Mengajak anak-anak datang dan bertahan di TBM atau taman bacaan, bukanlah pekerjaan mudah. Selagi masih "otak sekolah" (baca: kepintaran) yang dipakai nggak mungkin TBM bisa berkembang. TBM fokusnya "otak gairah", yang didedikasikan sebagai tempat bersama untuk mengisi waktu luang, untuk membangun karakter anak, dan sikap spartan anak sejak dini. Biar nggak manja, nggak cengeng terhadap keadaan.
Sekolah itu fokusnya bikin anak patuh
tanpa tahu alasannya kenapa patuh? Bisa menjawab dengan benar, cepat
menyelesaikan soal, dan nilainya bagus. Makanya tiap tahun ada kenaikan kelas sebagai
penghargaan atas itu semua. Tapi di TBM, yang ada buku-buku sebagai media untuk
mengajar anak-anak agar tetap semangat walau penuh keterbatasan. Tetap ikhtiar
walau tidak punya. Dan yang penting membangun "gairah" sekalipun lagi
nggak semangat. Tanpa ada kenaikan kelas, tanpa ada wisuda dan perpisahan.
Selamanya mengabdi di taman bacaan.
Maka di TBM Lentera Pustaka, anak-anak
selalu dann selalu diajak sholawatan, bernyanyi bersama seperti tentara, senam
literasi, diberi motivasi-nasihat, diajarkan antre, bahkan bergembira bersama. Sebagai
modal membentuk karakter dan akhlak anak. Semuanya bukan untuk jadi
"pintar" atau "sukses". Tapi untuk punya semangat dan
ketekunan tentang pentingnya ikhtiar, perlunya tindakan Membangun karakter anak
agar punya hasrat baik, mampu aksi nyata. Dan menghargai dan merayakan setiap
" proses" bukan "hasil".
Secara bersama-sama (wali baca,
relawan, pendiri, orang tua, dan anak-anak) menyadari proses lebih penting
daripada hasil. Harus punya sikap berani, tahan banting, dan tekun berada di
TBM. Di TBM, kita tidak mencari "tepuk tangan" saat berhasil. Tapi
lebih fokus "gimana tetap bergairah saat terbatas, mau bangkit saat
jatuh".
Karenanya taman bacaan, harus jadi
"rumah" untuk anak-anak yang pengen punya akses bacaan di saat banyak
orang nggak peduli apa itu buku. Jadi tempat anak untuk mengisi waktu luang
dengan kegiatan yang positif. Anak-anak yang mampu melangkah di kala malas,
tetap bersuara di saat tidak ada yang menyemangati sekalipun. Tetap berkiprah
di jakann sunyi pengabdian.
Nggak muluk-muluk, TBM hanya ruang
sunyi yang hadir bersama anak-anak untuk membangun gairah dan ketekunan
membaca, di saat banyak orang menjauhinya. Itulah yang kata Angela Duckworth
disebut GRIT, ikhtiar untuk bertahan di tempat sepi dengan konsistensi dan
ketabahan. Terus berjalan ketika banyak orang berhenti.
Itulah sebab kenapa kita di TBM? Salam
literasi! #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar