Suatu kali seorang kawan bertanya. Kenapa sih elo rajin ke taman bacaan? Saya pun menjawab santai. Selain jadi ladang amal semua orang, taman bacaan juga jadi sarana untuk membersihkan hati. Ya, membersihkan hati. Karena siapapun saat di taman bacaan pasti membaca buku. Ada nasihat dari buku, ada motivasi dari pengelola taman bacaan. Semua itu cara untuk membersihkan hati.
Hari ini banyak orang doyan ngobrol. Senang berkumpul di
tempat-tempat yang gagal menambah amal. Bahkan hanya berceloteh di grup WA tanpa
aksi nyata sekalipun alasannya silaturahim. Jangan lupa, siapapun saat doyan ngobrol.
Maka di situ, akan kehilangan rasa empati. Tidak peduli lagi pada orang lain.
Bahkan persfektifnya hanya berkutat di titik itu saja. Hanya sebatas obrolan,
titik.
Bila banyak ngobrol sama dengan banyak omong. Sangat
berpotensi untuk membahas hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Jadi sarana gibah
alias ngomongin orang lain yang tidak ada di forum obrolan. Doyan ngobrol pun
bisa menimbulkan kesalahpahaman, bahkan menyakiti lawan ngobrolnya. Lalu
membuat orang tidak nyaman dan bertengkar. Banyak ngobrol, bisa jadi membuang
waktu sia-sia. Omongannya bagus tapi tanpa aksi nyata. Itulah alasan, kenapa
saya dan mereka berada di taman bacaan.
Berbeda dengan mereka yang ada di taman bacaan. Minimal
membaca buku dan melatih diri untuk diam. Tidak banyak omong. Jika ada obrolan
pun, isinya nasihat atau petuah kebaikan. Di taman bacaan, berarti tidak main
tidak nongkrong. Mampu memanfaatkan
waktu untuk aktivitas yang positif. Menambah rasa empati sekaligus jadi saran
untuk membersihkan hati. Bahwa masih banyak ladang amal yang bisa dikerjakan,
masih ada aksi nyata yang baik dan bermanfaat untuk orang lain.
Seperti yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Saat berada di taman bacaan ini, bisa
membimbing anak-anak yang terancam putus sekolah untuk membaca buku. Memberi
nasihat dan motivasi baik. Bisa mengajar ibu-ibu buta aksara, mengajar
calistung anak-anak kelas prasekolah. Menjadi “driver” motor baca keliling atau
bersedkah ke anak-anak yatim atau jompo binaan TBM Lentera Pustaka. Bahkan
lebih dari itu, di TBM Lentera Pustaka, tidak sedikit komunitas, mahasiswa, perusahaan,
atau personal yang berbakti sosial atau CSR. Menggelar aktivitas yang positif
dan bermanfaat untuk 100-an anak-anak pembaca aktif dan warga pengguna layanan
taman bacaan. Bahkan bagi anak-anak dan warga taman bacaan, jadi tahu diri
kapan harus membaca, kapan belajar, kapan pegang handphone atau kapan main?
Dilatih untuk bisa membagi waktu dengan baik dan bisa membedakan aktivitas
bermanfaat dan tidak bermanfaat!
Di taman bacaan, siapapun seolah bercermin di kaca yang
bersih. Jadi tahu diri, jadi sadar bahwa hidup di dunia itu hanya sementara. Maka
apalagi yang dikerjakan selain kebaikan dan manfaat untuk orang lain. Sedangkan
banyak ngobrol, seolah sedang bercermin di kaca yang kotor. Jadi ngomongin orang,
berprasangka bahkan hilang rasa empatinya kepada orang lain. Jadi lupa, seindah
apapun kondisi seseorang
sama seklai tidak akan tampak keindahannya bila dilihat dari cermin yang kotor.
Akibat terlalu banyak omong, banyak ngobrol yang tidak berguna.
Banyak omong, sering ngobrol malah
membuat seseorang tidak seindah “warna aslinya”. Gagal mengubah niat baik jadi
aksi nyata. Terbuai dengan obrolan sehingga tidak melakukan apapun. Sebatas
omongan tanpa ada Tindakan. Bahaya sekali dampak ngobrol yang berlebihan.
Karena lebih banyak mudaratnya daripada maslahatnya. Berbeda dengan di taman
bacaan, hampur semua hembusan nafas digunakan untuk sesuatu yang baik dan
bermanfaat. Masih nggak percaya? Silakan saja datang ke taman bacaan di mana
pun. Rasakan sentuhannya, jalani aktivitasnya, dan nikmati dampaknya. Jadi lebih
tenang, lebih tahu diri. Untuk apa sebenarnya hidup di dunia?
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya
Allah tidak melihat bentuk-bentuk (badan) dan harta kalian. Akan tetapi, Allah
melihat ke dalam kalbu dan amalan kalian” (HR. Muslim). Maka di taman bacaan,
sejatinya siapapun sedang melembutkan hati dan memperbanyak amalan. Tentu,
sambil membersihkan hati dari hal-hal yang kotor dan godaan perbuatan yang tidak
bermanfaat.
Di taman bacaan, Insya Allah siapapun
jadi tidak banyak ngobrol tidak banyak omong. Hanya melatih diri untuk berbicara
atas hal-hal yang bermanfaat, dan kapan harus diam. Siapapun yang ada di
taman bacaan, mereka adalah bukan kaum yang gundah dan gelisah. Tapi kaum yang
selalu bersabar dan bersyukur atas segala keadaan. Salam literasi
#PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar