Ada telepon masuk, tidak dijawab. Orang tua WA dibaca tapi tidak dibalas. Kawan kirim SMS pun dicuekin. Padahal, sehari-hari kerjanya main gawai. Handphone selalu dalam genggaman. Tapi tiap kali ada panggilan selalu ditolak. Begitulah realitas di era digital. Akrab dengan gawai tapi gampang menolak panggilan.
Gawai
boleh canggih. Fiturnya komplit. Video call bisa, kamera resolusinya tinggi.
Tapi semua itu tidak berguna. Karena dipakai untuk kesenangan pribadi. Hanya
untuk diri sendiri. Setiap ada panggilan, selalu ditolak. Sengaja tidak
diangkat, sengaja tidak dijawab. Tapi bilangnya sibuk atau lagi di-charge. Kata
kuncinya, menolak panggilan, membiarkan panggilan. Entah karena malas, entah
karena benci atau tidak suka. Selalu ada alasan negatif untuk menolak
panggilan.
Seperti
di taman bacaan. Hari ini pun masih banyak anak-anak yang menolak “panggilan
membaca”. Anak-anak yang tidak mau membaca buku. Malas datang ke taman bacaan.
Atas sebab alasan apapun. Lebih terbiasa main youtube atau tiktok. Lebih senang
nongkrong di jalanan, lebih gemar main. Menolak panggilan membaca pun terjadi
di kalangan orang-orang dewasa. Menolak panggilan membaca adalah tantangan
terbesar di zaman sekarang. Membaca yang ditinggalkan banyak orang.
Adalah
fakta, banyak orang berani menolak panggilan membaca. Berani menolak panggilan
perbuatan baik di taman bacaan. Bahkan berani menolak kebaikan apa pun. Dari
pikiran, sikap hingga perilaku. Menolak panggilan perbuatan baik. Semakin tidak
peduli untuk menjalankan “panggilan” menebar kebaikan. Hingga taman bacaan pun
disepelekan.
Kenapa
menolak panggilan?
Bila
panggilan telepon orang tua saja ditolak. Apalagi panggilan membaca di taman
bacaan. Menolak panggilan apa pun memang
sudah lumrah. Karena selali di dunia, berbagai panggilan pasti bisa ditolak. Apalagi
panggilan yang tidak menguntungkan dirinya.
Tapi
kelak, siapa yang berani “menolak panggilan” Allah SWT?
Manusia
sering lupa, cepat atau lambat, panggilan Allah SWT pasti tiba. Dan tidak satu
pun yang mampu menolak panggilan-Nya. Karena sehat, rezeki, dan panjang umur
itu semua dari Allah SWT. Bukan karena kepintaran atau kecerdasan manusia. Sekalipun
ego, pangkat, jabatan atau status sosial sering membuat manusia “menolak
panggilan kebaikan”. Maka berhati-hatilah di dunia. Jangan lagi menolak
panggilan kebaikan apa pun selagi masih di dunia. Segeralah muhasabah diri.
Manusia
sering lupa. Allah SWT itu hanya memanggil manusia 3 kali saja seumur hidup.
Panggilan yang tidak bisa ditolak. Panggilan yang harus dilaksanakan, harus
dikerjakan oleh manusia sebagai hamba-Nya. Tanpa kecuali dan untuk siapa pun. Ketiga
panggilan Allah SWT yang harus dikerjakan adalah 1) panggilan AZAN untuk
sholat, 2) panggilan HAJI untuk berkunjung ke rumah-Nya, dan 3) panggilan
KEMATIAN untuk berpulang ke sang pencipta,
Maka
jangan pernah menolak panggilan Allah SWT. Panggilan-Nya harus dikerjakan dan
dijawab dengan amal soleh, dengan amal perbuatan baik. Bila berani menolak
panggilan-Nya, Allah SWT pasti siap memanggil manusia dengan KEMATIAN. Karena
“qullu nafsin zaiqotul maut”, setiap manusia pasti akan merasakan mati.
Jangan
menolak panggilan kebaikan, jangan tolak panggilan membaca. Karena bila
kematian tiba, hanya “amal soleh” yang mampu menjawabnya panggilan-Nya. Penuhilah
setiap panggilan Allah SWT, kapan pun dan di mana pun. Jadikan setiap perbuatan
baik sebagai panggilan jiwa. Karena di setiap kebaikan, di situ pun ada
panggilan Allah SWT, termasuk kebaikan di taman bacaan.
Ketahuilah,
“Dunia ini hanya sementara, akhirat-lah tujuan utama. Jangan tolak panggilan
kebaikan sekecil apa pun. Hingga kita meletakkan telapak kaki di surga nanti”.
Salam literasi. #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar