Apa sih hikmah wabah virus corona di mata pegiat literasi?
Hikmahnya, kesadaran literasi tentang penyakit rendah. Sehingga banyak tidak siapnya, tidak solidnya. Literasi penyakit harus diperkuat. Dan yang terpenting, siapaun harus berjuang untuk selalu berada di jalan Allah SWT. Berpihak pada kebaikan, kepedulian terhadap sesama.
Bayangkan saja. Virus corona mewabah. Covid-19 begitu
menakutkan. Dunia kocar-kacir. Indonesia pub jadikan virus corona sebagai
bencana nasional Banyak orang takut, stress, bahkan frustasi. Disuiruh waspada
malah menebarkan ketakutan. Disuruh social distancing malah bergembol. Sungguh,
virus corona mengerikan. Virus yang datangnya tiba-tiba, tidak terduga. Bahkan
sulit dideteksi kapan tertular dan siapa yang menularkan? Virus yang membuat
dunia ketakutan.
Saya hanya merenung sambil
berpikir. Betapa hebatnya wabah virus corona. Mencengankan dunia, menghebohkan
semua orang. Hingga bikin stress, takut, khawatir suatu negeri.
Sementara kemarin-kemarin, berapa banyak orang
lupa. Seolah-olah ia menjadi penguasa dunia. Bahkan pikiran dan perilakunya,
hampir tidak ada yang ditakuti lagi. Orang-orang gagal mengendalikan ego dan
memenangkan hawa nafsu. Manusia yang merasa digjaya dalam hidupnya. Karena
punya harta, punya pangkat, punya jabatan dan merasa status sosialnya tingi. Mereka
lupa diri, alpa dalam hidupnya. Manusia yang terlalu cinta dunia. Dan terlalu
mudah berpikir buruk. Senang menyalahkan orang lain. Gemar membenci. Hingga
hidupnya penuh prasangka. Manusia yang tidak lagi jernih hatinya, tidak bersih
hati pikirannya. Sekalipun wajah dan tubuhnya, sangat bersih tampaknya.
Wabah virus corona. Pasti
memberikan hikmah.
Virus corona bukan hanya
mengingatkan. Tapi menegaskan. Bahwa manusia itu bukan apa-apa dan bukan
siapa-siapa di dunia ini. Manusia tidak lain hanya makhluk kecil seperti semut
bahkan virus corona juga di mata-Nya. Ini bukan soal takut atau tidak takut. Bukan
pula soa stress atau tidak stress. Tapi soal hikmah, siapa yang mampu mengambil
hikmah dari wabah virus corona. Manusia yang berpikir, atas apa yang telah diperbuat
sebelumnya. Dan mau bagaiman si manusia ke depannya?
“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
merepa berpikir.” (QS. Al-A’raf: 176).
Ada hikmah yang luar biasa di
balik virus corona. Bahwa akhirnya hidup manusia itu hanya sebentar. Dan tidak
perlu lagi ada kesombongan, keangkuhan bahkan iri dan dendam. Karena akhirnya,
harta yang paling berharga bagi manusia, siapapun, adalah tiga saja. Yaitu 1) ilmu
yang bermanfaat, 2) amal jariyah, dan 3) keturunan yang soleh/solehah. Sementara
yang lain-lain; kekayaan, pangkat jabatan, dan obrolan sesama teman pun hanya
aksesori semata. Hanya bonus dari Allah SWT. Bila aksesorinya dipakai baik maka
jadi pahala. Bila aksesorinya dipakai buruk maka jadi dosa. Sangat sederhana.
Hidup ini memang begitu. Ada orang yang diuji terus
menerus selama hidupnya. Ada pula yang diujia dengan virus corona, Ada punya
dengan sakit. Bahkan ada ujian dengan kekakayaan, kecerdasan dan atas nama
pertemanan. Tapi sayang, tidak banyak orang yang bisa “lulus” dari ujian-ujian
itu semua. Karena apa? Karena gagal mengambil hikmahnya. Ibarat orang yang
doyan ngomongin keburukan orang lain. Tapi tidak mau berhenti, maka itulah
orang yang gagal mengambil hikmah dalam hidup.
Jadi, apa hikmah di balik virus corona.
Sangat sederhana. Kerjakan
saja yang disenangi Allah SWT. Maka Allah SWT akan senangi dan lindungi kita. Karena
kebaikan, adalah sesuatu yang dikerjakan bukan dibicarakan.... Tabikk #BudayaLiterasi
Numpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*