Ada
yang bertanya, gimana sih nasib pekerja swatsa tanpa program pensiun? Ternyata
sangat memprihatinkan. Pekerja swasta yang tidak memiliki program pensiun atau
hanya mengandalkan kepesertaan di JHT BPJS ternyata tingkat penghasilan pensiun
(TPP) aktual di masa pensiun nanti hanya 10% dari gaji terakhir. Artinya, hanya
mampu memenuhi 10% dari kebutuhannya di saat bekerja. Bila gaji terakhir saat
bekerja Rp. 10 juta, maka di masa pensiun hanya bisa punya uang Rp. 1 juta per
bulan. Sungguh memprihatinkan. Sudah pasti akan mengalami masalah keuangan di
masa pensiun atau tidak mampu menjaga standar hidupnya seperti waktu bekerja.
Lalu,
berapa tingkat penghasilan pensiun (TPP) yang layak bagi pekerja swasta? Tentu relatif,
sesuai dengan tingkat biaya hidup dari masing-masing pekerja. Namun bila
mengacu pada rekomendasi ILO diharapkan seoarang pekerja memiliki tingkat
penghasilan pensiun mencapai 40% dari gaji terakhir. Bila gaji terakhirnya
Rp.10 juta, kira-kira bisa hidup layak di masa pensiun dengan Rp. 4 juta per
bulan. karena itu, pemerintah tengah menggodok yang namanya “program pensiun
tambahan bersifat wajib”, yang nantinya setiap pekerja wajib memiliki program
pensiun dan dapat menabung untuk hari tua sebesar 15% dari gaji. Agar bisa
mencapai TPP 40% dari gaji terakhirnya. Tapi ada pula yang memiliki standar TPP
diantara 70%-80% dari gaji terakhir, ya sah-sah saja.
Bayangkan
saja, bila seoarang pekerja punya gaji terakhir sebelum pensiun Rp, 10 juta.
Lalu, saat pensiun hanya memiliki uang Rp. 1 juta per bulan. Pasti tingkat
kehidupannya menurun drastic, terlalu banyak biaya hidup yang tidak mampu
di-cover lagi. Karena itum realitas hari ini 7 dari 10 pensiunan di Indonesia
memgalami masalah keuangan alias tidak mampu secara finansila. Dan terpaksa
bergantung kepada anak-anaknya atau menjual aset-asetnya yang dikumpulkan saat
bekerja. Belum lagi ditambah, usia harapan hidup di Indonesia saat ini terus
meningkat, kini berada di 73 tahun. Apbila pensiun di usia 55 tahun, maka masih
ada 18 tahun masa kehidupan yang masih membutuhkan biaya.
Jadi,
gimana nasib pekerja swasta tanpa memiliki program pensiun? Mungkin jawabnya,
akan mengalami masalah keuangan di hari tua. Tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, apalagi mememlihara gaya hidup pasti sangtat sulit. Bahkan
mungkun jadi tergantung secara finansial dari anak-anaknya. Kalau anaknya mampu
mungkin tidak masalah tapi bila tidak mampu secara finansial, entah apa yang
terjadi?
Maka
solusinya, pekerja swasta harus meulai mempersiapkan masa pensiun sejak dini. Mau
tidak mau, harus berani merencanakan hari tuanya sendiri. Mau seperti apa dan
dalam keadaan gimana? Harus mulai menabung untuk hari tua melalui program
pensiun. Menyisihkan sebagian gaji di saat bekerja untuk masa pensiunnya
sendiri. Jangan sampai saat bekerja punya gaya hidup, begitu pensiun gaya
hidupnya menurun drastic bahkan tidak mampu mempertahankan standar hidupnya.
Nah,
salah satu cara yang dapat ditempuh pekerja swasta adalah menjadi peserta Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dengan menyisihkan sebagian gaji menjadi iuran
pensiun setiap bulan. Untuk dijadikan manfaat pensiun sebagai kesinambungan
penghasilan di hari tua, pada saat tidak bekerja lagi. Melalui DPLK, setidaknya
pekerja swasta 1) tidak jatuh miskin di masa pensiun, 2) tetap punya
penghasilan di saat pensiun, dan 3) mampu mempertahankan gaya hidup seperti
saat bekerja. Melalui DPLK, siapapun akan punya dana yang pasti untuk hari tua
dan bisa mendapat hasil investasi yang optimal untuk memperbesar manfaat
pensiunnya.
Mungkin
benar, setiap pekerja memandang penting mempersiapkan masa pensiun. Tapi
sayangnya, tidak semua pekerja punya program pensiun seperti DPLK. Hanya
mengandalkan program JHT BPJS yang jelas-jelas kurang dan hanya mampu memenuhi
kebutuhan dasar semata. Bagaimana pekerja bisa menikmati masa pensiun dengan
tenang bila tidak didukung kesiapan dana yang memadai. Maka, yuk siapkan
pensiun dari sekarang. Ingat, saat ini tingkat penghasilan pensiun hanya di
10%. Sangat kurang dan berpotensi mengalami jatuh miskin atau bergantung kepada
anak di jari tua.
Suka
tidak suka, biaya hidup itu dari waktu ke waktu makin besar, selalu meningkat.
Apalagi nanti saat kita pensiun, uang Rp. 100 ribu bisa jadi nilainya sudah
turun, tidak seperti sekarang. Belum lagi, usia pensiun kita pun makin panjang.
Maka sudah saatnya, pekerja swasta mulai mempersiapkan masa pensiunnya dari
sekarang. Agar di masa pensiun, punya dana yang cukup untyk membiayai hidup dan
punya penghasilan yang berkesinambungan hingga hari tua. Salam
#YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar