Rabu, 12 Mei 2021

Literasi Silaturahim Lebaran Saat Pandemi Covid-19, Gimana Caranya?

Lebaran tahun 2021 ini bikin galau, Bila tidak mau dibilang stress. Begitu kata sebagian besra kawan saya. Kerena terlalu banyak larangan. Banyak kekhawatiran. Mudik dilarang, halal bihalal dilarang, bahkan sholat Ied pun akhirnya dibatalkan. Apalagi kerumunan. Semuanya akibat pandemi Covid-19. Keadaan yang sangat bisa dimaklumi. Mungkin, seumur-umur ada lebaran. Inilah kali kedua, berlebaran dalam suasana galau. Bila tidak mau disebut mencekam. Idulfitri 1442 H, terpaksa #DiRumahAja.

 

Sekalipun dilarang, ada 1,2 juta orang sudah mudik tinggalkan Jakarta. Belum lagi puluhan ribu kendaraan yang terpaksa disuruh putar balik. Penyekatan jalan ada di mana-mana. Pemudik makin galau. Karena mudik dan bersilaturahim saat lebaran boleh jadi sudah tradisi. Bahkan dianggap sakral. Suasana batin dan pikiran lebaran kali ini, campur aduk. Penuh warna-warni tapi tetap mencekam.

 

Lalu, bagaimana bisa silaturahim dan berkunjung ke rumah orang tua atau kerabat?

Inilah persoalannya. Silaturahim, halalbihalal, saling berkunjung ke rumah kerabat sudah jadi ritual setiap kali lebaran. Tapi di masa pandemi Covid-19 begini, apa harus tetap dilakukan? Ada yang bilang harus, karena kapan lagi bisa berjumpa oramg tua dan saudara. Ada yang bilang nanti saja karena khawatir terjangkit Covid-19. Ngeri-ngeri sedap memang suasana silaturahim lebaran tahun ini. 

 

Satu hal yang patut disadari. Pandemi Covid-19 itu nyata. Covid-19 itu masih ada dan makin sulit diduga. Antara yang terjangkit dan tidak terjangkit. Vaksinasi pun bukan jaminan tidak tertular. Kemarin-kemarin, berapa banyak saudara dan kawan kita yang akhirnya meninggal dunia akibat Covid-19. Maka tetap waspada dan berhati-hati terhadap Covid-19. Lebih baik menahan diri daripada menyesal kemudian.

 


Silaturahim memang sudah tradisi. Tapi lebaran kali ini sebaiknya dilakukan secara virtual atau online. Karena silatirahim atau halalbihalal berpotensi terjadi “kerumunan”. Apalagi yang merasa sehat, biasanya “mengabaikan” protokol kesehatan. Ketahuilah, sehat itu mahal. Jangan abaikan soal sepele bila akhirnya fatal. Jangan memaksa silaturahim. Mari jaga kesehatan orang tua dan saudara-saudara kita. Lebih baik mencegah daripada mengobati. 

 

Jika pun ngotot mau silaturahim di saat lebaran, pastikan sikap toleransi dan kesabaran kita harus sepenuh hati. Demi kesehatan dan kenyamanan semua pihak. Maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila mau bersilaturahim saat lebaran tahun ini:

1.      Cek dulu lokasi atau tempat silaturahim yang dituju, tergolong “merag” atau “hijau”.

2.      Hubungi dulu orang tua atau saudara yang akan dikunjungi sebelum berangkat, tanya baik-baik apakah yang bersangkutan bersedia dikunjungi atau tidak?

3.      Bila bersedia, pastikan patuhi protokol kesehatan dengan ketat (memakai masker, mencucui tangan, menjaga jarak). Bila tidak bersedia, tolong dihormati dan tidak usah tersinggung karena memang begitu seharusnya.

4.      Saat tiba di rumah atau tempat silaturahim yang dikunjungi, sebaiknya tidak usah salaman atau peluk-pelukan. Hormati dengan tidak meegang orang tua, saudara yang punya riwayat penyakit, anak-anak, atau bayi.

5.      Intinya silaturahim adalah memperbaiki hubungan dan saling bermaaf-maafan. Maka hargai setiap sikap dan perilaku bila dibatasi dengan protokol kesehatan.

 

Sungguh, lebaran tahun ini memang berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya. Penuh keterbatasan dan banyak aturan yang harus dipatuhi. Karena itu, hormati setiap keputusan orang tua atau saudara yang akan dikunjungi. Tidak usah tersinggung apalagi menghakimi. Karena semuanya dilakukan sebagai bagian ikhtiar sehat.

 

Idulfitri 1442 H atau lebaran tahun ini, sejatinya bisa jadi momentum untuk membangun sikap saling pengertian, saling menghargai di antara kita. Di samping melatih diri untuk  berdamai dengan realitas pandemi Covid-19. Tetaplah jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan saat silaturahim lebaran.

 

Karena siapapun tidak pernah tahu. Ada di mana virus Covid-19m siapa yang terkena, dan kapan bisa tertular? Semoga, kita semua dilindungi Allah SWT dan pandemic Covid-19 segera berakhir, amiin.

 

Selamat Idulfitri 1442 H, Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lair batin. #LebaranSaatCovid19 #HikmahIdulFitri #Lebaran2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar