Hingga taman bacaan pun disepelekan.

 


Kenapa menolak panggilan?

Bila panggilan telepon orang tua saja ditolak. Apalagi panggilan membaca di taman bacaan. Menolak panggilan  apa pun memang sudah lumrah. Karena selali di dunia, berbagai panggilan pasti bisa ditolak. Apalagi panggilan yang tidak menguntungkan dirinya.

 

Tapi kelak, siapa yang berani “menolak panggilan” Allah SWT?

Manusia sering lupa, cepat atau lambat, panggilan Allah SWT pasti tiba. Dan tidak satu pun yang mampu menolak panggilan-Nya. Karena sehat, rezeki, dan panjang umur itu semua dari Allah SWT. Bukan karena kepintaran atau kecerdasan manusia. Sekalipun ego, pangkat, jabatan atau status sosial sering membuat manusia “menolak panggilan kebaikan”. Maka berhati-hatilah di dunia. Jangan lagi menolak panggilan kebaikan apa pun selagi masih di dunia. Segeralah muhasabah diri.

 

Manusia sering lupa. Allah SWT itu hanya memanggil manusia 3 kali saja seumur hidup. Panggilan yang tidak bisa ditolak. Panggilan yang harus dilaksanakan, harus dikerjakan oleh manusia sebagai hamba-Nya. Tanpa kecuali dan untuk siapa pun. Ketiga panggilan Allah SWT yang harus dikerjakan adalah 1) panggilan AZAN untuk sholat, 2) panggilan HAJI untuk berkunjung ke rumah-Nya, dan 3) panggilan KEMATIAN untuk berpulang ke sang pencipta,

 

Maka jangan pernah menolak panggilan Allah SWT. Panggilan-Nya harus dikerjakan dan dijawab dengan amal soleh, dengan amal perbuatan baik. Bila berani menolak panggilan-Nya, Allah SWT pasti siap memanggil manusia dengan KEMATIAN. Karena “qullu nafsin zaiqotul maut”, setiap manusia pasti akan merasakan mati.

 

Jangan menolak panggilan kebaikan, jangan tolak panggilan membaca. Karena bila kematian tiba, hanya “amal soleh” yang mampu menjawabnya panggilan-Nya. Penuhilah setiap panggilan Allah SWT, kapan pun dan di mana pun. Jadikan setiap perbuatan baik sebagai panggilan jiwa. Karena di setiap kebaikan, di situ pun ada panggilan Allah SWT, termasuk kebaikan di taman bacaan.

 

Ketahuilah, “Dunia ini hanya sementara, akhirat-lah tujuan utama. Jangan tolak panggilan kebaikan sekecil apa pun. Hingga kita meletakkan telapak kaki di surga nanti”. Salam literasi. #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar