Kata bijak menyebut “Jadilah seperti secangkir kopi hitam, tetap dicintai tanpa menyembunyikan pahitnya diri”.
Kopi itu bukan sekadar minuman. Tapi kopi juga
pelajaran untuk semua orang. Karena kopi tidak pernah berdusta atas nama rasa.
Secangkir kopi yang selalu punya cerita. Bahwa yang hitam tidak selalu kotor.
Rasa pahit kopi pun bukan kesedihan. Hitam putih, pahit manis itu biasa.
Tinggal cara kita menyikapinya.
Kopi pahit kopi manis. Bak setetes aroma kehidupan.
Ada duka ada suka. Ada sedih ada gembira. Maka siapa pun, jika belum atau tidak
memperoleh nikmatnya dunia tidak perlu berkecil hati. Tidak usah membenci atau
mendengki atas alasan apapun. Karena nikmat dunia bak setetes kopi saja.
Tetaplah ikhtiar dan berbuat baik, di mana pun pada siapa pun.
Sebaliknya, siapa pun yang mendapatkan kenikmatan,
tidak usah marasa bangga berlebihan. Apalagi sampai menjadi sombong. Karena
nikmat yang didapat pun seperti kopi, hanya setetes saja.
Begitulah spirit pegiat literasi di TBM Lentera
Pustaka. Tetap apa adanya dan selalu Istikomah dalam menegakkan kegemaran
membaca dan budaya literasi masyarakat. Tetap menebar manfaat di taman bacaan,
baik kondisi pahit atau manis bak secangkir kopi. Karena pegiat literasi selalu
sadar. Bahwa kopi di mana pun, pahit atau manis, selalu menemukan penikmatnya
sendiri. Tanpa rekayasa dan selalu apa adanya.
Di mata pegiat literasi. Kopi tanpa gula sekalipun.
Adalah jati diri. Karena ia tidak perlu bermanis-manis di mulut. Namun hatinya
jarang berfungsi. Salam literasi #KopiPagi #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar