Fakta hari ini. Banyak orang sadar membaca buku itu penting. Tapi sedikit yang mau membaca buku. Banyak orang sadar berbuat baik itu bagus. Tapi sedikit yang mau berperilaku baik. Bahkan banyak orang sadar membenci itu dilarang. Tapi tidak sedikit yang hidupnya dalam kebencian. Sadar tapi tidak sadar.
Sadar. Kita harus
sekolah dan belajar dulu untuk meraih cita-cita. Kita juga harus bekerja keras
untuk mencapai apa yang diinginkan. Sadar, berkiprah di taman bacaan atau jadi
pegiat literasi itu penuh tantangan dan cobaan. Sekalipun bersifat sosial, mengelola
taman bacaan pun butuh perjuangan keras. Agar tetap sadar untuk berjuang. Agar
tetap tegak tradisi baca dan budaya literasi masyarakat.
Sadar
itu kata yang gampang diucapkan, Tapi tidak mudah dilakukan.
Sudah
tahu korupsi salah, kok baru sadar setelah dipenjara. Sudah tahu menyebar hoaks
itu salah, kok baru sadar sudah ditahan. Sudah tahu virus Covid-19 itu
mematikan, kok baru sadar protokol kesehatan itu penting. Sadar itu di depan,
bukan di belakang.
Sadar itu berarti tahu
diri, lalu mengerti. Untuk memperbaiki diri, memperbaiki keadaan. Dari yang
belum baik menjadi lebih baik. Maka sadar butuh kesadaran dari orangnya. Tetap
mawas diri atau aware terhadap keadaan. Sadar untuk bersahabat dengan realitas,
bukan melulu mengeluh atau hidup dalam buaian mimpi.
Entah kenapa?
Bertindak sadar, justru jarang disadari. Sadar bahwa manusia itu bukan apa-apa,
bukan pula siapa-siapa. Sadar, hidup itu bukan menuntut dihargai tanpa mau menghormati.
Menuntut hak tanpa mau menjalakna kewajiban. Kegagalan itu bukan untuk disesali
melainkan untuk disadari sebagai bahan introspeksi. Sadar, hidup untuk menebar
kebaikan dan manfaat kepada orang lain bukan baik dan manfaat untuk diri sendiri.
Maka sadar, untuk lebih banyak introspeksi diri daripada menghakimi orang lain.
Memang, percaya diri itu penting.
Tapi yang lebih penting itu sadar diri.
Banyak orang tidak
sadar. Bahwa dunia yang mereka tinggali saat ini sangat menyenangkan. Tapi
karena mereka sibuk dengan rutinitas. Akhirnya merasa hidupnya datar dan
biasa-biasa saja. Jadi tidak punya waktu untuk menyadari. Bahwa dunia ini punya
nilai dan makna yang lebih dari sekadar yang mereka pikirkan. Sadar bersyukur,
sadar berbuat baik, dann sadar berjuang memberi manfaat kepada orang lain.
Seperti
pegiat literasi di taman bacaan pun harus sadar.
Dalam kitab
“Nashaihul Ibad”, sadar itu harus ada pada setiap diri. Siapa pun, di mana
pun. Sadar akan 3 hal agar tetap ada dalam diri. Sadar yang isinya; 1)
RUH agar berpegang pada Allah, 2) AMAL agar terus ditegakkan, dan 3) JASAD
yang akan habis ditelan bumi.
Maka sadar, seharusnya terletak di depan, bukan
di belakang. Sadar bahwa sesuatu yang baik itu butuh perjuangan, bukan hanya pengorbanan.
Bila sudah sadar, maka perbanyaklah sabar. Sadar untuk tetap rendah hati
dan menjauhkan diri dari tinggi hati. Sadar pun ada di taman bacaan. Salam literasi #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar