Tips Taman Bacaan Memperoleh Donasi Buku?
Ini kisah nyata di taman bacaan. Tentang
donasi bukui. Saya tidak kenal dan tidak tahu namanya. Beliau hanya chat via WA
dan bertanya "Apakah ini TBM Lentera Pustaka?". Saya jawab iya. Lalu
beliau minta alamat TBM dan saya pun berikan. Ternyata, beliau sorenya beliau mengantar sendiri "donasi buku"
ke TBM Lentera Pustaka. Itu sepenggal kisah nyata tentang donasi buku dari orang-orang
baik dan peduli taman bacaan.
Tahun 2022 ini baru masuk di Februari,
alhamdulillah dan bersyukur selalu. Hingga kini TBM Lentera Pustaka di kaki
Gunung Salak Bogor sudah memperoleh sekitar 600 buku + uang Rp. 10 juta (untuk membeli
buku) dari 8 donatur. Donaturnya ada yang di Jakarta, Tangerang, dan Bogor. Bila
dirata-rata berarti tiap seminggu sekali, ada yang mendonasikan buku ke TBM
Lentera Pustaka.
Adalah fakta, donatur buku itu banyak.
Orang-orang yang baik pun masih ada di lingkaran taman bacaan dan pegiat
literasi. Maka jangan khawatir, masih ada kok orang-orang peduli yang mau mendonasikan
buku sebagai “nafas” aktivitas taman bacaan. Asal pengelola taman bacaan punya
komitmen dan konsisten dalam menjalankan aktivitas literasi di taman
bacaannnya.
Lalu, bagaimana cara taman bacaan bisa
memperoleh donasi buku?
Tentu, ada banyak cara. Tapi berdasarkan
fakta dan pengalaman donasi buku yang diterima TBM Lentera Pustaka, setidaknya ada
5 channel donasi buku yang perlu dioptimalkan para pegiat literasi di taman
bacaan, antara lain:
1.
Media sosial porsinya 40%. Donatur buku
dari media sosial tergolong paling efektif. Oleh karena itu, taman bacaan harus
aktif mempromosikan aktivitas literasi dan taman bacaannya setiap waktu. Hal
ini penting untuk menjawab “keraguan” donator buku tentang bermanfaat atau tidaknya
buku yang didonasikan. Bila anak-anaknya banyak dan aktivitasnya rutin, pasti donatur
senang menyumbang buku ke taman bacaan.
2.
Relasi pendiri atau pengelola taman
bacaan porsinya 25%. Donatur buku yang cukup signifikan adalah dari relasi
pendiri atau pengelola taman bacaan. Sebuat saja rekan-rekan pegiat literasi di
keseharian. Karena mereka tahu, kita punya aktivitas di taman bacaan maka mereka
pun tergerak untuk membantu buku-buku sebagai bakti sosial. Siapa relasi pengelola
taman bacaan? Bisa teman di kantor, di kampus, atau di organisasi lain yang
mengenal kita sebagai personal yang punya integritas dalam mengabdi di taman
bacaan.
3.
Komunitas porsinya 15%. Donatur buku
lainnya yaitu komunitas atau organisasi informal yang punya kesamaan hobi atau
minat, seperti fans K-Pop, alumni, komunitas motor/mobil. Mereka biasanya menjadikan
taman bacaan sebagai tempat bakti sosial, termasuk menyumbang buku-buku bacaan.
4.
Organisasi literasi porsinya 10%. Donatur
buku ini berasal dari organisasi yang berkecimpung di dunia literasi atau taman
bacaan, seperti 1001 Buku, Forum TBM, Pustaka Bergerak Indonesia, dan
sebagainya. Tentu, syarat keaktifan pun jadi poin penting untuk mendapat donasi
buku dari sini.
5.
Tulisan porsinya 10%. Nah ini yang jarang
dilakukan pengelola taman bacaan, bahwa donatur buku pun bisa diperoleh dari
tulisan-tulisan yang dibuat dan dipublikasikan, baik di media sosial atau media
online. “Mbah Google” ikut berperan di sini, bila donatur buku mau mencari tempat
atau taman bacaan yang bisa menerima donasi buku.
Mungkin ada yang menanyakan,
apakah ada donasi buku dari pemerintah? Mungkin saja ada. Tapi sejauh yang dialami
TBM Lentera Pustaka, mohon maaf, kontribusi pemerintah sama sekali tidak ada.
Jika ada pun tidak signifikan. Entah kenapa, mungkin ada yang tahu jawabannya?
Wajib diketahui, donasi
buku itu tidak haru buku bacaan baru tapi juga buku bekas yang layak dibaca. Donasi
buku pun boleh buku apa saja. Asal buku bacaan dan bukan buku pelajaran
sekolah. Bahkan donasi buku pun bisa juga berupa uang yang diberikan donator untuk
dibelikan buku bacaan. Seperti yang dialami TBM Lentera Pustaka saat
mendapat donasi buku senilai Rp. 10 juta (8/02/2022) dari teman sekelas saya di
S3 Manajemen Pendidikan Unpak.
Maka untuk memperoleh donasi
buku. Menurut saya, ada syarat yang harus dipenuhi taman bacaan, yaitu 1) taman
bacaannya aktif dan punya kegiatan literasi yang rutin, 2) selalu
mempublikasikan aktivitas literasi atau kegiatan taman bacaannya, 3) apresiasi
dan ucapan terima kasih kepada si donatur buku, 4) punya mekanisme pencatatan
donasi buku yang baik, dan 5) buku yang didonasikan terlihat dibaca atau ada di
taman bacaan.
Sudah pasti, ada
orang-orang yang peduli kepada taman bacaan. Itu hukum mutlak karena taman
bacaan adalah perbuatan baik. Maka semua orang pasti peduli dan mau menyumbang
buku ke taman bacaan. Hanya saja faktanya, banyak donatur buku yang tidak tahu
ke mana harus menyumbang buku. Atau apakah buku-buku yang didonasikan
bermanfaat? Bila pengelola taman bacaan bisa menjawab kedua pertanyaan itu, insya
Alllah donatur buku pasti ada.
Karena para donatur buku pun paham. Bahwa taman
bacaan adalah ladang amal untuk mereka. Bila perbuatan baik, kenapa tidak mau
terlibat dan membantu taman bacaan? Salam
literasi #DonasiBuku #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar