Bagai bumi dan langit …
Itu
peribahasa, yang dapat diartikan dua hal yang berbeda jauh dan tidak
bersesuaian satu sama lain.
Begitu pula Hana Hanifah (HH) dan Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Lentera Pustaka, bagai bumi dan langit. Karena Hana Hanifah adalah artis
FTV yang sedang trending topik. Sementara TBM Lentera Pustaka hanya taman
bacaan yang sulit bisa jadi trending topik. Sangat jelas, ada perbedaan antara
keduanya, bahkan bedanya pun jauh sekali. Ibarat yang satu mewah, yang satu
lagi sederhana. Begitulah perumpamaannya.
HH dan TBM memang bagai bumi dan langit.
Karena HH seorang selebram yang lagi naik daun. Jadi buah bibir masyarakat dan netizen. Lagi trending topik
sekarang, bahkan info terbarunya diduga terlibat prostitusi online. HH gadis
cantik yang luar biasa di usia 23 tahun. Dikenal sebagai model, presenter, dan
artis FTV yang mampu menghentak mata batin kaum lelaki di manapun.
Beda
dengan TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak. Namanya juga taman bacaan,
terlalu sulit naik daun. Boro-boro jadi selebgram, punya instagram saja tidak banyak
pengikutnya. Taman bacaan mah jarang jadi buah bibir masyarakat, apalagi netizen.
Taman bacaan tidak ada heboh-hebohnya. Boro-boro trending topik, taman bacaan
emang siapa yang peduli. Taman bacaan bukan prostitusi tapi membangun tradisi baca.
Taman bacaan pun bukan gadis dan tidak cantik pula. Apalagi TBM Lentera Pustaka
usianya baru masuk tahun ke-4. Terlalu sulit memang, taman bacaan untuk menghentak
publik apalagi kaum lelaki yang jelalatan.
Maka
wajar, HH dan taman bacaan boleh disebut “bagai bumi dan langit”. Terlau jauh perbedaannya.
Tidak selevel dan saling bertolak belakang. HH gaya hidupnya mewah, kalau taman
bacaan gaya hidupnya sederhana.
HH
dan taman bacaan bagai bumi dan langit. Kalau dibikin contoh kalimatnya
kira-kira begini: Kedua makhluk itu penghuni bumi. Tapi yang satu cinta gaya
hidup, sementara yang lain cinta arti hidup. Keduanya bagai bumi dan langit.
Makin jelas beda antara HH dan taman
bacaan. Dalam hal memaknakan CINTA, misalnya.
Mungkin HH melihat cinta dari sisi materi, dari
sisi eksistensi. Agar semua orang mengaguminya. Sementara taman bacaan
memandang cinta dari sisi esensi, dari sisi peduli. Agar semua anak-anak usia
sekolah tetap mau membaca. Jadi, cinta yang indah itu pun menjadi beda. Cinta
menurut siapa itu tidak sama? Maka wajar, banyak yang bilang bahwa “cinta itu
omong kosong” bila tanpa aksi.
Sekalipun
bagai bumi dan langit. Ternyata HH dan taman bacaan ada sedikit yang sama.
HH punya
mimpi, taman bacaan pun punya mimpi. Mimpi itulah yang akhirnya menjadi alasan untuk
keduanya berjuang meraih mimpi, mengukir cerita atas nama cinta. HH punya cara
berjuang sendiri untuk membuat cerita atas nama cinta. Sementara taman bacaan
pun punya cara sendiri dalam berjuang untuk merajut cerita atas nama cinta.
Tapi sekali lagi, karena bagai bumi dan langit. Maka mimpi, perjuangan, cerita,
dan cinta antara HH dan taman bacaan pun hasil nyatanya jadi beda.
Bagai
bumi dan langit, itulah fakta beda antara HH dan taman bacaan. Kenapa?
Sederhana saja jawabnya. Karena HH dan taman bacaan punya idealism yang
berbeda. Maka realitas di antara mereka pun beda. Sayang, perbedaan di antara
HH dan taman bacaan sulit disatukan. Dua hal yang berbeda memang sulit menyatu …
Tapi
ujungnya, HH dan taman bacaan pun akhirnya sama.
Karena
HH adalah cewek asli Bogor dan Taman Bacaan Lentera Pustaka pun ada di Bogor. Maka
bila kita tidak sama, mengapa tidak boleh beda? #BudayaLiterasi #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar