Faktanya, hanya sedikit orang atau pekerja yang benar-benar berpikir dan mempersiapkan masa pensiunnya. Sebagian besar hanya mengikuti tradisi dan kebiasaan yang sudah berlangsung puluhan tahun. Bekerja puluhan tahun tanpa mau menyiapkan hari tua akan seperti apa? Berangkat gelap pulang gelap, tanpa memahami bahwa cepat atau lambat siapapun pasti akan berhenti bekerja?
Hanya sedikiti orang yang berpikir tentang masa pensiun. Alhasil, 1
dari 2 pensiunan di Indonesia benar-benar mengandalkan transferan dari anaknya
untuk biaya hidup di hari tua setelah pensiun. Survei menyebut 7 dari 10 pensiunan
mengalami masalah keuangan di masa pensiunnya (bila tidak mau disebut jatuh
miskin). Bahkan faktanya, 9 dari 10 pekerja hari ini sama sekali tidak siap
untuk pensiun atau berhenti bekerja. Akibat tidak tersedianya dana untuk
memnuhi kebutuhan hidup di saat tidak bekerja lagi.
Semua sepakat, tingkat literasi dana pensiun di Indonesia
tergolong rendah. Hanya 27% dari total pekerja, berarti hanya 2,7 orang dari 10
pekerja yang tahu dana pensiun. Tingkat inklusi dana pensiun lebih parah lagi,
hanya 0,05% atau tidak sampai 1 orang dari 10 orang pekerja yang punya dana
pensiun. Katanya lagi, akses digital untuk dana pensiun sangat penting. Tapi
buru-buru dibantah, katanya investasinya mahal dan belum tentu ada yang gunakan.
Belum dikerjakan sudah keburu “dipatahkan” dengan antithesis yang dibuat
sendiri. Terbuti, hanya seidkit orang yang mau berpikir tentang dana pensiun.
Tidak banyak yang mau “berpikir positif” dan mencari solusi untuk membantu
pekerja tetap punya kesinambungan penghasilan di hari tua.
Hanya sedikit orang atau pekerja yang benar-benar berpikir dan
mempersiapkan masa pensiunnya. Sebagian besar hanya mengikuti tradisi dan
kebiasaan yang sudah berlangsung puluhan tahun. Mungkin kalimat itu terdengar
kasar tapi patut direnungkan. Berapa banyak keputusan yang kita ambil
benar-benar untuk menyiapkan masa pensiun? Seberapa banyak kita berpikir dan
melakukan Tindakan untuk memandirikan secara finansial di hari tua? Tanpa perlu
tergantung pada anak-anak. Dari belasan atau puluhan tahun bekerja, apa yang
sudah kita persiapkan untuk masa pensiun kita sendiri?
Hanya sedikit orang yang benar-benar berpikir tentang masa pensiun.
Itu berarti sangat seidkit pula yang mau menyiapkan masa pensiun. Lebih dari 33
tahun dana pensiun ada di Indonesia, boleh dibilang “hanya begitu-begitu saja”.
Begitulah dari dulu caranya. Cara yang biasa-biasa saja, cara melayaninya, cara
mengelolanya, hingga cara mensosialisasikannya. Entah sampai kapan?
Urusan dana pensiun, soal hari tua dan masa pensiun. Banyak hal yang
dilakukan bukan karena dipahami. Tapi karena diwariskan dan diterima begitu
saja. Padahal, berpikir kritis atau membuat kreativitas itu bukan berarti “memberontak”
terhadap regulasi. Tapi jadi bukti, kita pernah berpikir, berani
mempertanyakan, dan memilih jalan dengan sadar. Untuk membuat keputusan yang lebih
baik untuk masa pensiun. Sudahkah kita berpikir tentang masa pensiun? Salam
#EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun #SadarPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar