Untuk siapapun, terkadang tertimpa takdir yang menyakitkan. Harus menerima takdir yang tidak disukai. Merasa sedih, bahkan mengira bahwa takdir itu menjadi pukulan yang akan memusnahkan harapan hidup dan cita-citanya. Ternyata tidak, justru di balik takdir yang tidak disukai. Ada kebaikan yang begitu banyak yang tidak diketahui. Di balik pukulan hidup, ternyata Allah SWT memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah disangka-sangka.
Sebaliknya, tidak sedikit orang yang berusaha
kelihatannya baik-baik saja, berjuang mati-matian untuk mendapatkan nafsu
dunianya. Seolah telah berbuat baik padahal hanya “bungkus” semata, bercerita kemana-mana
merasa dizolimi padahal hanya ekspresi bermentalitas”korban”. Setiap yang
dilakukan, bisa jadi tidak ada kebaikan sedikitpun. Apa yang dinyatakan sama
sekali berbeda dengan faktanya..
Sungguh pada takdir yang tidak disukai, ada kebaikan
yang tidak diketahui.
Maka penting,
belajar husnudzon mulai sekarang. Apa yang terjadi tidak seperti yang kita
lihat, bahkan tidak seperti yang kita omongkan. Bila mau direnungkan, sungguh di setiap apa yang telah Allah SWT takdirkan untuk
hamba-hamba-Nya, di dalamnya terdapat hikmah dan maslahat tertentu. Ada banyak
kebaikan yang kita tidak ketahui. Maka saat tertimpa takdir buryk atau musibah,
wajib hukumnya berprasangka baik kepada-Nya. Sudah sepantasnya meyakini, bahwa
apapun yang kita alami akan membawa kebaikan bagi kita, di dunia maupun di
akhirat. Minimal dengan musibah yang terjadi, sebagian dosa kita diampuni oleh
Allah SWT.
“Bisa jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216). Oleh karena itu, lihatlah
takdir ini dengan kacamata nikmat dan rahmat. Tetap sabar sambil berprasangka
baik kepada-Nya. Tidak perlu menyalhakan orang lain, apalagi mengintimidasi
lalu berkata-kata buruk yag tidak ada faedahnya.
Pada takdir yang tidak
disukai, ada kebaikan yang tidak diketahui. Persis jangan pernah mencela angin,
karena angin itu hanya berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki dan
diperintahkan oleh Allah SWT. Sama sekali tidak perlu mengumpat atau mencaci-maki
apabila melihat suatu hal yang tidak menyenangkan.
Berdoalah, “Ya
Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan apa
yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang untuknya Kau perintahkan ia, dan kami
berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di
dalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau perintahkan ia.” (HR. Tirmidzi).
Seperti yang dialami Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Di balik cobaan dan musibah yang terjadi, justru ada kebaikan yang begitu banyak dianugerahkan Allah SWT. Donasi buku melimpah, orang-orang baik datang dan berdonasi dana, hingga mendapat motor pustaka dan sepeda baca listik. Dan masih banyak lainnnya, hingga kini TBM Lentera Pustaka tetap bergerak menegakkan tradisi membaca dan budaya literasi masyarakat. Karena yakin, ada kebaikan di dalamnya. Sebagai ladang amal bagi semua orang.
Maka patut
direnungkan siapapun. Pada takdir yang tidak disukai, ada kebaikan yang tidak diketahui. Pasti ada kebaikan di balik musibah yang dialami. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar