Berjuang di taman bacaan masyarakat (TBM) memang tidak semudah membalik telapak tangan. Mengabdi di gerakan literasi pun tidak mudah. Selain bersifat sosial, pun tidak banyak orang yang peduli. Belum lagi mengelola taman bacaan yang begitu kompleks masalahnya. Soal koleksi buku yang masih sedikit, soal relawan yang membantu, bahkan soal biaya operasional mau dari mana?
Tidak sedikit pegiat literasi di TBM, akhirnya
jumpalitan mempertahankan taman bacaannya agar tetap eksis. Mampu bertahan di
tengah “jalan sunyi” pengabdian. Menyusuri jalan terjal dalam menegakkan budaya
literasi dan kegemaran membaca di masyarakat. Berjuang di taman bacaan, boleh
jadi seakan “kepala jadi kaki, kaki jadi kepala”. Tanpa komitmen dan
konsistensi, tidak mungkin taman bacaan bisa bertahan. Lalu, terpaksa ditutup
alias tidak beroperasi. Apalagi yang usia TBM-nya masih di bawah 5 tahunan.
Seorang kawan pegiat literasi pun menyatakan,
“sepertinya saya akan menutup TBM. Karena bla bla bla …”. Jangan terlalu cepat
mengambil keputusan. Jalani dan nikmati saja proses berjuang di taman bacaan.
Adalah lazim dalam hidup, bila harapan tidak sesuai kenyataan. Justru, perbaiki
niat baguskan ikhtiar dan berdoa saja. Mengelola TBM memang butuh sikap sabar
dan ikhlas tingkat “dewa”. Agar tetap bertahan dan terus eksis dalam menebar
kebaikan untuk orang banyak.
Bila TBM sudah jadi jalan hidup sekarang pegiat
literasi. Memang tidak mudah dan pasti punya banyak rintangan. Realitas
ituvpula yang dijalani TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Saat
awalnya berdiri hanya 14 anak yang mau membaca, koleksi pun hanya 600 buku.
Tidak punya relawan, sikap warga sekitar pun apatis. Berada di TBM seakan
garing dan membosankan. Maka di tahun ke-1 dan ke-2, saya pun punya niat untuk
menutup TBM. Susah dan tidak ada dukungan. Mau apa lagi selain menutup TBM?
Terbukti, Allah SWT memang Maha Adil. Sejauh niat dan
ikhtiar yang dilakukan baik, insya Allah masa yang indah pun ada di TBM.
Ternyata tiap kebaikan yang ditebarkan, bisa jadi dirahasiakan Allah SWT untuk
kebaikan di kemudian hari yang lebih besar. Fakta itulah yang dialami TBM
Lentera Pustaka. Di usia 5 tahun kini, punya 130-an anak pembaca aktif, koleksi
buku pun lebih dari 10.000 buku, punya relawan 15 orang, selalu didukung CSR
korporasi setiap tahun. Dan yang terpenting, kini sudah mengelola 15 program
literasi yang tidak sebatas taman bacaan. Ada berantas buta aksara, kelas
prasekolah, motor baca keliling, yatim binaan, jompo binaan, koperasi simpan
pinjam, hingga rajin menabung.
Maka siapapun, saat hendak menutup TBM. Bersabarlah
dan tetaplah berjuang di taman bacaan. Bila niat dan ikhtiar sudah baik. Maka
Allah SWT pasti akan mempersembahkan yang terbaik untuk hamba-Nya. Karena
apapun di dunia ini, sudah ada dalam skenario-Nya. Yakinlah, Allah SWT maha
sempurna lagi baik untuk siapapun.
Jangan
gegabah. Apalagi berburuk sangka kepada Allah SWT. Hingga akhirnya, kerjanya
hanya mengeluh, berkeluh-kesah dan berpikir negatif tentang TBM, tentang
apapun. Ketahuilah, tidak semua rencana dan pikiran manusia pasti diijabah
Allah SWT. Semua ada waktunya, semua sesuai skenario-Nya. Tiap kebaikan di
taman bacaan. Sejatinya sudah diketahui Allah SWT. Hanya saja, kita diminta
untuk menunggu, bersabar, dan ikhlas menjalani semuanya. Karena Allah SWT
tengah merangkai sesuatu yang luar biasa untuk kamu dan TBM-mu.
Jadi, jangan terburu-buru hendak menutup TBM. Jalani
saja prosesnya, nikmati perjuangannya. Karena bisa jadi, taman bacaan adalah
jalan hidup untuk kita dari Allah SWT. Salam literasi
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar