Insya Allah, jika tidak ada halangan. Hari pertama puasa Ramadan 1444 H jatuh di hari Kamis, 23 Maret 2023. Selain untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa, momen puasa juga bisa dijadikan sarana muhasabah diri. Untuk menimbang amal ibadah yang sudah dilakukan. Menimbang amal, antara perbuatan baik dan buruk sebagai pertanggungjawaban diri. Mana yang lebih banyak dilakukan, amal baik atau amal buruk?
Jangan lupa, setiap amal baik dan
buruk siapapun pasti akan
ditimbang kelak di akhirat. Timbangan amal baik dan amal buruk selama hidup
itulah yang disebut mizan. Sementara penghisaban atau penimbangan amal baik dan
buruk disebut yaumul mizan. Jadi, adil itu ketika apa yang diperbuat di dunia
semuanya akan mendapat ganjarannya di akhirat. Tinggal tunggu waktunya.
Amal
baik atau buruk itu pilihan. Tergantung pada orangnya. Apalah mampu menjadikan
semua aktivitas dalam hidup sebagai ladang amal untuk menebar kebaikan. Menenar
manfaat kepada sesama daripada bergunjing yang hanya mengundang dosa. Punya
media sosial malah dipakai untuk pamer gaya hidup. Ikut grup WA hanya dipakai
becanda dan mengejek melulu. Bahkan hati dan pikiran dipakai hanya untuk membenci
atau menghina orang lain. Timbanglah, banyak amal baik atau buruk saat
menggunakan medsos?
Bila
mau jujur, zaman begini. Banyak orang lebih senang dengan urusan dunia yang
tidak ada gunanya. Gaya hidup, nongkrong, dan bergunjing di grup WA dianggap urusan
“besar” padahal tidak ada manfaatnya sama sekali. Sementara berbuat baik dan
menebar manfaat ke orang lain, termasuk menyantuni anak yatim dan kaum jompo
dianggap urusan “kecil”. Lupa, ada
hal-hal kecil di dunia yang punya timbangan besar di akhirat. Seperti kisah perbuatan
baik seorang pezina yang diampuni oleh Allah SWT karena berbaik hati memberi
minum anjing yang kehausan. Tapi ada juga amal buruk yang dianggap kecil tapi
membawa petaka yang besar. Saat seorang wanita “harus” masuk neraka karena
seekor kucing yang diikatnya dan tidak diberi makan. Apalagi kepada sesama
manusia?
Apa arti puasa bagi pegiat literasi taman bacaan?
Banyak
orang tidak bantu, tidak kasih makan. Bahkan tidak memberi biaya sekolah. Tapi
bila sudah ngomongin orang kayak yang paling benar sendiri. Tidak tahu duduk perkara
secara objektif tapi seolah-olah tahu segalanya. Lalu, menyalah-nyalahkan dan menghakimi
orang lain. Seakan orang lain selalu salah, sementara dirinya dan grup-nya
seperti paling benar sendiri. Sudah lupa, menimbang amalnya sendiri. Itulah
pentingnya, muhasabah diri. Menimbang amal baik atau buruk, mana yang lebih
banyak dilakukan?
Mumpung
belum terlambat. Jadikan bulan puasa sebagai momen menimbang amal. Banyak
baiknya atau buruknya. Agar tidak menilai bobot apapun dari lahirnya semata. Tapi
lihat juga aspek batinnya. Mulailah lakukan hal-hal kecil di dunia yang bermanfaat
tapi punya dampak besar di akhirat. Agar puasa bisa “mengembalikan fitrah”
manusia yang hakiki. Bahwa manusia itu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Semuanya hanya bergantung kepada Allah SWT.
Timbang
amal sendiri. Karena zaman begini, makin banyak orang yang sering terjatuh
bukan karena menabrak batu besar di hadapannya. Tapi mereka terjatuh justru
karena tersandung batu kecil yang tidak terlihat matanya. Mata hatinya mati,
pikirannya picik, dan amalnya buruk. Menyedihkan. Sudah saatnya menimbang amal
sendiri.
Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar