Tim Indonesia “dipaksa” mundur dari turnamen bergengsi All England 2021.
Konon penyebabnya, akibat saat penerbangan dari Istanbul
ke Birmingham terdapat penumpang yang terkena COVID-19. Pemerintah Inggris dan BWF
memutuskan seluruh tim Indonesia dipaksa harus mundur dari turnamen bulutangkis
bergengsi sejagat itu. Sontak, sebagai bangsa. Kita semua kecewa, marah, dan
tidak terima. Bahkan ada yang mengajak boikot Inggris. Karena itu, keputusan
sepihak dan sangat merugikan atlet Indonesia.
Dipaksa mundur dari All England. Pasti kecewa dan
marah. Apalagi sepihak, tanpa kompromi tanpa komunikasi. Merasa dizolimi.
Merasa diperlakukan tidak adil. Maka, sangat wajar marah. Sangat wajar kecewa
dan menuding Inggris atau BWF tidak objektif.
Atas sebab apapun. Termasuk dipaksa mundur dari
All England. Kecewa boleh, marah silakan. Boikot pun tidak dilarang. Itu jadi
bukti. Bahwa dipaksa mundur itu tidak enak. Diperlakukan tidak adil atau dizolimi
itu menyakitkan. Maka hikmahnya, janganlah bertindak tidak adil. Jangan
menzolimi siapapu, dalam hal apapun.
Patut bertanya pada diri sendiri. Apakah selama
ini kita sudah bertindak adil? Apakah selama ini kita tidak menzolimi orang
lain? Bila tidak, maka alhamdulillah dan lanjutkanlah Bila iya, maka pasti si
orang yang diperlakukan tidak adil atau dizolomi pun kecewa dan marah.
Jadi begini. Kita sama sekali tidak bisa mengontrol
apa yang mau dilakukan orang lain kepada kita. Karena siapapun bebas bertindak apapun
kepada siapapun. Mau menyenangkan atau merugikan, sama sekali kita tidak bisa control
orang lain. jadi, kita hanya bisa menerima dan mengambil hikmahnya. Hanya itu,
mengambil pelajaran dari setiap peristwa pada diri kita. Maka soal All England,
Indonesia pun tidak bisa mengontrol keputusan Pemerintah Inggris atau BWF.
Bahwa ikhtiar bertanya tentu harus dilakukan, apa alasannya? Bahwa kecewa,
marah, dan ingin boikot pun dapat dimaklumi.
Sekalipun tim All
England niatnya berjuang untuk nama bangsa dan negara. Tapi jangan lupa,
sebagai manusia ada anjuran untuk sabar. Sabar dalam menerima perlakuan orang
lain. Sabar dalam ikhtiar, dan sabar dalam menerima keputusan apapun. Enak atau
tidak enak ya sabar. Karena sejatinya, “Sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal
soleh. Yaitu mereka yang sabar dan mereka pula berserah diri bulat-bulat kepada
Tuhannya." (QS Al-Ankabut, 58-59).
Begitu
pula saat pegiat literasi berjuang di taman bacaan. Selalu saja ada orang yang
tidak peduli, Ada orang yang tidak suka, ada pula orang yang membenci taman
bacaan. Lalu kita bertanya, bila taman bacaan baik. Kenapa ada orang yang tidak
suka? Bila sudah ikhtiar dan dikomunikasikan, maka taman bacaan pun harus
bersabar. Sabar di jalan kebaikan untuk menegakkan tradisi baca dan budaya
literasi.
Sabar dan sabar. Karena cobaan
atau musibah yang menimpa kita pasti sudah diatur oleh Allah SWT. Jika ikhtiar
baik sudah, doa baik sudah. Maka bersabarlah dan sehakan segalanya kepada Allah
SWT. Biarkan Allah SWT yang akan bekerja untuk kita.
Dunia literasi hanya
ingin menegaskan. Bahwa siapapun tidak akan pernah bisa mengontrol apa yang mau
dilakukan orang lain kepada kita. Karena kita hanya bisa mengontrol diri kita
sendiri. Bukan mengontrol orang lain. Salam literasi #KampanyeLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar