Senin, 30 Desember 2024

Siapkan Aja Dana Pensiun, Resolusi Tahun 2025 untuk Pekerja

Apa sih yang dilakukan pekerja di akhir tahun saat refleksi? Mungkin tidak usah muluk-muluk, cukup rencanakan memiliki dana pensiun mulai tahun 2025. Sebagai persiapan hari tua dan masa pensiun. Karena kita tidak selamanya bekerja, pasti akan berhenti kerja. Entah seba pensiun, meninggal dunia atau di-PHK.

 

Pekerja perlu memahami, dana pensiun itu penting. Sebagai sumber keuangan dihari tua saat kita tidak bekerja lagi. Dan faktanya hari ini, 9 dari 10 pekerja di Indonesia tidak siap untuk pensiun atau berhenti bekerja. Akibat tidak punya dana yang cukup untuk pensiun. Maka wajar, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan bila tidak mau disebut jatuh miskin. Bahkan survei ADB terbaru menyebut 1 dari 2 pensiunan di Indonesia hanya mengandalkan transferan dari anaknya untuk biaya hidup bulanan.

 

Jadi di tahun 2025 nanti, tidak usah banyak rencana. Jalani dan nikmati saja yang ada sambil mempersiapkan hari tua. Caranya, mulai untuk berani meninggalkan gaya hidup yang tidak ada manfaatnya. Mengekang perilaku konsumtif atau hedonisme. Mulailah berani untuk menyisihkan sebagian gaji, apapun keadaannya untuk masa pensiun atau masa tidak bekerja lagi.

 

Menabung di dana pensiun kan tidak besar-besar banget. Bisa Rp. 50.000 atau Rp. 100.000 per bulan. Syukur-syukur bisa ke ih besar dari itu. Tapi intinya, mulailah miliki dana pensiun. Agar nantinya kita bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan tidak bergantung kepada anak atau orang lain.

 


Setidaknya, bila pekerja punya dana pensiun bisa meraih 3 (tiga) manfaat besar, yaitu: 1) punya uang di hari tua atau saat berhenti kerja, 2) mendapat hasil investasi yang optimal selama jadi peserta, dan 3) adanya insentif pajak pada saat manfaat pensiun dibayarkan. Jadi, dana pensiun bisa memastikan ketersediaan dana di hari tua atau masa pensiun.

 

Terus terang ke depan, tidak ada yang bertanggung jawab atas hari tua kita selain diri kita sendiri. Bila sayang keluarga pun, bukan berarti hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup saat masih aktif bekerja. Tapi hingga hari tua atau masa pensiun saat tidak punya gaji lagi. Lalu, dari mana uang untuk biaya hidup di masa pensiun?  Mau tidak mau dari dana pensiun.

 

Tahun 2024 sebentar lagi pergi, tahun 2025 akan segera datang. Jangan sampai berganti tahun, kita masih tetap begini-begini saja atau begitu-begitu saja. Mulailah menabung untuk masa pensiun. Bisa tabung sendiri bisa membeli program pensiun. Karena memang sudah saatnya persiapkan masa pensiun atau hari tua. Agar kerja yes pensiun oke. Salam #YukSiapakanPensiun #EdukatorDanaPensiun #LSPDanaPensiun #DanaPensiun

 

Ngopi Bareng Relawan TBM, Pengabdian Sosial Tanpa Akhir

Saat ngopi sore bareng, relawan TBM Lentera Pustaka bersepakat untuk meningkatkan koordinasi dan kontribusi kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat di sekitar kaki Gunung Salak Bogor, di samping membuka kesempatan siapapun menjadi relawan TBM. Tentu, semuanya hanya dapat dilakukan dengan kolaborasi dan sinergi bersama. Setiap relawan memiliki peran yang sama dalam berkiprah di taman bacaan.

 

Selain komitmen dan konsistensi dalam berkegiatan di TBM Lentera Pustaka, setiap relawan dibutuhkan kerendahan hati untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Relawan TBM harus membuka diri untuk belajar dan memahami lebih banyak apapun yang ada di taman bacaan. Karena kerendahan hati diyakini dapat membuka jalan menuju kebijaksanaan dan keberkahan dalam hidup.

 

Karena itu, seperti dinyatakan Socrates, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri saat menjadi relawan TBM. Menyadari betapa sedikitnya pengetahuan kita sehingga kita dapat menghargai kompleksitas kehidupan dan pentingnya berkiprah secara sosial sebagai keseimbangan hidup. Dengan bertanya, apa yang sudah kita berikan kepada masyarakat dan orang banyak?

 


Menjadi relawan taman bacaan, bukanlah tujuan. Tapi menjadi bagian perjalanan hidup yang dapat membentuk kebijaksanaan. Karena sikap bijaksana tidak dapat diraih dengan sekali jalan.  Tapi dilakukan secara konsisten dan penuh komitmen. Berkiprah di taman bacaan merupakan ikhtiar dan perjalanan tanpa akhir. Menjadi relawan berarti kita mau mengeksplorasi diri, melatih kerendahan hati, dan menyehatkan hubungan dengan orang lain, diri sendiri, dan alam.

 

Pada tahun 2025, TBM Lentera Pustaka juga membuka open rekrutmen relawan, mengajak generasi muda dan kaum milenial untuk berkiprah membangun kegemaran membaca masyarakat dan sediakan akses bacaan. Relawan yang berkiprah jauh dari panggung popularitas namun bermakna bagus sesama.

 

Jadilah relawan TBM Lentera Pustaka, sebuah pengabdian yang tidak ternilai harganya. Salam literasi!

 



LSP Dana Pensiun Gelar Rapat Rencana Kerja Tahun 2025

Sebagai bagian optimalisasi program sertifikasi bidang dana pensiun, Lembaga Sertifikasi Profesi Dana Pensiun (LSP Dana Pensiun) menggelar rapat “Rencana Kerja dan Anggaran tahun 2025” secara online di Jakarta (30/12/2024). Selain untuk meningkatkan standar mutu sertifikasi, LSP Dana Pensiun juga menetapkan target peserta sertifikasi MUDP mencapai 360 orang dan MRDP mencapai195 orang di tahun 2025.

 

Rapat yang dibuka oleh Ali Farmadi (Ketua Pembina - ADPI) dan dipimpin Edi Pujiyanto (Ketua LSPDP) diikuti oleh Nur Hasan Kurniawan (Pembina), Yuni Pratikno (Komite Skema), Sarwadi (Bendahara LSPDP), Syarifudin Yunus (Sekretaris LSPDP), dan Arif Hartanto (Direktur Eksekutif LSPDP) serta Aswinardi Gandhi, Ganis Ananto, Bambang Sri Mulyono (Staf Ahli), Purwaningsih (Manajer Administrasi dan Keuangan), Budi Sulistijo (Manajer Mutu), Satino (Manajer TUK), serta Didiet dan Lastri (Staf LSPDP).  Pada tahun 2025 nanti, LSP Dana Pensiun juga memprioritaskan penguatan organisasi dan tata kelola sebagai lembaga sertifikasi profesi yang kredibel.

 

Sebagai implementasi visi LSP Dana Pensiun untuk menjadi LSP yang mampu melayani sertifikasi kompetensi Dana Pensiun di seluruh wilayah Indonesia yang kredibilitasnya diakui secara Nasional dan Internasional, LSP Dana Pensiun menjalankan misi 1) mengembangkan infrastruktur sertifikasi kompetensi Dana Pensiun, 2) mengembangkan sarana dan fasilitas sertifikasi Dapen, 3) mengembangkan standar mutu sertifikasi Dapen, 4) mengembangkan sistem sertifikasi Dana Pensiun, 5) melaksanakan sertifikasi Dana Pensiun, dan 6) mengembangkan informasi sertifikasi Dana Pensiun, di samping menjalankan koordinasi dengan BNSP dan OJK.

 

"Sesuai tantangan yang dihadapi industri dana pensiun, LSP Dana Pensiun diharapkan fokus pada pengembangan kompetensi sumber daya manusia di dana pensiun. Untuk itu, penguatan organisasi dan tata kelola LSP Dana Pensiun patut menjadi perhatian bersama" ujar Ali Farmadi, Ketua Dewan Pembina LSP Dana Pensiun dalam pembukaannya. 

 


Dengan memiliki 28 asesor kompetensi bersertifikat BNSP, LSP Dana Pensiun diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan standar kompetensi pengetahuan dan keterampilan SDM bidang dana pensiun di Indonesia yang profesional dan akuntabel. Selain melaksanakan program sertifikasi MUDP (Manajemen Umum Dana Pensiun) dan MRDP (Manajemen Risiko Dana Pensiun), mulai tahun Juli 2025 nanti, LSP Dana Pensiun mulai menyelenggarakan implementasi sertifikasi profesi sesuai KKNI Dana Pensiun yang sudah ditetapkan OJK untuk memastikan standar profesi level staf hingga pengurus dana pensiun (level 4 s.d. level 7). Sehingga LSP Dana Pensiun mampu menjadi lembaga sertifikasi profesi bidang dana pensiun yang kredibel, objektif, dan berintegritas. #YukSiapkanPensiun #LSPDanaPensiun #DanaPensiun

 

Minggu, 29 Desember 2024

Kiprah Pegiat Literasi, Dari Baca Buku Hingga Membebaskan Diri di Alam

Saat tim MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka usai menjalankan aktivitas sediakan akses bacaan di Kp. Gadog Tengah Desa Sukajadi di kaki Gunung Salak, mampir sejenak di daerah tamansari untuk membaca buku di tengah jalan. Berfose ria sambil diskusi sejenak. Hingga sampailah pada simpulan, akan pentingnya memperhatikan 3 (tiga) hal dalam hidup. Yaitu satu, jangan berlarut-larut dengan masa lalu yang sudah terlewati. Kedua, tidak usah mengkhawatirkan masa depan yang belum terjadi. Dan ketiga, nikmatilah masa kini yang kita miliki dengan apa adanya. 

 

Bahwa tidak semua hal dalam hidup harus dipikir dengan otak, tidak perlu ditimbang dengan akal sehat. Ternyata, hidup hanya butuh keseimbangan. Seimbang lahir dan batin, seimbang dunia dan akhirat. Bahkan seimbang jasmani dan rohani, antara mencari dan memberi sama seimbangnya. Setiap langkah kehidupan patut dijalani dengan bijak, mengolah rasa, meraih kebebasan, memfasilitasi emosi, dan tentunya menjaga harmoni dengan alam. Bila begitu, insya Allah semuanya akan berjalan tenang dan baik-baik saja. Seimbang saja tanpa dominasi akal yang berlebihan. 

 

Adalah Jean-Jacques Rousseau, seorang pelopor filsafat romantisme. Menegaskan pentingnya emosi, alam, dan kebebasan manusia dalam menghadapi kehidupan modern dan struktur masyarakat yang mapan. Dia menyuruh siaoapun untuk ke kembali ke alam, return to nature. Kembali ke alam, sebagai kesadaran hidup yang paling hakiki. Toh, manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. karena alam dipercaya sebagai tempat di mana manusia bisa menemukan kemurnian, kebebasan, dan kebahagiaan sejati. Untuk selalu menyelaraskan hidup dengan alam di mana pun. 

 


Dalam semangat romantisme, kata Rousseau, emosi dan intuisi manusia sangat penting. Memperbanyak pengalaman emosional jauh lebih otentik daripada mengejar penalaran yang rasional. Hidup yang mengalir dengan penuh empati dan sikap peduli, ketimbang menuntut rasional yang bersifat  dingin dan terlalu mekanis. Karena di zaman begini, tidak sedikit orang yang mengorbankan kebebasan individu demi kenyamanan dan kemajuan material. Dalam bukunya Discourse on the Origin and Basis of Inequality Among Men, Rousseau menegaskan bahwa ketimpangan sosial muncul karena kepemilikan pribadi dan institusi yang dibuat manusia sendiri.

 

Sejatinya, kebebasan individu yang hakiki adalah saat mampu menjalani hidup sesuai dengan kehendak alami, mampu berkontemplasi dengan alam. Tanpa tekanan dari norma atau aturan sosial yang sering tidak adil. Tanpa campur tangan logika yang hanya bertumpu benar dan salah. Kebebasan individu pada akhirnya akan menemukan jalannya sendiri. Sebagai cara untuk mengelola perasaan secara alamiah. Seperti proses pendidikan, seharusnya disesuaikan dengan perkembangan alami anak. Bukan pendidikan yang terlalu terstruktur dan mengekang. Terlalu terbatas pada ruang-ruang kelas dan instruksi guru - kurikulum. Namun, membiarkan anak belajar melalui pengalaman langsung dan melakukan kontak dengan alam.

 

Biarkan semuanya berjalan secara alamiah, itulah spirit yang dijunjung tinggi relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Sebagai bagian implementasi gerakan romantisme dalam pendidikan. Untuk sedikit melawan dominasi pendidikan rasional. Sebuah taman bacaan yang menekankan pentingnya aspek pengalaman emsosioanl, spiritualitas, kebebasan individu, dan menyatu dengan alam. Tujuannyam hanya untuk membangun harmoni antara jasamani dan rohani, membentuk peradaban manusia yang lebih beradab. Karena, satu di antara momen paling bahagia dalam hidup adalah saat kita menemukan keberanian untuk melepaskan apa yang tidak bisa kita ubah. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen




Keren Banget, TBM Lentera Pustaka Ajarkan Menabung Anak Sejak Dini dan Buka Celengan Hari Ini

Sebagai taman bacaan yang menjadi laboratorium literasi finansial di kalangan anak-anak, TBM Lentera Pustaka hari ini menggelar “Hari Buka Celengan 2024” di Bogor (29/12/2024). Setiap anak TBM membuka celengan kalengnya masing-masing dan menghitung besaran jumlah uang yang ditabung selama setahun. Acara hari buka celengan berlangsung meriah dan dihadiri Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka serta wali baca, relawan, dan para ibu opengantar anak ke TBM. Adapun hasil dari Hari Buka Celengan TBM Lentera Pustaka tahun 2024 ini adalah:

1.       Total uang celengan kaleng anak-anak TBM Lentera Pustaka mencapai Rp. 10.501.500

2.       Tabungann terbanyak atas nama Putri mencapai Rp. 2.290.000 (berhak mendapat hadiah dari Pendiri TBM Lentera Pustaka sebesar Rp. 500.000), diikuti terbanyak ke-2 Jihan Rp. 1.387.500, dan ke-3 Vanesa Rp. 1.380.000

3.       Tabungan paling sedikit Rp. Rp. 7.500

4.       Jumlah anak yang menabung di celengan kaleng mencapai 66 anak atau sekitar 45% dari total anak pembaca aktif di TBM Lentera Pustaka.

Hari Buka Celengan sudah menjadi tradisi tahunan TBM Lentera Pustaka. Setiap anak TBM memiliki celengan kaleng dan mengisinya saat jam buka seminggu 3 kali datang. Upaya ini dilakukan sebagai praktik baik menabung sejak dini, sekaligus pembelajaran literasi finansial. Maka wajar, TBM Lentera Pustaka seringkali dijadikan “sentra” kegiatan edukasi literasi keuangan beberapa institusi keuangan, khususnya pada saat Bulan Inklusi keuangan tiap Oktober. Mulai dari bank, asuransi jiwa, dana pensiun atau komunitas lainnya.


Di tahun 2025 nanti, anak-anak yang terbiasa menabung di celengan kaleng akan didaftarkan membuka rekening SIMPEL (SIMpenan PELajar) dari bank Sinarmas sebagai mitra CSR korporasi TBM Lentera Pustaaka. Saat ini anak TBM Lentera Pustaka yangsudah memiliki rekening SIMPEL mencapai 22 anak dan tahun 2025 ditargetkan bertambah 10 anak lagi.

 


Melalui celengan kaleng, anak-anak TBM Lentera Pustaka diajarkan dan dilatih untuk menabung sejak dini, dari awal tahun hingga akhir tahun 2024. Agar terbiasa menyisihkan sebagian uang jajan untuk ditabung. Selain rutin membaca buku di taman bacaan, kini anak-anak TBM Lentera Pustaka sudah terbiasa menabung di celengan kaleng. Tujuannya, untuk menggugah pengetahuan dan perilaku konktret dalam menabung,

 

Patut diketahui, sejak berdiri tahun 5 November 2017, TBM Lentera Pustaka awalnya hanya menjalankan 1 program literasi yaitu TABA (TAman BAcaan). Tapi kini telah mengelola 15 program literasi, seperti: TABA, GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA), KEPRA (Kelas PRAsekolah), YABI (YAtim BInaan), JOMBI (JOMpo BInaan), TBM Ramah Difabel, KOPERASI LENTERA, DonBuk (Donasi Buku), RABU (RAjin menaBUng), LITDIG (LITerasi DIGital), LITFIN (LITerasi FINansial), LIDAB (LIterasi ADAb), Rooftop Baca, MOBAKE (MOtor BAca KEliling), dan melek Al Quran. Didukung 5 wali baca dan 13 relawan, TBM Lentera Pustaka kini melayani tidak kurang dari 366 orang pengguna layanan setiap minggunya yang berasal dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi). Beroperasi 6 hari dalam seminggu, kecuali Senin. Dan literasi finansial menjadi program yang selalu dilakukan untuk anak-anak dan warga di taman bacaan ini.

 

Lalu, apa pelajaran penting dari menabung di celengan kaleng anak-anak TBM Lentera Pustaka? Intinya, mereka diajak menabung terlebih dulu, lalu silakan menghitung uang yang sudah terkumpul selama setahun. Siapa yang menabung, maka dia berhak menikmatinya hasilnya. Dan jangan pernah menghitung uang di kantong orang lain bila kita tidak pernah menabung. Ayo menabung .... Salam literasi #CelenganKaleng #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka






Sabtu, 28 Desember 2024

Memperbaiki Diri Ala Dale Carnegie di Taman Bacaan

"Memperbaiki diri jauh lebih menguntungkan daripada mencoba memperbaiki orang lain", begitu kata Dale Carnegie dalam bukunya "Cara Menikmati Hidup dan Pekerjaan Anda".

 

Ungkapan Dale Carnegie itu ada benarnya. Daripada kita sibuk untuk urusan orang lain, lebih baik melakukan sesuatu yang menjadikan kita lebih baik. Caranya ya memperbaiki diri. Karena bisa jadi, kita memang tidak lebih baik dari orang lain yang mau diperbaiki. Di banyak tempat, ada yang sukanya mencari dan melihat kotornya orang lain. Tapi lupa pada kotornya diri sendiri.

 

Sebagai seorang penulis dan ahli di bidang motivasi, pengembangan diri, dan keterampilan interpersonal, Dale Carnegie ingin mengingatkan. Jangan sampai kita selalu bisa mengetahui letak kesalahan orang lain akan tetapi kita tidak pernah menyadari letak kesalahan yang ada pada diri kita sendiri. Paham betul melihat noda pada pakaian orang lain. Tapi selalu buta terhadap noda-noda yang ada pada pakaian kita sendiri.

 

Ada benarnya, bahwa kita sering kali tahu sok tahu banyak tentang orang lain. Tapi tidak tahu banyak tentang diri sendiri. Maka jadilah lebih literat, agar lebih banyak mau membaca dan belajar. Bukan merasa lebih pintar, bila hanya membuat kita jadi lupa diri. 

 


Teruslah memperbaiki diri dalam segala keadaan. Tetap berbuat baik dan menebar manfaat di manapun, sekalipun diperlakukan tidak baik oleh orang lain. Karena baik tidaknya orang lain bukan urusan kita. Kita hanya bertanggung jawab pada diri kita sendiri. Carilah tempat bergaul yang baik, lingkungan yang positif. 

 

Seperti bergaul di taman bacaan. Menjadi relawan, membimbing anak-anak yang membaca, mengajar huta aksara hingga keliling kampung sediakan akses bacaan. Seperti yang dijalani relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

 

Relawan yang selalu memperbaiki diri, dengan berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Atas dasar cinta dan semangat kemanusiaan untuk menjadikan diri lebih baik. Begitulah hakikat memperbaiki diri di taman bacaan. Salam literasi #TamanBacaan #RelawanTBM #TBMLenteraPustaka

Jumat, 27 Desember 2024

A Cup of Coffee Akhir Tahun di Taman Bacaan

Pernah dengar cerita ini? Ketika kawanan kera mendengar bahwa petani yang selalu mengusir mereka dari ladang jagung telah meninggal dunia. Mereka merayakannya dengan gembira, begitu senangnya. Namun di tahun berikutnya, tidak ada lagi jagung yang bisa mereka curi dan makan di ladang. Tidak ada lagi petani yang menanamnya. Saat itulah kawanan menyadari dengan pahit bahwa petani yang mereka anggap “musuh” sebenarnya adalah orang yang menanam makanan mereka. Orang yang berjasa untuk mereka.

 

Kisah kawanan kera dan petani, bisa jadi pelajaran. Bahwa seseorang yang dianggap musuh pun sangat diperlukan. Sebaliknya, bisa saja orang mungkin tidak menghargai tindakan kita hari ini. Tapi mereka akan mengakui pentingnya kita ketika kita tidak ada lagi. Jadi, tetaplah berbuat baik dan tebarkan manfaat di manapun. Apapun persepsi orang lain, selagi baik dan manfaat pasti pasti ada gunanya. Bila tidak sekarang ya nanti, waktu yang akan membuktikannya.

 

Begitu pula, bila ada orang yang berkuasa bertindak angkuh bak pahlawan. Gemar merendahkan, bahkan menyalahkan orang yang pernah berjasa padanya. Memanipulasi informasi, terkadang ambisi menghancurkan reputasi orang lain. Hati-hati, begitulah perilaku destruktif akibat arogansi seseorang.  Orang yang sok berkuasa dan tidak punya empati pada orang lain. Realitas itu ada di sekitar kita.

 

Ketahuilah, kita hidup di dunia ini bukan untuk orang lain. Bukan pula ditugasi untuk membalas keburukan orang lain. Biarkan saja, kita cukup terus memperbaiki diri. Tanpa peduli pada orang-orang yang tidak ada pengaruhnya terhadap aktivitas yang kita jalankan.

 


Kawanan kera itu menyesal karena tidak ada lagi petani yang menanam jagung. Akibatnya, tidak ada lagi makanan di ladang. Sering kali, ada orang menganggap kita musuhnya. Tapi berikutnya, mereka menyesal karena sikap arogansinya sendiri. Kebaikan petani yang menanam jagung untuknya, justru dipersepsi sebagai musuhnya. Begitulah realitas yang bisa terjadi pada siapapun.

 

A cup of coffee akhir tahun di taman bacaan, hanya mengingatkan selalu ada saja orang yang bertindak jahat di dekat kita. Karena kita memang tidak bisa mengontrol mereka. Biarkan mereka yang berpikir dan bertindak buruk, maka mereka pula yang akan menanggung akibatnya sendiri. Kita cukup diam dan bersikap tenang. Karena the show must go on.

 

Jadi, apapun celotehan orang biarkan saja. Kita hidup bukan untuk orang lain. Tapi untuk Allah, untuk menggapai ridho-Nya. Kita dan mereka sama saja, sekarang berada di atas tanah dan tujuan masuk ke dalam tanah. Tapi yang membedakan hanya amalan antara kita dan mereka. Seberapa banyak perbuatan baik dan manfaat yang ditebarkan untuk orang lain.

 

A cup of coffee akhir tahun di taman bacaan mengingatkan. Jangan pernah larut dalam kesenangan dunia, apalagi kelakuan jahat orang lain. Jangan terlena dengan sanjungan dan akal bulus orang lain. Kita tidak tahu di belakangnya? Teruslah kita introspeksi diri di mana pun, hingga kapan pun. Selamat ngopi! #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

 


Ketika Memilih Pergaulan di Taman Bacaan

Zaman begini, agak susah punya teman terbaik yang positif dan objektif. Nongkrong di kafe pun obrolannya berisi gibah atau gosip. Boro-boro mau berbuat baik, bergaul pun jadi salah arah salah teman. Bergaul di mana pun, akhirnya butuh sikap.

 

Jadi mau bergaul di mana? Sederhana sih, prinsipnya pilihlah pergaulan yang membuat kita lebih sehat. Pergaulan yang positif, berteman yang apa adanya. Pergaulan yang lebih banyak baiknya daripada buruknya. Bergaul yang lebih banyak perilaku baiknya, daripada omongan doang.

 

Seorang teman yang baik harusnya mampu membuat kita nyaman. Bukan teman yang justru membuat kita malas berada di dekatnya. Carilah teman bergaul yang saling menghargai, saling menghormati privacy masing-masing. Ngobrolnya enak, jujur, dan apa adanya. Bukan bergaul untuk memamerkan kesombongan, sambil meremehkan teman yang lain.

 

Bergaul dengan menjunjung tinggi akhlak dan adab. Punya empati dan peduli untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat. Sebagai teman, selalu menjaga prasangka baik. Menghindari dari rasa iri dan dengki terhadap teman sendiri. Dan tidak kalah penting, bergaul itu tidak harus terbuka. Tidak perlu curhat, apalagi atas masalah pribadi. Karena teman kita juga punya masalah. Jadi, jangan nambah-nambahin masalah.

 


Pertanyaannya, di mana bisa punya pergaulan yang sehat? Sejauh pengalaman yang sudah terjadi, ternyata bergaul di taman bacaan tergolong menyehatkan. Karena berteman di taman bacaan, hanya tahunya berbuat baik dan menebar manfaat. Mulai dari membimbing dan memotivasi anak-anak yang membaca, mengajar calistung kelas prasekolah, memberantas buta aksara kaum ibu yang tidak bisa baca tulis, hingga menjalankan aktivitas motor baca keliling. Terkadang, sambil ngopi sore dan menikmati panorama alam yang indah dan patut disyukuri.  Bergaullah di taman bacaan, biar sehat lagi berkah.

 

Tapi intinya, carilah pergaulan yang sehat. Agar bisa memberi aura positif, kedamaian dan rasa hormat. Penting bergaul yang sehat untuk kebaikan hidup kita ke depan. Dan itu, saya memilih bergaul di Taman Bacaan Masyarakat Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

 

Sebagai refleksi akhir tahun, penting untuk bersikap. Ke mana memilih tempat pergaulan? Karena lebih baik memiliki 1 teman yang mengerti kita daripada 1.000 teman yang mementingkan dirinya sendiri”. Salam literasi #RelawanTBM #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka



Rabu, 25 Desember 2024

Kenapa Anak-anak Harus Membaca?

Mungkin hingga kini, masih ada yang memperdebatkan soal penting atau tidak pentingnya membaca? Agak naif, bila membaca diperdebatkan tanpa melakukannya. Membaca harusnya bukan bahan perdebatan. Tapi perbuatan, membentuk kebiasaan membaca di tengah hiruk pikuk gitalisasi dan kafe-kafe tempat nongkrong. Membaca di hari ini butuh keberanian, tidak lagi sekadar ketersediaan buku bacaan.

 

Susah dibantah, aktivitas membaca pasti punya manfaat banyak. Secara normatif, dikatakan membaca memiliki banyak ma fast. Diantaranya, karena membaca seseorang dapat mengembangkan intelektual dan memperluas wawasan. Ada pula yang berdebat, katanya membaca itu melatih pikiran dan meningkatkan kosakata. Sekali lagi, secara normatif, perbuatan membaca pasti punya dampak positif.

 

Adalah Joyce Carol Oates, salah satu penulis paling produktif di Amerika Serikat yang menyoroti kekuatan unik membaca. Sebab membaca, seseorang berpotensi melampaui batasan dirinya sendirim. Katanya, membaca, tidak hanya memahami kata-kata, tetapi juga merasakan pengalaman, emosi, dan perspektif dari penulis maupun tokoh-tokoh dalam cerita atau teks bacaan. Membaca adalah proses meditatif diri, sebuah proses batin yang menyelinap ke dalam “kulit” orang lain. Seolah-olah kita hidup dalam dunia orang lain, berbicara dengan suara mereka, dan memahami apa yang mereka rasakan. Karena membaca, siapapun lebih tenang dan penuh pertimbangan. Tidak sembrono atau ugal-ugalan seperti yang terjadi di banyak tempat hari ini.

 

Kenapa ada seorang satu keluarga "bunuh diri" akibat utang pinjol? Kenapa pula ada orang yang bersikap arogan dan merendahkan orang lain? Atau kenapa kita masih suka berpikir buruk tentang orang lain yang mungkin kita tidak mengenal sepenuhnya? Semua itu terjadi karena kita kurang membaca. Tidak mau membaca atau hanya gemar memperdebatkan seputar isi bacaan. Membaca, akhirnya jauh panggang dari api.

 

Masih kata Joyce Carol Oates, membaca kian menarik karena mampu menjadi jembatan atau penghubung seseorang lebih punya empati. Sebuah sikap penting untuk memahami dan menghargai perasaan dan pengalaman orang lain. Mau memahami apa yang dirasakan orang lain, berupaya melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, bahkan mampu memahami latar belakang, pengalaman, dan nilai-nilai yang dimiliki orang lain. Sikap empati itu sangat penting, untuk meredam egoisme, arogansi, dan perilaku subjektif yang menyelimuti banyak orang.

 

Harus diakui, saat kita membaca. Secara sengaja atau tidak, kita sering terbawa oleh alur cerita atau argumen dalam teks bacaan yang mungkin bertentangan dengan pandangan kita sendiri. Tidak setuju atas isi bacaan, ada rasa untuk menikah teks bacaan. Tapi justru di situ, terjadi dialog batin antara diri kita dengan penulianya. Tentang perbedaan sudut pandang, berbeda pemikiran. Ketika kondisi bernada itu terjadi, maka di situlah kita menemukan kebijaksanaan yang hakiki. Bahwa setiap orang memiliki kisah yang layak dipahami. Selalu ada cerita yang berbeda dan kita diminta untuk mengerti. Ada empati terhadap kisah siapapun.

 


Mungkin hari ini, banyak orang tidak lagi suka membaca. Karena membaca dianggap beban, membaca dianggap buang-buang waktu. Selain membosankan, membaca sering dituding tidak realistis. Banyak teks bacaan yang berbeda dengan realitas kehidupan. Kita sering lupa, justru di situ nikmatnya membaca. Membaca sesuatu yang ada di buku tapi nyatanya berneda dengan kisah nyata kehidupan. Lagi-lagi, batin kita sebagai pembaca dituntut untuk berdialog dan mengartikan semuanya.

 

Bagi yang gemar menulis, membaca justru dianggap sebagai magang. Kegiatan untuk terus belajar dan berlatih mengasah pikiran, di samping jadi pengalaman yang dapat memperkaya bahan tulisan. Karena sejatinya, tidak ada penulis yang lahir tanpa aktivitas membaca. Membaca dan menulis adalah dua sisi mata uang yang saling bersinggungan. Membaca tanpa menulis adalah hampa. Menulis tanpa membaca adalah kosong.

 

Sangat jelas, membaca pasti mengajak kita untuk memahami persfektif orang lain, utamanya si penulis. Dari bacaan itulah pada akhirnya, kita dapat membentuk gaya orisinal kita sendiri. Menemukan gaya sendiri dalam membaca dan gaya asli dalam menulis.

 

Membaca apapun, termasuk membaca kehidupan tidak akan pernah sia-sia. Selalu ada pelajaran dan hikmah dari membaca dan bacaan. Karena membaca bukan hanya aktivitas intelektual semata. Tapi memberi pengalaman transformasional untuk memperluas cakrawala dan memperkaya kemanusiaan kita. Membentuk sikap empati dan kepedulian yang lebih besar lagi. Tanpa disadari, betapa banyak orang yang berubah setelah gwmar membaca. Karena kita sering merasa menjadi orang yang berbeda setelah membaca sebuah buku yang menyentuh jiwa, membuncah kan hati nurani.

 

Seperti berkiprah di taman bacaan, bukan hanya mengajak anak-anak membaca. Tapi lebih dahsyat dari itu, membangunkan rasa kemanusiaan kita untuk anak-anak yang selama ini tidak punya tempat membaca. Sebuah sikal empati yang kini banyak ditinggalkan orang. Membaca bukan ingin jadi pintar. Tapi karena membaca kita. Akun mengerti kondisi dan keadaan orang lain.

 

Terlalu sederhana, melihat aktivitas membaca sekadar bertemunya pembaca dan teks bacaan di atas kertas. Justru membaca lebih banyak menciptakan ruang sentimental dan idealistik, untuk selalu bertanya. Siapa kita dan mau ke mana kita sebenarnya? Karena membaca itu batu loncatan siapapun untuk menjadi lebih baik, bukan lebih pintar. Selamat membaca! Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen





Selasa, 24 Desember 2024

Laporkan Kinerja Tahun 2024, TBM Lentera Pustaka Gelar Hari Buka Celengan dan Berikan Jajanan Kampung Gratis

Sebagai penguatan pentingnya kegemaran membaca dan taman bacaan, TBM Lentera Pustaka menggelar 3 event penutup tahun 2024, yaitu 1) Hari Buka Celengan dan Aksi Bersih Lingkungan, 2) Launching Buku “Pilkada Bikin Pusing”, dan 3) Pengajian Bulanan dan Santunan Yatim BInaan (YABI) dan JOMpo BInaan (JOMBI). Sebagai hadiah tutup tahun, digelar pula “Jajanan Kampung Gratis” untuk semua pengguna layanan TBM Lentera Pustaka.

 

Untuk diketahui, anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka yang kini berjumlah 223 anak memiliki celengan kaleng dari Bank Sinarmas. Selain terbiasa membaca buku, setiap anak juga dianjurkan untuk menabung di celengannya masing-masing. Nama programnya RABU (RAjin menaBUng) sebagai implementasi dari literasi finansial anak untuk memfasilitasi kebiasaan menabung. Lebih baik menabung daripada jajan. Nantinya, uang dari celengan kaleng tiap anak yang memenuhi syarat akan dibukakan rekening Tabungan SIMPEL (SIMpanan PELajar) dari Bank Sinarmas. Saat ini sudah ada 22 anak yang memiliki Tabungan SIMPEL.

 

Nah sebagai tradisi tahunan di TBM Lentera Pustaka, setiap akhir tahun tepatnya Minggu, 29 Desember 2024 akan digelar “Hari Buka Celengan” untuk menghitung berapa besar jumlah celengan setiap anak. Sekaligus edukasi akan pentingnya menabung untuk anak-anak TBM yang belum maksimal mengisi celengannya. Saat Hari Buka Celengan, anak TBM dengan jumlah uang celengan yang paling banyak akan diumukan sebagai “penabung terbanyak” dan berhak mendapat hadiah berupa uang tambahan maksimal Rp. 500.000 dari Pendiri TBM Lentera Pustaka. Hadiah diberikan sebagai motivasi dan semangat akan pentingnya rajin menabung di TBM. Di saat hari yang sama, sekitar 70 ibu-ibu pengantar anak TBM Lentera Pustaka Bersama relawan juga melakukan "Aksi Bersih Lingkungan TBM" dengan memungut sampah dan membangun taman bacaanyang bersih.

 

Di ajang tutup tahun 2024 ini, TBM Lenera Pustaka juga akan melaporkan "Kinerja Tahun 2024 TBM Lentera Pustaka" yang menginformasikan kondisi; 1) jumlah pengguna layanan TBM, 2) jumlah donasi buku yang diterima dan valuasi nilainya, 3) jumlah event dalam setahun, 4) Award dan Achievement pada tahun 2024, 5) Jumlah relawan yang bergabung, 6) Mitra CSR tahun 2024, dan 7) rencana program dan kegiatan tahun 2025. Kinerja tahun 2024TBM Lentera Pustaka akan disampaikan langusng oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka didamping Alwi (Koordinator Relawan), Susi (Ketua Harian), dan para wali baca-relawan TBM Lentera Pustaka.

 


Selain itu, pada Minggu 29 Des 2024 nanti, akan dilakukan pula launching buku “Pilkada Bikin Pusing”, buku antologi liputan jurnalistik mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FSB Universitas Indraprasta PGRI yang dihadir2 kelas mahasiswa dan dosen pengampunya, Dr. Syarifudinn Yunus, M.Pd. Siangnya, seluruh pengguna layanan pun diajak antre dan mendapatkan kupon “jajanan kampung gratis” terakhir tahun 2024. Sebagai sedekah TBM Lentera Pustaka kepada pengguna layanannya.

 

 

Sehari sebelumnya, pada Sabtu 28 Des 2024 sore, TBM Lentera Pustaka akan menggelar  Pengajian bulanan YAtim BInaan (YABI) dan JOMpo BInaan (JOMBI) TBM Lentera Pustaka sekaligus memberikan santunan kepada 14 anak yatim dan 13 kaum jompo, di samping berdoa kersama untuk keberkahan TBM Lentera Pustaka, pendiri, wali baca dan relawan, serta seluruh pengguna layanannya di tahun 2025.

 

Sudah cukup? Belum, karena di Minggu 29 Des 2024 seperti biasa akan berlangsung kegiatan belajar GErakan BERantas BUta aksaRA (GEERUBURA) TBM Lentera Pustaka yang diikuti 6 ibu warga belajar, di samping aktivitas MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka di sore hari yang selalu keliling sediakan akses bacaan ke kampung yang selama ini tidak punya akses bacaan. Sebagai penutup, Pendiri TBM Lentera Pustaka bersama wali baca dan relawan  menggelar rapat evaluasi 2024 dan renacana tahun 2025 di warung kopi atau kafe sekitar kaki Gunung Salak Bogor.

 

Pesan penting dari event tutup tahun 2024 TBM Lentera Pustaka adalah kebersamaan dan kekompakan di taman bacaan harus selalu ditegakkan. Pentingnya membangun kolaborasi dan sinergi berbagai pihak di taman bacaan, baik mitra CSR, anak-anak pembaca aktif, para ibu yang mengantar anak ke TBM, wali baca dan relawan. Agar taman bacaan selalu semarak dan ramai pengunjungnya, di samping menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang asytik dan menyenangkan. Bukan hanya membaca buku yang membosankan. Salam literasi #TBMLenteraPustaia #TamanBacaan #HariBukaCelengan #LiterasiFinansial





 

Nasihat Literasi Akhir Tahun, Jangan Dibalas Bila Ada yang Jahat

Sudah hukum alam, bahwa kita tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang. Saat kita senang, pasti ada orang yang iri dan benci. Tapi pada saat kita sedih, tidak sedikit orang yang senang atas keadaan kita. Jadi, siapapun bisa bertindak apapun pada kita.

 

Tapi apapun yang terjadi. Jangan balas, jangan dibalas. Jangan balas jika orang tidak suka kita. Jangan balas kalau ada orang menghina kita. Jangan balas bila ada orang yang dengki kita. Jangan balas kalau ada orang bersaing dan senantiasa mencari salah kita. Jangan dibalas bila ada yang jahat. Toh, mereka tidak sekolahkan kita, tidak kasih makan kita.

 

Sekali lagi, jangan balas apapun. Jangan balas bila ada yang merendahkan kita. Jangan balas bila ada yang kerjanya menceritakan keburukan kita. Jangan balas bila ada yang berprasangka buruk kepada kita. Dan jangan balas bila ada orang yang berbuat apapun yang jelek kepada kita. Jangan dibalas, tidak usah dibalas. Biarkan saja, hingga waktu yang membalasnya.

 




Kenapa jangan dibalas? Karena kita hidup di dunia ini bukan untuk membalas keburukan orang lain. Bukan pula untuk membalas perbuatan jelek dengan kejelekan. Kita tidak belajar untuk menghina, menjatuhkan orang lain. Karena kita cukup mendidik diri kita sendiri, agar lebih baik dan lebih baik.

 

Saat orang lain bertindak jahat, cukup lupakan dan doakan saja yang baik. Semoga mendapat petunjuk dan hidayah-Nya. Maka jangan pernah tersanjung dengan pujian dan hinaan orang lain. Apapun, diam dan tenang itu lebih baik. Cukup sabar dan tersenyum saja.

 

Biarkan saja siapapun menilai kita, boleh-boleh saja. Berkata apapun tentang kita sangat boleh. Lebih baik kita introspeksi diri dan terus berbuat baik. Ingat, kita hidup bukan untuk orang lain tapi untuk Allah sang maha pencipta.

 

Begitulah spirit aktivitas di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Apapun jangan dibalas dan cukup kerjakan ya g baik lagi bermanfaat. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

 

Senin, 23 Desember 2024

Pernah Membaca Halaman Sebuah Buku, Begini Bunyinya

Sore itu, saya berada di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Sambil menikmati secangkir kopi hitam, mata pun terbelalak. Saat berhenti pada halaman sebuah buku. Saya lupa judul bukunya, tapi justru halaman itu yang membuat saya masih terngiang hingga kini.

 

Pada halaman sebuah buku, tertulis bunyi kalimat seperti ini:

“Sederhana saja, nikmati apa yang sudah diberi. Syukuri apa yang sudah dimiliki. Berharap seperlunya dan berusahalah semampunya. Lalu tutup dengan berdoa sepenuhnya. Begitulah seharusnya kita, di mana pun dan untuk apapun …”.

 

Mungkin buku itu tidak istimewa bagi banyak orang, apalagi cover judulnya pun kurang menarik. Tapi membaca isi halaman demi halaman, siapapun yang membacanya. Seperti diingatkan untuk lebih banyak bersyukur atas apa yang dimiliki, ikhtiar semampunya. Dan jangan pernah berharap kepada manusia, cukup Allah SWT jadi tempat berdoa dan meminta. Maka benar, jangan pernah menilai sebuah buku hanya dari sampulnya. Bacalah isinya, simak halaman demi halaman di dalamnya. Karena buku, sejatinya pasti memberikan pelajaran.

 

Don’t judge a book by its cover. Jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Sebuah ungkapan metaforis, untuk kita agar tidak menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Jangan terlena dengan fisik dan penampilan semata. Tapi bagaimana hati dan pikirannya?

 

Pada halaman sebuah buku. Saya seperti di ero tahu. Bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, siapapun harus tetap hidup dan tetap bersahabat dengan realitas. Jangan menyerah sebelum mati. Jangan pernah kehilangan jati diri, jangan kehilangan harapan bahkan arah. Selagi masih punya niat untuk berbuat baik dan menebar manfaat, kerjakan saja apapun tantangannya.

 

Dunia ini tempatnya hidup sementara. Maka teruslah belajar, berpikir, membaca, mencipta, berbicara, menulis, bermimpi, dan tetap ikhtiar lalu berdoa. Perjalanan seberat apapun adalah proses dan pada akhirnya hasil baik akan mengikutinya. Rezeki siapapun tidak akan pernah tertukar, siasat orang lain mau bagaimana pun tidak akan tercapai tanpa izin-Nya.

 


Saat membaca buku di TBM Lentera Pustaka, saat berkiprah secara sosial di taman bacaan. Memang tidak ada untungnya. Tapi di situlah, kita bisa menanam benih kebaikan dan manfaat untuk orang lain. Bila taman bacaan sebagai jalan hidup, bisa jadi Allah sudah menghendakinya. Itulah jalan hidup yang pantas untuk kita tekuni, sebagai sumber keberkahan atas pekerjaan, rezeki, bahkan spiritual.

 

Mungkin kita sudah sedikit lupa. Selain rutinitas keseharian, masih ada orang-orang di luar sana yang membutuhkan bantuan kita, sekecil apapun. Sebuah kepedulian sosial, sekaligus bersama membangun kedamaian dalam lahir dan batin di tempat yang semestinya. Karena itu, hanya ada satu hal yang tidak boleh disia-siakan dalam hidup, yaitu hidup itu sendiri.

 

Ketahuilah, rasa bahagia itu bukan saat kita memiliki segalanya. Tapi terletak pada apa yang selalu kita syukuri apa adanya. Di manapun dan atas alasan apapun.

 

Pada halaman sebuah buku, terbaca untuk siapapun selalu bersyukur dan bersikap apa adanya. Selamat membaca, salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen