Lebaran tahun 2021 ini bikin galau, Bila tidak mau dibilang stress. Begitu kata sebagian besra kawan saya. Kerena terlalu banyak larangan. Banyak kekhawatiran. Mudik dilarang, halal bihalal dilarang, bahkan sholat Ied pun akhirnya dibatalkan. Apalagi kerumunan. Semuanya akibat pandemi Covid-19. Keadaan yang sangat bisa dimaklumi. Mungkin, seumur-umur ada lebaran. Inilah kali kedua, berlebaran dalam suasana galau. Bila tidak mau disebut mencekam. Idulfitri 1442 H, terpaksa #DiRumahAja.
Sekalipun
dilarang, ada 1,2 juta orang sudah mudik tinggalkan Jakarta. Belum lagi puluhan
ribu kendaraan yang terpaksa disuruh putar balik. Penyekatan jalan ada di
mana-mana. Pemudik makin galau. Karena mudik dan bersilaturahim saat lebaran
boleh jadi sudah tradisi. Bahkan dianggap sakral. Suasana batin dan pikiran
lebaran kali ini, campur aduk. Penuh warna-warni tapi tetap mencekam.
Lalu,
bagaimana bisa silaturahim dan berkunjung ke rumah orang tua atau kerabat?
Inilah
persoalannya. Silaturahim, halalbihalal, saling berkunjung ke rumah kerabat
sudah jadi ritual setiap kali lebaran. Tapi di masa pandemi Covid-19 begini,
apa harus tetap dilakukan? Ada yang bilang harus, karena kapan lagi bisa
berjumpa oramg tua dan saudara. Ada yang bilang nanti saja karena khawatir
terjangkit Covid-19. Ngeri-ngeri sedap memang suasana silaturahim lebaran tahun
ini.
Satu
hal yang patut disadari. Pandemi Covid-19 itu nyata. Covid-19 itu masih ada dan
makin sulit diduga. Antara yang terjangkit dan tidak terjangkit. Vaksinasi pun
bukan jaminan tidak tertular. Kemarin-kemarin, berapa banyak saudara dan kawan
kita yang akhirnya meninggal dunia akibat Covid-19. Maka tetap waspada dan berhati-hati
terhadap Covid-19. Lebih baik menahan diri daripada menyesal kemudian.
Silaturahim
memang sudah tradisi. Tapi lebaran kali ini sebaiknya dilakukan secara virtual
atau online. Karena silatirahim atau halalbihalal berpotensi terjadi
“kerumunan”. Apalagi yang merasa sehat, biasanya “mengabaikan” protokol
kesehatan. Ketahuilah, sehat itu mahal. Jangan abaikan soal sepele bila
akhirnya fatal. Jangan memaksa silaturahim. Mari jaga kesehatan orang tua dan
saudara-saudara kita. Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Jika
pun ngotot mau silaturahim di saat lebaran, pastikan sikap toleransi dan
kesabaran kita harus sepenuh hati. Demi kesehatan dan kenyamanan semua pihak.
Maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila mau bersilaturahim saat
lebaran tahun ini:
1. Cek dulu lokasi
atau tempat silaturahim yang dituju, tergolong “merag” atau “hijau”.
2. Hubungi dulu orang
tua atau saudara yang akan dikunjungi sebelum berangkat, tanya baik-baik apakah
yang bersangkutan bersedia dikunjungi atau tidak?
3. Bila bersedia,
pastikan patuhi protokol kesehatan dengan ketat (memakai masker, mencucui
tangan, menjaga jarak). Bila tidak bersedia, tolong dihormati dan tidak usah
tersinggung karena memang begitu seharusnya.
4. Saat tiba di
rumah atau tempat silaturahim yang dikunjungi, sebaiknya tidak usah salaman atau
peluk-pelukan. Hormati dengan tidak meegang orang tua, saudara yang punya riwayat
penyakit, anak-anak, atau bayi.
5. Intinya
silaturahim adalah memperbaiki hubungan dan saling bermaaf-maafan. Maka hargai
setiap sikap dan perilaku bila dibatasi dengan protokol kesehatan.
Sungguh,
lebaran tahun ini memang berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya. Penuh
keterbatasan dan banyak aturan yang harus dipatuhi. Karena itu, hormati setiap
keputusan orang tua atau saudara yang akan dikunjungi. Tidak usah tersinggung
apalagi menghakimi. Karena semuanya dilakukan sebagai bagian ikhtiar sehat.
Idulfitri
1442 H atau lebaran tahun ini, sejatinya bisa jadi momentum untuk membangun
sikap saling pengertian, saling menghargai di antara kita. Di samping melatih
diri untuk berdamai dengan realitas pandemi Covid-19. Tetaplah jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan
saat silaturahim lebaran.
Karena
siapapun tidak pernah tahu. Ada di mana virus Covid-19m siapa yang terkena, dan
kapan bisa tertular? Semoga, kita semua dilindungi Allah SWT dan pandemic Covid-19
segera berakhir, amiin.
Selamat
Idulfitri 1442 H, Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lair batin. #LebaranSaatCovid19
#HikmahIdulFitri #Lebaran2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar