“Manis kok Bu, durian asli ini” ujar tukang durian. Maka si Ibu membeli buah durian untuk anaknya. Tapi ketika sampai di rumah, ternyata sebagian besar buah duriannya busuk. Tidak bisa dimakan. Anaknya pun sedih, si ibu pun bingung. Sementara si tukang durian, hanya memilih buah yang manis saat dicicipi si ibu. Padahal, buah duriannya busuk. Di mata tukang durian, mungkin saja dia merasa untung karena durian dagangannya laku walau busuk. Sayangnya, dia tidak jujur. Menyembunyikan durian yang busuk padahal dia mengetahuinya. Kasihan si ibu yang niatnya menyenangkan anaknya.
Begitu pula obrolan di
grup WA, banyak yang mulai tidak sadar. Ngomongin kebaikan, pengen begini
pengen begitu tapi sebatas ide tanpa pernah dilakukan. Segala rupa dikomentarin
di grup WA, ujungnya jadi ghibah bahkan membahas kejelekan orang lain. Tanpa sadar
disangkanya benar padahal salah. Hati-hati. Disangka untung padahal rugi,
dianggap baik padahal buruk. Rugilah catatan amalnya di mata Allah SWT.
Lain cerita dengan
perjuangan seorang pegiat literasi. Setiap akhir pekan dari Jakarta ke Bogor
hanya untuk memotivasi anak-anak yang membaca buku. Beli bensin, bayar tol, dan
menyita waktu. Begitu pula relawan taman bacaan, butuh ongkos dan tenaga untuk
berkiprah secara sosial. Belum lagi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak
Bogor, setiap bulan selalu ada jajanan kampung gratis. Belum lagi makan siang
untuk relawan. Keluar uang 600-700 ribu setiap minggu. Mungkin sebagian orang
menganggap rugi berkiprah secara sosial di taman bacaan. Bisa jadi begitu.
Nyatanya di mata pegiat
literasi dan relawan TBM Lentera Pustaka harus mengeluarkan uang. Tapi biaya
atau uang yang keluar tidak masalah. Asal anak-anak senang membaca, relawan
semangat berkiprah, dan pedagang-pedagang kampung pun cepat laku dagangannya.
Tidak seberapa uang yang keluar tapi justru jadi untung dalam catatan amalnya
di sisi Allah SWT.
Uang memang bisa dicari.
Orang kerja atau berdagang pun untuk mencari uang. Tapi masalahnya, untuk apa
uang itu dikeluarkan? Untuk amal atau untuk menyenangkan diri sendiri? Banyak
hal di sekitar kita, disangka untung padahal rugi. Begitu pula sebaliknya.
Hati-hati, setiap uang
atau perbuatan yang kita lakukan. Berhitung-hitunglah terlebih dahulu. Apa
benar itu menguntungkan atau merugikan kita? Atau sekedar kelihatan untung
saja, padahal hakikatnya rugi. Jangan ragu untuk mengerjakan apapun yang
kelihatan rugi, padahal justru menguntungkan kita secara hakiki. Seperti
berkiprah di taman bacaan. Selagi baik dan bermanfaat, lakukan saja! Sebab
keuntungan yang hakiki, justru menjadikan kita lebih sehat, lebih berkah dan
jadi sebab Allah menambah nikmat-Nya.
Ketahuilah, bila Allah
sudah mau. Untung atau ruginya seseorang tidak ada yang mampu mencegahnya?
Semua atas kehendak-Nya, bukan kehendak kita atau orang lain. Jangan sampai
disangka untung padahal rugi! Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar