Kemarin kawan saya curhat. Soal sekolah anaknya. Karena pas tahun ajaran baru kemarin, dia daftarkan anaknya ke sekolah favorit. Jadwal belajarnya padat, ekstrakurikulernya banyak. Belum lagi disiplinnya tinggi banget. Dan ternyata, anak kawan saya belum mampu adaptasi. Katanya, kelihatan anaknya capek banget sekolah. Jadwal di sekolah terlalu ketat. Daya tahan fisik dan mental harus luar biasa, katanya lagi.
Lalu, dia bertanya. Bisa
nggak sih, sekolah bikin peraturan agak lunak, jangan terlalu ketat? Biar para
siswa, seperti anaknya bisa menyesuaikan diri. Misalnya, jam masuk sekolah
jangan terlalu pagi. Agak siangan sedikit. Kualitas Pelajaran juga jangan
terlalu tinggi, kalau bisa yang santai-santai saja. Anak sekolah jangan terlalu
padat kayak orang kerja. Jadi, peratutan sekolah juga jangan ketat-ketat
banget.
Saya pun bertanya, jadi
maksud elo. "Bisa nggak sekolah yang ngikutin gaya anak kita gitu? Berarti,
kita jangan kita yang harus ngikutin peraturan sekolah?" Maunya begitu
bukan?
“Iya, kayak gitu,
Sekolah yang santai aja” jawab kawan saya.
Saya pun menyahut, “Yah
bisa-bisa saja. Tapi siap-siap aja, sekolahnya jadi sekolah abal-abal. Bukan jadi
sekolah favorit lagi. Terus kenapa kemarin dimasukin ke sekolah favorit?” kata
saya.
Saya pun membatin. Jangan
sekolah favorit. Saya saja di TBM Lentera Pustaka menerapkan yang namanya tepat
waktu, tepat jadwal, dan tepat program. Biar tidak terlalu ketat, di taman
bacaan ada jadwalnya. Selasa-kamis anak kelas prasekolah, Rabu-Jumat anak-anak
taman bacaan. Sabtu harinya relawan. Tiap Minggu, semuanya hadir jam
10.00-12.00 WIB tanpa terkecuali. Minggu siang ada kelas berantas buta aksara
dan Minggu sore-nya, ada aktivitas motor baca keliling. Waktunya baca ya baca,
waktunya bermain ya main, dan waktunya event hanya ada event saja. Taman bacaan
kan juga ada aturannya, nggak bisa sembarangan. Disiplin dan tertib kan juga
bagian dari pembelajaran buat anak-anak. Jadi, apalagi sekolah yang sifatnya
formal dan apalagi bayar. Yang sosial
seperti TBM saja harus ada aturannya, kan nggak bisa seenak-enaknya.
Hidup di dunia juga
aturannya, bahkan ada etikanya. Kan nggak mungkin, dunia yang yang suruh ikut
kita. Pastinya, kita yang ikut aturan dunia. Pagi-siang dipakai buat kerja,
sore malam buat istirahat. Sholat lima waktu juga ada aturannya, masa dibikin
jadi terserah kita. Atau ngikutin kita kapan sempatnya? Kalau begitu, yah siap-siap
aja kualitas hidup kita jadi abal-abal.
Mungkin sebagian besar
orang, ingin ingin tidur lebih panjang setiap harinya. Pengen punya waktu
istirahat lebih lama. Tapi dunia ini kan nggak bisa menunggu kita. Bumi terus
berputar, waktu terus berjalan. Makanya kita nggak boleh menunda pekerjaan.
Karena dunia berubah begitu cepat. Mungkin, kiita berharap dunia bisa menerima
orang-orang yang nggak disiplin nggak tertib. Padahal nyatanya, hampir dapat
dipastikan tidak ada lagi tempat di dunia ini untuk orang-orang yang nggak mau
berubah atau lambat berubah. Jadi, pilihan di dunia hari ini memang kejam.
Berubah atau punah …
Agak aneh saja. Bila
meminta dunia yang harus mengikuti gaya kita, peraturan kita. Bukannya kita
yang ikut aturan dunia. Katanya, semua ada aturannya. Lalu, kenapa kita malah
mau bikin aturan sendiri?
Jadi, gimana agar hidup
kita difavoritkan dan tidak lagi abal-abal? Ya sederhana saja. Mulailah untuk
memperbaiki diri dan ikhtiar yang baik. Sambil menyesuaikan diri di segala
tempat dan keadaaan. Asal tetap berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun.
Salam literasi#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen