Selasa, 21 Agustus 2018

Pegiat Literasi Harus Militan untuk Taman Bacaan


Pegiat Literasi harus militan. Bila tidak, terlindar saman.

JANGAN KASIH KENDOR, JEBRET. Pertempuran verbal kaum militant kian marak.
Jangan kasih kendor, itu bisa diartikan “bikin tegang terus”. Kayak semangat laskar Indonesia membungkam Hongkong 3-1. Gak dikasih kendor, gempur terus biar menang. Jadi, jangan kasih kendor itu sikap dan jiwa MILITAN.

Jangan kasih kendor. Begitu kata, orang-orang militan. Mereka yang bersemangat tinggi; penuh gairah; berhaluan keras. Dalam membela maupun menjatuhkan. Apalagi di media sosial. Sangat berlimpah kaum militan. Apapun event-nya, apapun aksinya. Siap untuk dihujat, siap untuk dipuji. Jangan kasih kendot, jebret.


Kenapa gak dikasih kendor, kenapa militan?
Militan karena TIDAK SUKA. Namanya gak suka, ya apapun yang diperbuat musuhnya pasti dilihat dari sisi yang negatif. Asal musuhnya, pasti salah. Gak penting manfaat, gak penting nama baik bangsa. Asal udah gak suka, apapun perbuatan musuh. Sudah pasti gak ada yang benar. Dasarnya sederhana, tidak suka. Orang yang tidak suka kan sedang memperjuangkan mimpi-mimpi mereka agar menjadi nyata. Jangan kasih kendor, jebret.

Ada lagi yang militan karena SUKA. Kayak orang lagi pacaran, kalo udah suka gak boleh diganggu, gak boleh dilarang. Namanya orang suka, apapun yang dilakukan idolanya semuanya pasti keren, pasti benar. Gak ada yang salah. Apalagi kalo idola-nya dihujat, dibenci. Orang-orang yang suka pasti akan bela habis-habisan. Idolanya gak boleh salah, gitu kata orang suka. Dasarnya sederhana, orang-orang suka udah terlalu cinta, terlalu merasa idolanya sudah bekerja lebih baik dari yang sebelumnya. Jangan kasih kendor, jebret.

Militan itu sikap. Tinggal landasannya aja, tidak suka atau suka. Karena orang militan, selalu memandang setiap aktivitas adalah “arena” pertempuran verbal yang agresif. Persis seperti yang terjadi di media sosial.

Cuma sayang, harusnya kalo mau militan itu ya membahas kehebatan dan keunggulan idola-nya masing-masing. Gak usah ngintipin lawan atau musuh. Bakal capek sendiri. Ungkap dan nyatakan yang hebat dari yang kita idolanya. Jangan benci dan hujat orang lain. Itu baru orang MILITAN yang ELEGAN.

Pegiat literasi harus militan.
Seperti hal-nya saya. Pun militan buat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Apapun saya lakukan buat TBM Lentera Pustaka yang saya dirikan dan kelola. Alasannya sederhana, demi tegaknya tradisi baca dan budaya baca di kalangan anak-anak usia sekolah di Desa Sukaluyu Kaki Gn. Salak Bogor. Kenapa begitu? Sederhana, agar angka putus sekolah SD yang 81% dan SMP 9% bisa di stop. Anak-anak harus sekolah, minimal sampai SMA apapun alasannya. Dan untuk itu, saya mengubahnya dengan cara membaca. Anak-anak yang membaca maka mereka akan tambah pengetahuan, tambah ilmu. Hanya anak yang membaca yang “militan” alias ngotot mau sekolah.

Militansi saya ke TBM Lentera Pustaka, tentu bukan tanpa alasan. Dulu sebelum ada TBM, anak-anak itu gak ada yang baca, gak punya akses bacaan. Tapi sekarang, mereka sudah bisa menghabiskan 8 buku per minggu per anak. Koleksi bukunya pun ada 2.800 buku yang semuanya diperoleh dari sumbangan rekan-rekan. Tiap bulan selalu ada event bulanan yang menghadirkan “tamu dari luar” untuk sharing dan bersosial dengan anak-anak TBM plus anugerah “Pembaca Terbaik”. Plus biaya operasional bulanan untuk honor 2 petugas dan program kreatif-inovatif yang didonasi dari 4 perusahaan yang menjadi sponsor. Makin militan, karena apa yang dijalankan oleh TBM Lentera Pustaka sudah terlihat hasilnya bagi 50-an anak-anak pembaca aktif. Seperti yang liannya, saya juga jangan kasih kendor buat TBM Lentera Pustaka. Jebret.

Jadi, jangan kasih kendor. Teruskan militansi yang udah ada. Bertempurlah dengan elegan, dan sedikit objektif. Ngotot boleh asal tetap realistis. Karena “jangan sampai kita menghabiskan waktu untuk memukuli dinding lalu berharap bisa mengubahnya menjadi pintu”… jangan kasih kendor, jebrett…. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen




Tidak ada komentar:

Posting Komentar