Tidak ada seorang anak pun yang ingin "ditinggal" ayahnya. Tidak ada yang ingin menjadi anak yatim bila tidak dikehendaki-Nya. Bahkan tidak ada satu anak pun yang "terpaksa" bersedih hati karena kangen pada sosok ayahnya. Tidak satu pun. Tapi itulah yang dialami anak-anak yatim.
Sebut saja, Fulanah binti Fulan, 19
tahun. Dia anak yatim yang tidak
pernah melihat sosok ayahnya. Jangan dibelai rambutnya, atau merasakan dekapan seorang ayah. Tahu wajah ayahnya pun tidak. Anak yatim, sungguh kehilangan figur ayah dalam
dirinya. Lalu siapa yang harus peduli anak-anak yatim?
Maka berangkat dari spirit
kepedulian terhadap anak-anak ytim itulah, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung
Salak Bogor menjalankan program YABI (Yatim BInaan) sebagai ikhtiar untuk
memastikan anak-anak yatim tetap dapat sekolah dan melanjutkan pendidikan sekalipun
dalam kondisi yati. Saat ini ada 14 anak yatim dalam binaan TBM Lentera Pustaka
yang secara rutin melakukan pengajian sekaligus mendapat santunan bulanan. Bahkan
4 anak yatim diantaranya pun mendapat beasiswa bulanan untuk membantu biaya
sekolah. Ke-empat anak yatim yang dibeasiswai saat ini 1) kuliah semester 5, 2)
SMK kelas 3, 3) SMP kelas 2, dan 4) SD kelas 6. Di antara anak yatim binaan TBM
Lentera Pustaka pun ada 2 anak yatim difabel.
Seutas senyum anak-anak yatim
binaan di TBM Lentera Pustaka. Selalu terjadi setiap bulan saat mereka
pengajian bulanan. Selain mengaji dan doa bersama, mereka pun mengambil
santunan bulanan. Tentu untuk membantu biaya sekolah tapi selebihnya pun boleh
saja untuk jajan. Asal menjadi senyum untuk anak-anak yatim, di samping wujud
adanya perhatian kepada mereka. Ada sosok yang memperhatikan dan peduli kepada
anak-anak yatim di taman bacaan. Maka
taman bacaan di mana pun, sejatinya dapat menjalankan peran untuk menyantuni
anak-anak yatim selain menjadi tempat membaca buku. Tentu, bila hal itu
memungkinkan.
Kenapa TBM Lentera
Pustaka menjalankan program Yatim BInaan?
Dari lubuk hati yang paling dalam,
tentu program Yatim Binaan di taman bacaan
adalah wujud syukur atas anugerah Allah SWT. Agar taman bacaan “tetap eling” kepada anak-anak yang tidak beruntung seperti
anak-anak lainnya. Karena lancar tidaknya aktivitas taman bacaan pun sangat
tergantung pada kepedulian sosial terhadap anak-anak yatim. Di samping TBM
Lentera Pustaka pun bertekad menjadi sentra pemberdayaan masyarakat, khususnya
untuk menekan angka putus sekolah. Melalui pengajian, setiap bulan anak-anak
yatim mengaji, bertatap muka, bernasehat, membaca doa, dan berbagi
rezeki untuk mereka. Tentu didukung oleh orang-orang baik yang menitipkan sedekahnya
ke taman bacaan.
Bersama anak-anak
yatim, siaa pun bisa belajar.
Bahwa anak-anak yatim bukanlahh anak-anak yang perlu dikasihani.
Tapi anak-anak yang harus dibantu.
Agar tidak ada anak yatim yang
putus sekolah. Sebab, sebaik-baik manusia adalah
manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya.
Senyum anak yatim di
taman bacaan. Sejatinya memberi pesan bahwa
manusia pada dasarnya ‘bukan apa-apa, bukan siapa-siapa”. Karena itu,
tebarkanlah kebaikan dalam bentuk nyata kepada sesama. Di samping tetap istiqomah dalam berjuang untuk kebaikan di jalan
Allah. Agar selalu diberi kesehatan, kemudahan dan keberkahan dalam hidup. Karena siapa pun, bila berani
menyenangkan Allah SWT, insya Allah akan disenangkan-Nya.
Adalah realitas, masih ada anak-anak yang tidak
seberuntung anak-anak lainnya. Jangankan menonton TV, makan enak atau
berwisata, anak-anak yatim bisa melanjutkan sekolah dan tetap bisa hidup
seperti anak-anak lainnya saja butuh
perjuangan. Butuh uluran tangan orang lain. Karena ancaman kemiskinan dan kebodohan selalu
menghantui mereka.
Karena itu, program YAtim BInaan (YABI) melengkapi
program yang dijalankan TBM Lentera Pustaka saat ini. Selain program 1) TABA (Taman
BAcaan) dengan 160 anak yang rajin membaca seminggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu)
dan berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA
(GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar buta huruf, 3) KEPRA
(Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) TBM Ramah Difabel dengan
3 anak difabel, 5) KOPERASI LENTERA dengan 31 ibu-ibu anggota koperasi simpan
pinjam, dan 6) JOMpo BInaan (JOMBI) dengan 8 ibu kaum lansia.
Maka selagi mampu, berbuatlah agar anak-anak yatim selalu tersenyum. Karena “kekayaan bukanlah seberapa banyak Anda mengumpulkan. Tapi seberapa banyak Anda bisa memberikan”. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar