Varian omicron Covid-19 kian mengancam. PPKM level 3 kembali diterapkan. Protokol kesehatan makin diperketat. Vaksinasi hingga level booster pun terus digenjot. Hampir dua tahun, pandemi Covid-19 masih menghantui jagat dunia, termasuk bumi Indonesia. Entah sampai kapan?
Imunitas
tubuh jadi kata kuncinya. Pandemi Covid-19, sadar tidak sadar, kian membuat
orang lebih peduli akan kesehatan. Agar imunitas tubuh terjaga. Sehingga lebih
kebal dari serangan virus Covid-19 dan penyakit lainnya. Imunitas pula diyakini
dapat menghadang laju penyebaran virus Covid-19. Maka ikhtiar sehat harus terus
dilakukan oleh siapa pun.
Selain
vaksinasi, ikhtiar sehat dapat dilakukan melalui berbagai cara. Agar imunitas
tubuh kian kokoh. Vaksin oke, protokol kesehatan pun wajib. Tapi lebih dari
itu, imunitas tubuh pun harus dibangun secara batiniah. Imunitas dari
mentalitas yang kokoh dan akhlak yang baik. Sehingga mindset sehat itu bukan hanya
lahir tapi juga batin.
Terlepas
dari ikhtiar sehat secara medis, pegiat literasi di taman bacaan pun mengajak
siapa pun untuk membangun imunitas tubuh secara batiniah. Karena patut direnungkan,
wabah penyakit yang berlama-lama juga bagian dari cara Allah SWT untuk mengingatkan
hamba-Nya. Untuk selalu menjaga keseimbangan “Hablum Minallah – hubungan dengan sang maha pencipta Allah SWT” dan “Hablum Minannas - hubungan baik
dengan individu manusia lainnya, sesama ciptaan-Nya”.
Selain
pentingnya menjaga Kesehatan, hikmah terbesar pandemi Covid-19 adalah
pentingnya membangun kepedulian sosial sesama ciptaan Allah SWT. Ikhtiar untuk
selalu membantu sesama yang memang membutuhkan uluran tangan kita. Sebagai
bagian dari tanggung jawab sosial. Sebuah aksi nyata untuk berbagi dan berbuat
untuk sesama. Di mana pun dan siapa pun. Tentu, sesuai kemampuan yang dimiliki.
Dalam konteks itu, pegiat literasi TBM Lentera
Pustaka mengajak siapa pun untuk membangun imunitas tubuh secara batiniah.
Untuk terus memperbaiki diri dalam ibadah dan kepedulian sosial, termasuk
mengabdi di taman bacaan. Pengabdian kepada sesama agar lebih sehat dan
imunitas semakin kuat. Untuk segera mengubah niat baik jadi aksi nyata. Jangan
hanya menikmati kenikmatan untuk diri sendiri. Sementara orang lain yang
membutuhkan bantuan jadi terabaikan.
Sehat itu lahir batin. Baik itu jasmani
dan rohani. Peduli itu ucapan dan Tindakan. Maka resep menjaga imunitas tubuh versi
pegiat literasi adalah introspeksi diri. Apa yang sudah diperbuat untuk sesama,
selain ibadah ritual? Karena sejatinya, ada banyak hal secara batiniah yang
patut direnungkan dan dikaji kembali dalam diri siapa pun. Bahwa ada hal-hal
yang bersifat batiniah untuk terus dijaga, yaitu:
Ketahuilah,
bahwa ada tiga hal yang dapat mendatangkan penyakit pada diri seseorang, yaitu:
1) terlalu banyak bicara, 2) terlalu banyak tidur, dan 3) terlalu banyak makan.
Ada pula empat
hal yang merusak badan manusia, yaitu: 1) merasa duka, 2) merasa sedih, 3) lapar,
dan 4) tidak tidur malam. Karena itu, berjuanglah untuk badan tidak rusak secara
batiniah dengan cara menjalankan lima sifat dalam hidup, yaitu: 1) takwa, 2) jujur,
3) pemurah, 4) jaga kehormatan, dan 5) pemaaf.
Sehat itu
ikhtiar. Imunitas pun penting. Untuk itu, rezeki jadi penting diikhtiarkan. Selain
dapat membuat lebih imun, biasakanlah empat hal ini dalam hidup untuk mengundang
rezeki seseorang, yaitu: 1) optimalkan qiyamul lail, 2) perbanyak istighfar di
waktu dua pertiga malam, 3) biasakan bersedekah, dan 4) selalu berzikir di waktu
awal pagi dan petang. Pada saat yang sama, hindari tiga hal yang menjauhkan
rezeki, yaitu: 1) tidur waktu pagi, 2) sedikit atau jarang sholat, dan 3) malas.
Lalu, apalagi
yang membuat imunitas kuat secara batiniah?
Tentu masih
banyak. Namun pegiat literasi menyarankan hal-hal yang sederhana dan gampang
dilakukan sehari-hari. Yaitu hindari pikiran dan perilaku buruk dalam
keseharian, seperti 1) berpikir negatif tentang apa pun, 2) menebar fitnah, gibah,
hoaks, atau gosip yang tidak perlu, 3) membicarakan aib orang lain, 4)
menyia-nyiakan harta atau kekayaan, dan 5) sok kepo atas urusan orang lain tanpa
membantunya. Hindari hal-hal buruk yang tidak perlu dalam diri sendiri.
Bila itu
semua dilakukan, teruslah ikhtiar baik dalam hidup. Selalu memelihara sikap
baik dalam hidup, yaitu 1) sabar, 2) ikhlas, dan 3) selalu bersyukur. Dan di setiap
waktu, dalam kondisi apa pun. Jadikanlah prinsip dalam hidup, untuk “senangkan Allah
SWT bila ingin disenangkan-Nya”.
Dalam Nashaihul Ibad, sebuah kitab sederhana,
manusia sejatinya dakam keadaan apa pun hanya diminta untuk sadar akan tiga
hal. Bahwa 1) RUH harus terus berpegang kepada Allah SWT, 2) AMAL diperbanyak
untuk diri sendiri, dan 3) JASAD pada akhirnyaakan habis ditelan bumi.
Maka sehat itu bukan hanya lahir. Tapi
batin pun harus sehat. Kesehatan batin itu pula yang kini sering ditinggalkan
banyak orang. Maka perbaiki batin sesegera mungkin. Agar imnuitas tubuh menjadi
lebih kokoh, lebih lapang hati di segala keadaan. Bahwa apa pun yang terjadi
pada diri manusia, semua sudah dikehendaki Allah SWT. Karenanya, semuanya pasti
baik dan pasti sanggup untuk manusianya.
Dan akhirnya, imunitas tubuh yang
menyehatkan sejatinya ada pada diri sendiri, Biarpun sudah vaksin dan patuh protokol
kesehatan, bila batinnya rusak maka sakit pasti datang. Sehatkan batin dulu, maka
kemudian lahir pun sehat. Niat yang baik, ikhtiar yang baik, dan doa yang baik.
Insya Allah, imunitas tubuh pun kokoh dan lebih kokoh lagi. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar