Teruntuk pekerja yang membaca tulisan ini. Tentang pensiun dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketahuilah, sepanjang 2024 lalu, jumlah pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK sepanjang Januari -Desember 2024, sesuai data Kementerian Ketenagakerjaan, mencapai lebih kurang 80.000 orang (https://www.kompas.id/artikel/sepanjang-januari-desember-2024-jumlah-pekerja-terkena-phk-secara-nasional-tembus-80000-orang). Sekitar 20%-nya terjadi DKI Jakarta. Lalu diikuti Jawa Tengah dan Banten.
Masih teruntuk pekerja yang
membaca tulisan ini. Ternyata, 1 dari 2 pensiunan di Indonesia mengandalkan
transferan dari anaknya setiap bulan untuk membiayai hidup di hari tua(ADB,
2024). Bahkan salah satu survei menyebut 7 dari 10 pensiunan di Indonesia pada
akhirnya mengalami masalah keuangan, yang jadi sebab bergantung kepada anaknya
di masa pensiun. Sementara Tingkat penghasilan pensiun (TPP) dari program
pensiun yang bersifat wajib sepeti JHT dan JP BPJS hanya berkisar 10% dari gaji
terakhir. Sementara rekomendasi ILO menegaskan seseorang dianggap dapat hidup
layak di masa pensiun bila memiliki TPP sekitar 40% dari gaji terakhir.
Begitulah faktanya di Indonesia.
Jadi, setiap pekerja pasti
akan berhenti bekerja. Sebab terbesarnya karena 1) pensiun atau 2) di-PHK.
Bedanya, pensiun bisa ditebak waktunya karena sesuai aturan pensiun yang ada di
Perusahaan, Sedangkan PHK, pekerja tidak akan penrha tahu kapan akan mengalaminya
atau kapan terkena PHK. Tergantung kondisi keuangan dan bisnis perusahaan, dan
pemilihan orang-orangnya bisa jadi sangat subjektif. Artinya apa? Terntu,
setiap pekerja harus mulai antisipasi kondisi mau seperti apa saat pensiun atau
bila terkena PHK?
Ada baiknya pekerja berpikir
ulang atau mulai introspeksi diri. Akan pentingnya dana pensiun, sebagai cara
menabung untuk hari tua atau masa pensiun. Mulai berani merencanakan pensiunnya
sendiri melalui dana pensiun. Agar bisa lebih siap, bila suatu saat, harus
pensiun atau di-PHK. Lebih siap secara finansial, sehingga tidak bergantung
kepada anak-anaknya atau malah tercekik pinjol.
Pekerja di mana pun haru
mulai menyadarai. Untuk mengerem gaya hidup, mengendalikan perilaku konsumtif.
Jangan lagi mebgejar sebatas yang diinginkan. Jangan lagi teriak bahwa gajinya
kurang sehingga tidak bisa menabung untuk hari tua. Jangan terlenan hanya
dengan gaya hidup di masa bekerja tanpa tahu akan seperti apa di masa pensiun
atau saat terkena PHK? Ingat, tidak ada yang akan menolong kita selain diri
kita sendiri. Karena di saat kita lemah, orang lain hanya bilang kasihan. Di
saat kita keshilangan pekerjaan, orang lain hanya bilang sabar. Dan di saat
kita mengeluh pun, orang lain tidak akan mengulurkan tangannya. Apalagi
orang-orang yang arogan dan subjektif, dia tidak akan pernah peduli terhadap
diri kita.
Ketahuilah sahabat, dunia
terlalu keras jika dihadapi dengan pensiun gimana nanti. Urusan uang terlalu
mengerikan jika hanya mengandalkan yang ada tanpa punya tabungan sesuai
peruntukkannya. Entah untuk pensiun, untuk pendidikan anak, untuk Kesehatan dan
sebagainya. Maka ayo bangkit, ayo mulai mempersipakan masa pensiun sejak dini.
Karena mahkota seoarang pekerja bukan terletak pada saat masih bekerja. Tapi
saat sudah berhenti bekerja, di masa pensiun atau saat setelah di-PHK. Seperti
apa kehidupannya?
Bersiaplah untuk berhenti
bekerja, Entah atas sebaba pensiun atau di-PHK. Jangan jatuhkan harga diri
akibat merosotnya level ekonomi di saat pensiun atau di-PHK. Jangan mau
dijadikan bahan omongan orang lain setelah pensiun atau di-PHK. Maka kuatkanlah
pijakan keuangan di atas kemampuan diri sendiri. Janan terlena gaya hidup dan
mulailah untuk memiliki dana pensiun Sebab dana pensiun, pasti memberikan kita
1) tersedianya dana untuk masa depan, 2) adanya hasil investasi yang
lumayan, 3) adaya insentif pajak saat dibayarkan, dan 4) memastikan kemandirian
saat berhenti bekerja, tidak tergantung kepada anak atau orang lain.
Ketahuilah, pensiun dan PHK
tidak ada urusan dengan ganteng atau cantik. Bahkan tidak terkait dengan
pangkat dan jabatan. Bila waktunya tiba, ya harus pensjun atau ya terkena PHK.
Jangan terlalu cinta pada pekerjaan, karena pada akhirnya siapapun pasti akan
pensiun atau di-PHK. Justru yang lebih penting adalah mempersipakan masa-masa
setelah tidak bekerja lagi. Di situlah, dana pensiun dibutuhkan.
Seperti kawan saya yang
terkena PHK, dunia kerja itu keras dan ekstrem. Tanpa pandang bulu, tanpa
peduli apa profesi kita, dan tanpa peduli asal usul kita dari mana. Ternyata,
memang penting mempersiapkan tabungan untuk hari tua alias dana pensiun. Agar tidak
menyesal di saat sudah berhenti bekerja. Jadi, sudah saatnya untuk persiapkan
masa pensiun sejak dini.
Karena di hari tua nanti,
dunia tidak lagi peduli kita merengek atau tertawa. Karena dunia akan selalu
menuntut kita untuk selalu berdaya dan kuat. Sebab sedikit saja kita lengah
soal pensiun atau PHK, maka hancurlah semuanya. Ayo tatap hari tua dengan optimis,
jangan lagi menoleh ke belakang. Dan ingat, jadikan esok dunia yang mengejar
kita, bukan kita yang mengejar dunia lagi. Salam #YukSiapkanPensiun
#EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar