Sering ada pertanyaan seperti itu. Kenapa membaca penting, kenapa buku itu bagus? Ya, sederhananya sih "membaca ibarat menabung" saja. Semakin banyak yang disimpan, semakin melimpah hal berharga yang bisa didapatkan. Makin banyak buku yang dibaca ya semakin melimpah juga pengetahuan yang diperoleh.
Tapi di era media sosial begini, membaca
justru lebih penting untuk mengisi waktu-waktu yang positif. Mengasah otak,
melatih kesadaran biar nggak banyak lupanya. Dan satu lagi, membaca untuk
memperbaiki diri. Karena mungkin, kita ini sudah susah lagi dengarkan ceramah
di masjid, di taklim. Kebanyakan nongkrong yang sia-sia. Terlalu gampang
menyia-nyiakan waktu. Maka, cara mengimbanginya mau nggak mau dengan membaca.
Itu juga bila suka dan mau membaca.
Lalu, apa orang yang membaca harus
pintar?
Menurut saya sih, sama sekali tidak.
Membaca nggak harus pintar kok. Nggak usah tahu segalanya karena membaca bila
akhirnya jadi manusia kepo. Tapi membaca itu cukup untuk membangun sikap
optimis, energik, dan selalu realistis dalam hidup. Bisa menerima realitas apapun
dalam hidup. Suka duka, senang sedih, bahkan punya uang atau nggak punya uang. Berbeda
dengan orang yang jarang membaca, sikapnya selalu pesimis, penuh keluh-kesah
dan semua hal dianggap sebagai masalah. Cara berpikirnya sempit, hobbynya nggak
jelas, keinginannya nggak ada habisnya. Ujungnya, jadi nggak pernah bersyukur. Kok
bisa begitu ya?
Membaca, memang bagus banget bila bisa
bermanfaat untuk orang lain. Bisa menekan angka putus sekolah, bisa sediakan
tempat bacaan ke anak-anak dan masyarakat. Bisa memberantas buta aksara.
Seperti yang dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) lentera Pustaka di kaki
Gunung Salak Bogor. Itu membaca yang ideal, bisa memberi manfaat kepada banyak
orang. Tapi minimal ya membaca kan untuk diri sendiri. Agar lebih realistis,
lebih mau memperbaiki diri. Lagi pula, di zaman begini, mana ada orang yang mau
membacakan buku untuk kita? Orang sekarang senangnya ngomongin atau gibahin
kita. Jadi, kalau bukan kita mau siapa lagi yang membaca buku?
Dan akhirnya buat saya, membaca itu
seperti bernafas. Bikin tambah panjang umur, tambah sehat, dan tambah bermakna.
Lebih tahu diri dan sadar diri. Untuk selalu eling lan waspada. Karena membaca
jadi nggak takut mati. Bila sudah takdir-Nya, Insya Allah siap berkat membaca
buku dan kitab suci. Membaca, bikin kita tahu apa-apa yang harus disiapkan,
sadar apa-apa yang harus dilakukan.
Sementara di luar sana, banyak orang justru
takut mati secara fisik. Terkulai lemah, tidak berdaya lagi. Tapi sayang, masih
banyak dari mereka yang sebenarnya "sudah mati" secara akal pikiran
dan kepedulian. Sudah nggak punya ilmu, nggak punya adab pula. Keadaan yang
mengerikan.
Maka saya pun tetap bertanya, kenapa
membaca itu penting? Salam literasi #PegiatLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar