Pecah rekor bukan hanya soal kasus positif Covid-19. Bukan pula di olimpiade. Ternyata pecah rekor pun bisa terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) srbagai lembaga pendidikan masyarakat (Dikmas) yang mengemban misi sosial untuk menumbuhkan minat baca – tradisi baca dan budaya literasi anak-anak dan masyarakat.
Rekor itulah yang diukir TBM Lentera Pustaka di Kaki
Gunung Salak Bogor. Pasalnya dalam kurun waktu seminggu (13-18 Desember 2020)
diserbu 26 anak usia sekolah sebagai pembaca baru di taman bacaan. Rinciannya,
11 anak (13 Des), 4 anak (16 Des), dan 11 anak (18 Des). Anak-anak pembaca baru
di TBM Lentera Pustaka didominasi anak-anak dari Kampung Jami 73% dan Warung
Loa dan Tamansari 23%.
Bila sebelumnya jumlah anak pembaca aktif ada 70
anak. Maka kini, TBM Lentera Pustaka menjadi tempat membaca 96 anak atau
meningkat 37%. Sungguh, angka pertumbuhan yang fantastis dan luar biasa. Kata
kuncinya sederhana, taman bacaan memang harus dikelola dengan baik dan optimal.
Sehingga dipilih anak-anak sebagai tempat untuk membaca sekaligus menghabiskan
waktu dengan buku bacaan apalagi di tengah pandemi Covid-19. Saat ini anak-anak
TBM Lentera Pustaka membaca 3 kali seminggu (Rabu-Jumat-Minggu selama 2,5 jam)
dan 96 anak yang ada berasal dari 3 desa (Sukaluyu-Tamansari-Sinarwangi).
Bahkan sebagian anak, berjalan kaki 20-30 menit untuk menuju taman bacaan.
Melalui model “TBM Edutainment”, TBM
Lentera Pustaka menekankan tata Kelola taman bacaan berbasis edukasi dan
entertainment. Yaitu bercirikan 1) membaca bersuara, 3) senam literasi, 3)
salam literasi, 4) doa literasi, 5) event bulanan secara rutin dengan
mendatangkan tamu dari luar, 6) jajajan kampung gratis, dan 7) laboratorium
baca setiap hari Minggu. Semuanya dilakukan untuk menjaga semangat anak-anak,
di samping menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang menyenangkan. Karena
membaca memang harus senang.
Taman bacaan di Kaki Gunung Salak yang dikenal
kreatif ini, prinsipnya selalu memberi kesempatan anak-anak usia sekolah untuk
membaca buku secara konsisten. Tujuannya, agar terbentuk kebiasaan membaca
anak. Di samping untuk menekan angka putus sekolah. Karena di wilayah ini,
tingkat pendidikan masyarakatnya 81% sebatas SD dan 9% SMP. Dan setelah 3 tahun
berjalan, kini anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka sudah mampu
“melahap” 5-8 buku per minggu.
Rekor bertambahnya anak-anak pembaca di
TBM Lentera Pustaka ini patut disyukuri. Bahkan mungkin sulit untuk terulang
lagi. Namun ini jadi bukti. Bahwa di tengah gempuran era digital dan maraknya
anak-anak yang gemar main gawai atau nongkrong. Justru di TBM Lentera Pustaka,
tradisi membaca anak-anak kian bergelora. Panorama anak-anak yang sedang
membaca buku mudah didapati di taman bacaan ini.
“Terus terang, TBM Lentera Pustaka hanya
ingin hadir dan menjadi arena baca anak-anak. Taman bacaan di manapun harus
berproses. Untuk mengelola buku bacaan, tempat baca dan anak-anak yang membaca.
Bila semuanya bisa dipenuhi, maka anak-anak yang belum bergabung akan datang
dengan sendirinya. Ikhtiar baik pasti meraih hasil yang baik pula, itu hukum
alam. Selamat membaca anak-anak” ujar ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala
Program TBM Lentera Pustaka.
TBM Lentera menegaskan. Setidaknya ada 5 (lima)
manfaat anak-anak untuk membaca buku di taman bacaan; 1) memperkaya
pengetahuan, 2) menambah kosakata baru, 3) membangun rasa percaya diri, 4)
memperkuat movivasi belajar, dan 5) menyelamatkan masa depan. Apalagi bagi
anak-anak yang terancam putus sekolah, membaca buku adalah salah satu cara
untuk mengubah mind set agar mau terus sekolah. Tidak pasrah terhadap keadaan.
Sejatinya, taman bacaan hanya berjuang. Untuk
mengembalikan anak-anak Indonesia agar tetap membaca buku. Agar mampu “bertahan
hidup” dalam segala keadaan. Di taman bacaan, tidak ada rekor yang sengaja
diukir. Karena semuanya terjadi secara alamiah. Melalui tata kelola taman
bacaan yang baik. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat
yang kian langka. Salam literasi … #TBMLenteraPustaka #TamanBacana #AnakPembaca #BudayaLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar