Kata orang bijak, apa pun dalam hidup jadi lebih indah bila dihadapi dengan humor. Dengan tawa ceria asal tulus. Bukan mentertawakan.
Humor
dan tertawa bisa jadi aktivitas yang paling menyenangkan. Karena tanpa tawa,
hidup siapa pun rasanya hambar dan membosankan. Humor bukan saja murah. Tapi ada
pada setiap orang. Lagian, tidak semua hal harus dihadapi dengan serius. Toh,
apa yang terjadi di dunia ini sudah dalam skenario-Nya. Rezeki pun tidak akan
pernah tertukar. Jadi jangan tinggalkan humor. Ituah substansi literasi humor.
Kadang, hidup itu sendiri sebuah humor. Lucu dan bisa ditertawakan. Ada
yang kerja keras tapi tidak kaya-kaya. Ada yang tidak kerja sama sekali tapi
tetap bisa hidup. Jadi tetaplah bersahabat dengan humor. Karena humor itu membawa
banyak hal positif dalam hidup. Katanya, humor itu bikin sehat. Tekanan darah
turun, jantung normal, imunitas bertambah. Apalagi di tengah pandemi Covid-19,
banyak orang yang ketakutan dan imunitas-nya drop.
Menariknya,
humor dianggap dapat mengusir penyakit mental (stress, depresi). Tertawa pun dianggap bisa
menambah masa hidup seseorang. Semakin sering tertawa semakin tinggi angka harapan
hidupnya. Luar biasa. Selain teman
bertambah, humor pun dapat mengusir perbedaan. Karena tawa itu universal dan milik
bersama. Tanpa peduli partainya apa, presidennya siapa atau alirannya apa?
Humor itu bikin bersatu dan damai. Indonesia pun butuh humor.
Seperti di taman bacaan pun butuh humor. Bukan hanya mengurusi
anak-anak yang membaca buku. Bukan melulu soal cara taman bacaan tetap eksis.
Taman bacaan pun butuh hiburan. Ajaklah anak-anak dan orang dewasa ke taman
bacaan dengan humor. Dengan sesuatu yang lucu dan menyenangkan.
Seperti kemarin. Saat matahari terik, saya pun pengen
banget minum es campur. Setelah keliling, akhirnya ada juga tukang es campur di
pinggir jalan. Penjualnya pun perempuan cantik. Terjadilah dialog antara pembeli
dan penjual es campur:
L : Mbak, pesen es campur-nya satu dong…
P : Iyaa Pak, sebentar ya …. (sambil siapkan
mangkok)
L : Ehh Mbak, maap ya. Es campur-nya
boleh dipisah gak?
P : Lahh, emang kenapa dipisah Pak? (tampang
agak kesel, kok es campur dipisah)
L : Soalnya kalo dicampur, saya khawatir
gak bisa bedain mana yang tulus mana yang modus mbak.
P : Ohh gitu. Bapak mau sekalian dicampur
di mangkok gak?
L : Maap Mbak, kan cuma usul. Jangan marah
dong. Ya udah, dicampur aja deh.
Mungkin karena Covid-19, pembeli sepi. Tukang es
campur saja jadi gampang marah. Mudah lupa pentingnya bercanda, pentingnya
humor. Maka jangan tinggalkan humor. Agar lebih rileks dalam menghadapi soal
apa pun. Dan tentu, agar lebih sehat dan panjang umur.
Ketahuilah, humor itu berkah terbesar yang dimiliki
seseorang dan patut disyukuri. Karena humor, tidak ada yang bisa merampasnya.
Sekuat apa pun niat dan usaha orang-orang di luar sana. Salam literasi. #KampanyeLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar