Ini patut jadi renungan Bersama. Soal literasi bersyukur. Bagi siapapun, mau memilih sering menyesali atau mensyukuri?
Mungkin ada baiknya, sebelum kita
melihat duri dalam bunga, perhatikan dahulu keindahan bunga itu. Sebelum kita
mengeluh teriknya sinar matahari, nikmatilah dahulu cahaya indahnya. Sebelum
kita menyesali gelapnya malam, ingatlah keteduhan dan ketenangannya.
Kita ini, jarang merasa puas dengan
apa yang dimiliki. Sering mengeluh, tanpa mau ikhtiar yang lebih baik. Gampang
melihat yang kurang-kurang, dan membandingkan diri dengan orang lain. Untuk
apa?
Bisa jadi, kita kurang bersyukur atas
apa yang ada, atas karunia yang dimiliki. Di kala turun hujan kita mengeluh.
Tapi bila cuaca panas terik, kita pun mengeluh. Hujan salah, panas pun salah.
Apapun di dunia ini, pasti ada sisi
positif dan negatifnya. Asal mau dilihat dari sisi positif, semuanya akan
kelihatan indah, berkilauan dan memukau. Namun sebaliknya, jika dipandang dari
sudut negatif, semuanya pasti buruk dan jelek. Terpulang kepada kita untuk
menilai dan menafsirkannya sendiri.
Seperti relawan TBM Lentera Pustaka
yang menjalankan MOtor BAca KEliling (MOBAKE) ke kampung-kampung. Hanya untuk
sediakan akses bacaan pada anak-anak. Biar lebih dekat dengan buku dan bisa
mengisi waktu dengan membaca buku. Terlepas dari apa kata orang, motor baca
keliling merupakan cara sederhana relawan TBM Lentera Pustaka mensyukuri karunia-Nya.
Sebuah cara bersyukur dengan berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama
walau hanya dengan buku bacaan.
Maka berhati-hatilah. Hidup akan terus
berjalan, apapun keadaannya. Maka lebih baik kurangi menyesali dan perbanyak
mensyukuri. Insya Allah, semuanya jadi lebih lancar lebih berkah. Salam MOBAKE!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar