Ketika seseorang berkata, "saya sedang diuji Allah". Apa iya yang menguji Allah? Seolah-olah Allah-lah yang menimpakan masalah ke dia. Kesannya, Allah yang memberi cobaan. Bukan sebab kesalahan dirinya sendiri. Pernyataan “saya sedang diuji Allah” itu, menurut saya, salah. Persepsinya, menuduh Allah yang membuat masalah pada seseorang. Bukankah masalah itu hadir akibat perbuatan diri sendiri, dampak dari apa yang dilakukan. Seolah menggiring pikiran, bahwa masalah tidak bisa diatasi oleh diri sendiri.
Bukan
Allah yang menguji, tapi kita yang harus bertanggung jawab. Keadaan ekonomi
tidak kunjung membaik, bisa jadi karena kita kurang sedekah. Sakit, bisa jadi
karena kita selalu begadang atau telat makan. Utang bertumpuk, bukankah karena
ulah kita sendiri? Bahkan masalah demi masalah datang pun, bisa jadi karena
kita terlalu jauh dari Allah. Dan akibatnya, seluruh potensi yang Allah titipkan
pada diri kita tidak bisa dioptimalkan. Terlalu pasrah dan gampang menyerah. Tidak
ada lagi kemampuan kreatif untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Selalu
menyalahkan, itulah persepsi yang banyak muncul di banyak orang. Mencari
kambing hitam atas masalah yang dihadapinya. Padahal itu hanya “pembenaran” atas
kelemahan diri sendiri. Terlalu pesimis dan merasa tidak berdaya. Justru mensugesti
diri sendiri menjadi lemah tidak berdaya. Maka berkatalah, “saya sedang diuji Allah”.
Ada
juga juga yang sering menyalahkan orang lain, "gara-gara dia saya jadi
begini". Artinya kan, saya lemah tidak berdaya. Sehingga cara berpikirnya
negatif, seolah-olah apa yang terjadi pada dirinya akibat ulah orang lain. Pikiran
dan sikapnya selalu negatif. Hanya bisa menyalahkan orang lain. Tanpa mau
instrospeksi diri, memperbaiki diri. Apa yang salah pada dirinya? Lebih senang
menyalahkan orang lain daripada muhasabah diri, memperbaiki diri. Akhirnya, mau
ikhtiar se-keras apa pun, selalu mentok. Sebab memang potensi dan anugerah yang
diberikan Allah justru “dimati-surikan”. Masih bernafas dan sehat pun dibaiakan
begitu saja.
Jangan
lagi menuduh Allah. Tuduhlah diri sendiri saja. Bila ingin benar-benar keluar
dari masalah, mulailah dengan menyusun kekuatan sendiri. Ubah persepsi dari
"saya lemah" menjadi "saya kuat". Caranya adalah dengan muhasabah
diri dan berhenti berperilaku buruk. Kerjakan yang baik dan tebarkan terus
manfaat, Insya Allah semuanya akan baik-baik saja. Akui saja kesalahan diri sendiri,
jangan melulu menyalahkan orang lain atau menyebut Allah tidak sayang pada
kita. Akui pikiran dan persepsi kita selama ini keliru. Terlalu percaya dan setuju
untuk menyebut diri "saya lemah" atau "gampang menyalahkan Allah
dan orang lain."
Mumpung
di bulan puasa, optimalkan ibadah dan amal soleh. Instospeksi diri, jangan
gampang menyalahkan siapapun. Ambil tanggung jawab dengan memperbaiki amal atau
tindakan. Apapun keadaannya, percayalah pada kasih sayang Allah, percaya bahwa
Allah memberi cinta terbaik-Nya. Ikhtiar yang baik, berbuat yang baik, dan
tetap baik di mana pun.
Ubah
keyakinan lama, yang hanya pasrah dan menyalahkan Allah atau orang lain.
Kembalikan kepada diri sendiri, apakah kita sudah baik atau belum? Sudah benar-benar
berada di dekat-Nya atau hanya sebatas omongan belaka? jadilah literat, jangan gampang bilang "saya sedang diuji Allah". Man jadda wa jadda! Salam
literasi #NgabubuRead #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar