Katanya sih pernah ikut seminar dana pensiun saya. Tiba-tiba ada orang muda yang telepon saya. Setelah memperkenalkan diri, dia bilang ke saya: “Pak, salam kenal. Saya seorang pekerja. Intinya begini Pak, saya ingin mulai menabung untuk pensiun saya. Karena kerja kan tidak selamanya. Bla … bla ... bla …”. Begitulah dia bilang panjang lebar.
Lalu saya jawab ke dia, “Wahh
bagus banget itu Mas. Ya sudah mulai saja jadi peserta program DPLK (Dana
Pensiun Lembaga Keuangan). Pilih saja yang ada di pasaran. Bagus itu, selagi
kerja berani mulai nabung untuk masa pensiun. Jarang-jarang ada pekerja mau menyiapkan
masa pensiunnya sendiri. Silakan Mas, jangan dituna lagi”
Dia lalu bilang lagi, "Begini Pak
tapinya, saya belum tahu mau menyisihkan berapa per bulannya buat dana pensiun.
Baru niat
saja mau punya program
pensiun. Makanya tanya bapak dulu. Mohon arahannya Pak".
Maka dengan santai saya menjawab
"Begini saja Mas, daftar
saja dulu ke DPLK. Berapa per bulan iuran sesuaikan saja dengan kemampuan ya.
Asal segera ekskusi punya dana pensiun. Apalagi niatnya sudah bagus. Program pensiun bukan hanya niat Mas. Tapi butuh eksekusi,
alias harus dimulai sejak dini. Asal mau sisihkan dana untuk masa pensiun
nantinya. Jangan udah punya niat tapi tidak dilakukan. Mana mungkin masa pensiun
sejahtera. Seperti di Bapak purnawirawan yang jadi manusia silver lho”.
Sambil agak tersenyum, dia masih ngomong lagi.
"Terus Pak, nanti saat bayar
iuran bulanan untuk pensiun. Bila saya tidak bisa bayar atau lupa, gimana? Apa
saya ditagih semuanya iuran pensiun saya? Soalnya saya pengen punya program
pensiun. Tapi belum tahu caranya?”
"Loh, si Mas kerja
kan?” tanya saya lagi, dia pun
menjawab "Iya kerja Pak, di sebuah kantor di Jl. Sudirman tapi hanya pegawai biasa".
"Ohhh itu gak
masalah. Daftar saja dulu Mas ke DPLK untuk punya program pensiun ya. Soal
iuran semampunya saja bisa 100 ribu atau 200 ribu. Usahakan disiplin setiap
bulan sisihkan iuran pensiunnya. Tapi bila lupa pun tidak masalah. Karena iuran
yang tidak dibayarkan di program pensiun bukan dianggap utang Mas. Kan DPLK sukarela
jadi tidak masalah. Asal muali saja dulu jadi peserta DPLK ya biar masa
pensiunnya uangnya cukup. Jadi, daftar saja dulujadi peserta ya sekarang" lanjut ceramah saya
begitu.
Lalu dia berkata lagi. "Pak Syarif , maaf ya. Bisa
tidak bantu saya hubungi DPLK-nya. Biar saya
isa tanya juga gimana caranya jadi peserta DPLK itu? Saya takut gak bisa
bayar iuran setiap bulan. Maklum Pak, kan banyak kebutuhan biar anak muda juga.
Takut jadi berat saja”.
Tensi saya pun mulai
naik. Maunya apa si
anak muda. Mau jadi peserta DPLK atau nanya doang. Maka saya
jawab lagi. "Begini ya Mas,
kalau mau punya program
pensiun. Mau jadi peserta DPLK lakukan saja dulu. Daftar ke DPLK, nanti tanya
di sana ya. Pekerja muda kayak Mas itu bagus bila mau menyisihkan gaji untuk masa
pensiun. Eksekusi saja dulu. Jangan mikir yang macam-macam. Bukan saya tidak
mau bantu. Si Mas mau jadi peserta DPLK saja nanya melulu. Padahal belum jadi
peserta. Gimana mau pensiun sejahtera? Belum jadi peserta sudah banyak yang
dipikirkan?".
Ehh dia masih berkilah. "Ohh ya udah, Pak Syarif. Kalau Bapak tidak mau bantu, nanti
saya pikirkan lagi deh untuk jadi peserta DPLK.
Kalau masalah pensiun sih, gimana nanti saja ya Pak. Terima
kasih ya Pak"
.
"Maaf ya Mas,
bukannya saya tidak
mau bantu. Mas tanya kan
sudah saya jawab. Tapi ini buat
pelajaran saja. Kalau sudah punya
niat mau siapkan
pensiun sendiri, ya segera eksekusi. Daftar jadi peserta DPLK. Itu sudah pas. Bila mau pensiun
sejahtera, mulai untuk nabung sedari muda Mas. Sisihkan sedikit
gaji buat program pensiun.
Semampu si Mas saja. Agar sadar bahwa kerja itu tidak selamanya. Dan hari tua
itu harus dipersiapkan. Karena memang, hanya si pekerja yang harus peduli pada
masa pensiunnya sendiri. Tapi kalau si Mas, belum masuk jadi peserta DPLK sudah
banyak tanya. Banyak begini begitu ya susah juga!!" Begitu jawaban
saya dengan nada agak keras.
Tut... tuut... tuuuut. Ternyata
telepon pun di matikan.
Yah begitlah kenyataan pekerja di dekat kita. Sadar bahwa
mempersiapkan masa pensiun itu penting. Tahu menabung untuk hari tua itu bagus.
Tapi sayang, hanya mendaftar jadi peserta program pensiun sepert DPLK saja
tidak berani memulai. Punya niat tapitidak dieksekusi. Lalu, gimana masa
pensiunnya bisa sejahtera?
Katanya masa pensiun penting dipersiapkan sejak dini.
Semua orang bilang begitu, semua pekerja sadar itu. TAPI BERJUANG UNTUK JADI
PESERTA DPLK saja setengah-setengah. Belum apa-apa sudah banyak yang ditanya,
ehh akhirnya tetap tidak punya program pensiun.
Pantas, masa pensiun banyak pekerja selalu jadi momok
yang menakutkan. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar