Tahun boleh berubah tapi banyak orang belum atau tidak mau berubah. Kebiasaannya masih begini-begini saja. Tindakannya pun masih begitu-begitu saja. Levelnya masih sama, kualitasnya pun belum meningkat. Gagal membangun kebiasaan baik, sulit menghilangkan kebiasaan buruk. Hal-hal kecil dalam hidup sudah diabaikan, kurang respek, tidak empati, bahkan gemar bergosip.
Seperti ada “tamparan keras” bila membaca buku “Atomic Habits” karya James Clear
(Gramedia, 2022). Buku ini menyadarkan saya, pentingnya sikap konsisten dalam
membangun kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk. Mulai dari hal yang
kecil-kecil saja. Terbiasa membaca buku, tidak mengerjakan beberapa tugas dalam
waktu yang bersamaan, berpikir positif, bahkan berbuat baik untuk orang lain.
Bila hal kecil yang baik dibiasakan, maka hasilnya akan menjadi luar biasa. Ada
perubahan yang signifikan dalam kehidupan.
James Clear, mengingatkan siapapun. Untuk menghentikan
kebiasaan buruk dan mempertahankan kebiasaan baik. Setiap hari bikin saja 1%
perubahan baik maka menjadi modal 100% masa depan yang lebih baik. Tahan diri
untuk tidak melakukan kesalahan umum yang sering dilakukan banyak orang.
Perbesar tekad dan kemauan untuk berubah setiap waktu. Tidak masalah bila orang
lain hanya membicarakan “kita gila” bila mau berubah dan membangun kebiasaan
baik. Pilih pergaulan yang “menjauh” dari pikiran kotor, kerjakan yang kecil
tapi punya nilai kebaikan yang besar. Karena menurut James Clear, itulah “jalur
sesungguhnya diri sendiri”, bukan jalur yang dibuat orang lain.
Sukses itu, kata James Clear, produk kebiasaan
sehari-hari. Bahagia itu soal habit yang diterapkan dalam kehidupan nyata.
Karena hal-hal kecil yang baik, bila diakumulasikan pasti memberi hasil yang
spektakuler nantinya. Jadi, kenapa tidak berpihak pada hal-hal kecil yang baik?
Jujur, buku “Atomic
Habits” karya James Clear ini makin menguatkan tekad saya untuk
terus mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki
Gunung Salak Bogor. Di taman bacaan ini, saya mengajak anak-anak membaca,
mengajar ibu-ibu buta aksara, ada kelas prasekolah, ada anak yatim dan jompo
yang dibina. Bahkan koperasi simpan pinjam untuk membebaskan ibu-ibu dari jeratan
rentenir. Semua itu hal kecil yang bernilai dan bermanfaat untuk orang lain.
Taman bacaan sebagai tempat untuk membangun kebiasaan baik dan menghilangkan
kebiasaan buruk. Ada kepuasan batin, ada muamalah yang selalu ditaburkan di
taman bacaan.
Membaca buku, sering dianggap soal sepele. Dianggap
remeh, makanya banyak orang tidak sempat membaca buku. Mengelola taman bacaan
dianggap perbuatan sosial sehingga cara kelolanya sembarangan. Itu semua
dimulai dari kebiasaan, dari pikiran orangnya. Untuk saya, membaca buku itu
penting. Taman bacaan pun besar. Hanya sudut pandang di antara kita yang
membedakan.
Jadi, di suasana tahun baru cukup dengan berniat
membangun kebiasaan baik menjadi aksi nyata. Banyak orang gagal menghargai
dirinya karena gagal membangun hal-hal kecil yang baik. Sering mengabaikan
sesuatu yang dianggap kecil dan ringan. Malah mudah terpengaruh dengan orang
lain. Terlalu sibuk menilai orang lain tanpa mau berubah yang baik untuk diri
sendiri.
Bangun kebiasaan baik, buang kebiasaan buruk. Karena
ada hal kecil di dunia tapi besar di akhirat. Itulah motivasi sekaligus
renungan dari buku “Atomic Habits”.
Salam literasi #TamanBacaan #KataBuku #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar