Apa benar kamu belum pernah ngopi bareng? Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?
Ngopi barenglah dulu. Sebelum semuanya
terlambat. Apalagi di masa Covid-19 begini. Banyak orang OTG tiba-tiba
meninggal dunia. Karena sehat bukan hanya fisik. Tapi sehat itu lebih ke batin.
Ngopi bareng itu obatnya batin.
Kenapa ngopi bareng?
Karena kopi
atau ngopi bareng, segala hal dalam hidup jadi terasa lebih ringan dan
menyenangkan. Ngopi bareng kian mengingatkan manusia itu bukan apa-apa dan
bukan siapa-siapa. Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?
New England
Journal of Medicine (2012) pernah melansir hasil penelitian. Bahwa orang yang berusia 50 hingga 70
tahun memiliki risiko untuk meninggal dunia lebih kecil. Karena dalam waktu 12
tahun terakhir sering minum kopi secara signifikan. Apalagi yang masih muda
atau milenial.
Ngopi barenglah dulu.
Karena saat ngopi bareng, sama sekali
tidak masalah Jaksa Pinangki bersekongkol dengan siapa. Tidak masalah kata “anjay”
tiba-tiba dipersoalkan. Bahkan rupiah anjlok pun sama sekali bukan petaka. Di
kalangan tukang ngopi bareng, beda pandangan itu biasa. Apalagi beda pilihan.
Semuanya boleh-bleh saja. Asal jangan bikin hoaks, jangan menebar ujaran
kebencian. Apalagi menghujat dan caci maki atas dasar subjektivitas.
Sebab saat ngopi bareng. Tidak ada
kehidupan yang buruk-buruk banget. Tidak ada pula manusia yang berniat jahat. Hanya
proses yang menjadikan beda pendapat, proses pula yang membuat hasil kurang
memuaskan. Jadi ngopi barreng saja dulu. Agar semua tetap waras, tetap dihadapi
dengan rileks. Selagi masih bisa ngopi, tidak ada hal yang tidak bisa
diselesaikan.
Kata kawan
saya. Orang yang jarang ngopi bareng hidupnya sempit alias sesak. Semua hal
yang kurang dan jelek pada diri orang lain selalu dipersoalkan. Nyinyir atau
mencibir, seolah dirinya sudah baik. Maka ngopi barenglah dulu.
Ngopi bareng. Sungguh mengingatkan “nikmat
Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?”. Agar siapapun, punya imunitas tubuh yang lebih
sehat Apalagi di masa Covid-19. Agar hidup lebih optimis menapaki hari-hari ke
depan. Karena semuanya yang ada pada kamu dan pada kita sudah digariskan Ilahi
Rabbi. Allah SWT sudah berkehendak atas apa yang dialami, atas apa yang terjadi.
Semua kehendak Allah SWT. Maka yang tersisa, manusia hanya bisa ikhtiar yang
baik dan doa yang baik.
Ngopi bareng itu hanya simbol.
Agar manusia tidak perlu terlalu ngotot
untuk berkuasa, tidak perlu terlalu benci untuk memusuhi. Tidak usah terlalu
cinta bila akhirnya kecewa. Tidak usah pula terlalu bangga bila akhirnya duka. Jadi,
hadapi saja semua dengan rileks. Tidak usah terlalu serius, karena sebaik-baik
manusia itu pada akhirnya ... saat dia tiada.
Maka di TBM Lentera Pustaka selalu terapkan filosofi ngopi bareng. Ngopi bersama-sama saat berada di taman bacaan di Kaki Gunung Salak Bogor. Karena ngopi bareng itu sederhana. Sederhana
dalam bersikap dan bertindak.
Tidak usah terlalu ngotot mengejar dunia
bila membuat lupa akhirat. Tidak perlu membanggakan disik bila batinnya rapuh
Tidak perlu pula membanggakan diri bila manfaatnya tiada. Karena harta,
pangkat, jabatan dan apapun hanya titipan. Jangan pula menyebut diri kita baik
sambil menjelekkan orang lain. Jangan mau menguasai tanpa mau dikuasai. Itu
semua salah.
Ngopi bareng. Nikmat Tuhan mana lagi yang
kamu dustakan?
Karena kopi itu bisa pahit bisa manis.
Seperti hidup manusia, selalu ada di dua kutub; baik atau buruk. Suka atau
tidak. Senang atau benci. Tapi pada secangkir kopi, pahit dan manis itu selalu
bisa "menyatu", bisa tetap bersahabat lalu memberi kehangatan.
Hebatnya lagi, tidak ada secangkir kopi di manapun yang memabukkan. Apalagi saat
ngopi bareng.
Mereka yang gemar "ngopi
bareng" selalu apa adanya, bicara yang seharusnya. Kaum ngopi bareng tidak
bisa merekayasa apapun. Bahkan tidak bisa berkamuflase. Saat ngopi bareng,
pikiran boleh berseberangan, sikap boleh bertentangan. Tapi saat ngopi bareng
pasti ada kehangatan, ada persahabatan. Homo homini socius, bukan homo homini
lupus.
Jadi, ngopi barenglah dulu.
Agar pikiran kamu
yang banyak itu tercerahkan. Agar nyeri di kepala kamu reda. Agar himpitan
pusing itu pergi. Dan agar kamu tetap berpikir sebagai sosok yang bukan apa-apa
dan bukan siapa-siapa. Hanya Allah SWT yang maha penguasa maha besar.
Karena ngopi bareng memang sumber
semangat paling mumpuni.
Sambil mengingatkan. Maka nikmat Tuhan
mana lagi yang kamu dustakan? #NgopiBareng #FilosofiKopi #TuanGuruSyarif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar