Kaum milenial ternyata sering bokek. Alias tidak punya uang.
Alasannya, menurut survei GoBankingRates, kaum
milenial lebih senang menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang
tidak
perlu dan tidak produktif. Sebut saja: nongkrong sambil ngopi di kafe-kafe, kulineran sambil hang out,
fesyen, dan hiburan. Maka kaum milenial memang jauh lebih boros ketimbang generasi lainnya.
Kaum milenial memang cerdas. Bahkan saat bekerja
pun mampu meraup penghasilan yang lebih dari cukup. Tapi sayang, mereka sering
gagal mengelola uangnya sendiri. Terlalu banyak keinginan, terlalu gemar eksistensi.
Hingga akhirnya, kebutuhan tersier diubah jadi kebutuhan primer. Maka ada yang
bilang, kaum milenial identik dengan gaya hidup dan kemewahan.
Faktanya, memang tidak sedikit milenial yang merasa
bokek. Tidak punya uang atau kurang uang. Padahal bekerja dan punya
penghasilan. Kenapa terjadi? Karena milenial memang lebih suka gaya hidup yang berlebihan. Bahkan tidak
sedikit dari milenial yang jadi “korban gaya hidup”. Alias memiliki gaya
hidup di atas kemampuannya.
Satu hal yang kaum milenial lupa. Bahwa memaksakan
gaya hidup di luar kemampuan dan berpura-pura ‘kaya’ akan jadi sebab milenial
bokek. Atau bisa jadi menuju ambang kebangkrutan di hari tua.
Survei bertajuk "The Future of Money”
menyebut 4 dari 10 milenial Indonesia hanya berinvestasi sekali dalam satu atau
dua tahun, bahkan 2 dari 10 di antaranya tidak berinvestasi sama sekali. Kondisi
ini diperkuat Dalia Research yang menegaskan 7 dari 10 generasi milenial
Indonesia tidak memiliki strategi investasi.
Kondisi
itu ditambah bayangan hari tua atau masa pensiun kaum milenial. Survei Asosiasi
DPLK (2018) pada 100 milenial menyebutkan 90% kaum milenila tidak punya tabungan
untuk hari tua atau masa pensiun. Bahkan 60% dari mereka tidak tahu cara
menyiapkan dana untuk hari tua. Itu berarti, ada potensi kaum milenial bangkrut
di hari tuanya.
Kenapa
kaum milenial sering bokek dan berpotensi bangkrut di hari tua?
Jawabnya
sederhana. Karena kaum milenial 1) punya gaya hidup yang mahal bahkan
berlebihan, 2) berjiwa konsumtif, 3) gemar belanja online dan kredit barang
gaya hidup, dan 4) akhirnya pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Lebih
besar pasak daripada tiang.
Nongkrong sambil ngopi
di kafe-kafe, hang out yang boros, fesyen dan aksesori adalah sebab utama kaum
milenial bokek. Hingga jadi sebab hari tuanya tidak punya tabungan. Tidak punya
dana yang cukup untuk membiayai gaya hidupnya. Apalagi kaum milenial ternyata tidak memiliki
strategi investasi yang baik.
Maka mau tidak mau, kaum
milenial perlu sadar. Bahwa gaya hidup dan pengeluaran yang tidak penting jadi
sebab biaya hidup mahal. Tidak punya tabungan dan perencanaan jangka panjang pun
berantakan. Maka kini saatnya, kaum milenial harus mulai melek cara mengelola
uang dan melek dana pensiun. Edukasi keuangan dan dana pensiun sangat penting
bagi kaum milenial di Indonesia.
Hari
tua atau masa pensiun pasti tiba. Maka siapapun harus mempersiapkannya.
Jangan
hanya kerja, kerja dan gaya hidup. Tapi mulailah untuk berani menyisihkan sebagian
gaji untuk masa pensiun.
Hai milenial, sadarilah sekarang. Jangan sampai
bokek dan bangkrut di hari tua. Maka mendingan telat daripada boros… tabik #YukSiapkanPensiun
#EdukasiPensiun #PensionForMilenial
BalasHapusThanks infonya. Oiya ngomongin milenial, ternyata ada loh beberapa jenis pengeluaran yang sangat buruk bagi generasi milenial. Cek di sini ya: 3 Pengeluaran bodoh ini bikin milenial susah kaya