Seorang kawan, berkeluh kesah. Karena hidupnya merasa enggan berganti episode. Selalu tidak cukup dan kurang. Selalu terkungkung dalam nestapa. Merasa lelah, lelah, dan lelah. Seakan tidak ada harapan lagi.
Katanya, dia ingin sekali bersedekah, yang tifak pernah
pusing membagi penghasilan agar mencukupi kebutuhan. Dia ingin tiap akhir pekan
punya aktivitas sosial di taman bacaan, berbuat yang manfaat kepada sesama. Dia
ingin segala kebutuhannya terpenuhi. Dia ingin seperti orang-orang yang
berkecukupan. Bisa nongkrong di kafe-kafe, pergi umroh, bahkan punya
penghasilan yang memadai.
Kawan itu terus-menerus berangan-angan. Sambil meratapi
keadaannya. Rasa iri pun mendera jiwanya. Mulai membandingkan dirinya dengan
kehidupan orang lain. Rasa yang menggerogoti rasa syukur. Tidak lagi ikhlas
dalam hidupnya sendiri. Mendambakan hidup enak walau tidak tahu rahasianya.
Sang kawan lupa. Apapun bentuknya, siapapun orangnya. Bahwa
dalam kelapangan atau kesempitan adalah ujian. Lapang bukan berarti selamat.
Sempit bukan berarti tamat. Di situlah, pentingnya sikap ridho terhadap takdir
Allah SWT.
Tidak satupun manusia yang hidup tanpa masalah. Tidak ada
pula manusia yang sempurna. Setiap masalah pastinya menjadi ujian keimanan.
Agar bisa lolos melewati berbagai masalah. Agar mampu mengatasi godaan setan.
Jadi, kenapa harus resah? Kenapa iri lalu dengki kepada orang lain?
Apapun yang terjadi. Masalah, ujian, kekurangan bahkan
kecukupan sekalipun hanya ujian. Sebagai bukti cinta Allah kepada hambany.
Diberi sentilan, masalah, hingga anugerah yang melimpah. Lalu dipakai untuk apa
sehingga menjadi lebih baik atau tidak? Maka apapun, hadapi dengan sabar,
syukur dan ikhlas dalam segala hal.
Bersihkan hati, buang rasa iri apalagi benci dan dengki. Yakinlah Allah akan mencukupi sesuai porsi kita. Agar lebih ridho atas setiap takdir yang ditetapkan. Ridho yang berarti rela terhadap suatu hal atau keadaan. Untuk selalu ikhlas terhadap apa yang terjadi atau yang dialami. Karena "Barang siapa yang memenuhi hatinya dengan sikap ridho terhadap takdir, Allah pasti akan memenuhi dadanya dengan kecukupan, keamanan, dan qona'ah, serta Dia akan menjadikan hatinya fokus mencintai-Nya, bertaubat, dan tawakal kepada-Nya." (Ibnul Qoyyim RA).
Mulailah setiap hari, untuk lebih ridho terhadap segala
keadaan. Bertindak dan bersikaplah bukan karena manusia. Tapi sebab Allah yang
menguasai langit dan bumi. Untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik dan
lebih baik lagi. Tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain, apalagi
menyusahkan orang lain.
Hidup itu sederhana. Kerjakan yang baik dan bermanfaat.
Apapun alasannya, di manapun tempatnya. Hingga Allah ridho kepada kita. Salam
literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLemteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar