Ada yang masih ingat kisah Nabi Ayub? Mari kita Simak kembali. Nabi Ayub AS diberi banyak nikmat oleh Allah SWT. Bukan hanya punya wajah yang rupawan, Nabi Ayub memiliki harta yang berlimpah, anak yang banyak, dan istri yang setia. Sehari-harinya beliau tidak pernah lupa untuk bersyukur. Bahkan senantiasa mengeluarkan hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan. Sungguh luar biasa Nabi Ayub.
Hingga suatu
waktu, Allah SWT timpakan ujian yang luar biasa ke Nabi Ayub. Ujian yang tidak
cuma satu tapi silih berganti. Semua yang dimiliki Nabi Ayub, mulai diambil
kembali oleh Allah SWT. Hartanya habis, anak-anaknya wafat, hingga beliau pun diuji
sakit kusta pada seluruh tubuhnya yang berkepanjangan. Mungki jadi ujian paling
dahsyat yang pernah terjadi di kalangan manusia.
Belajar dari
ujian Nabi Ayub. Jelas sudah, bahwa "nikmat dunia hanya titipan, yang bisa
diambil pemiliknya suatu waktu nanti". Apapun yang ada di dunia sifatnya
sementara, semuanya titipan dan tidak akan abadi.
Suatu kali, istri
Nabi Ayub pun berkata "Wahai Ayub, seandainya engkau mau meminta kepada
Allah, tentu Ia akan memberimu jalan". Nabi Ayub justru menjawab dengan
"Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun, sakit ini hanya sedikit
derita yang Allah timpakan sampai aku bisa bersabar sama seperti masa sehatku
yaitu 70 tahun". Ssungguh luar biasa sikap Nabi Ayub saat menghadapi ujian
dan diberi sakit.
Bahasa
sederhananya, "Ujian ini tuh cuma sedikit musibah yang Allah titipkan
padaku dari banyaknya nikmat yang sudah Allah berikan." Sungguh, pelajaran
sabar yang indah ada di Nabi Ayub.
Maka,
belajarlah setangguh Nabi Ayub. Karena kita hanya manusia biasa. Sedih dan
terluka memang manusiawi tapi kita bisa belajar setangguh Nabi Ayub. Sesabar
dan seikhlas beliau dalam menghadapi ujian. Untuk tidak cepat-cepat merasa
kecewa dengan takdir yang Allah tentukan pada diri kita. Untuk selalu sabar, Syukur,
dan ikhlas dalam segala keadaan.
Sejatinya, Allah
SWT lebih paham yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah tahu yang paling pas untuk kita.
Allah juga yang lebih mengerti, ujian apa yang pantas untuk kita? Karena tidak
ada ujian atau cobaan yang di luar batas kemampuan manusianya. Jadi, teruslah syukuri
nikmat dan ujian dari-Nya. Dan katakan kepada Allah "Ya Rabb, tanpa-Mu
kami tidak mampu. Kami dan dunia ini milik-Mu, mohon lapangkaan hati kami untuk
menerima takdir-Mu." Bahwa manusia sehebat dan sekuat apapun, tetap bukan
apa-apa tanpa-Nya.
Di
dunia ini, semuanya bersifat sementara. Anugerah dan ujian datang silih
berganti. Hari ini punya uang, besok tidak punya uang. Begitulah realitasnya,
jalani dengan lapang hati. Sambil tetap berbuat baik dan menebar manfaat kepada
sesama. Siapapun, berdoalah untuk lebih mampu mengahadapi masalah, bukan
terhindar dari masalah. Lalu, bersikap lapang dada agar menjadi pribadi yang
kuat dan tabah. Tanpa keluh kesah, aplagi menyerah. Karena di balik lapang dada,
ada kemewahan akhlak dan iman.
Pelajaran literasi dari Nabi Ayub. Untuk selalu lapang
dada dalam menerima realitas. Karena hidup ini bukan melulu soal memperoleh yang terbaik. Namun lebih kepada
menerima kenyataan dengan sabar dan ikhlas. Untuk selalu dekat dengan-Nya dan
tetap menjadi diri sendiri. Karena toh, ujian dan kegagalan tidak akan pernah
mengalahkan keinginan kuat untuk selalu memperbaiki diri. Sala, literasi #BacaBukanMaen
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar