Siapa pun, hari ini hidup di era digital. Semuanya bergantung pada teknologi dan bikin manusianya malas gerak. Era-nya gadget alias gawai ada di genggaman tangan. Tinggal tekan dan mainkan jari-jemari, maka jadilah yang dimau. Tapi tanpa disadari, teknologi dan gadget pula yang bikin waktu, pikiran, dan uang jadi terbuang sia-sia. Bila salah pakai, maka teknologi dan gadget pun menyimpan sisi negatif.
Di era digital begini, tradisi membaca
pun kian ditinggalkan. Kepedulian menyediakan akses bacaan ke anak-anak kampung
tidak banyak dilirik orang. Kegemaran membaca dan budaya literasi pun hanya
sebatas jargon dan ramai di ruang diskusi. Hingga lupa pertanyaan sederhana
anak-anak kampung, “Ke mana harus membaca buku?”
Atas
kegelisahan itulah, saya pun memberanikan diri untuk membuka layanan MOtor BAca
KEliling (MOBAKE) di bawah naungan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sebuah program motor keliling untuk
menyediakan akses bacaan ke kampung-kampung di sekitar kaki Gunung Salak yang anak-anaknya
selama ini tidak memperoleh akses buku bacaan. Untuk sementara, MOBAKE beroperasi
seminggu 2 kali dan menyasar kampung-kampung yang anak-anaknya banyak dan berpotensi
terjadinya putus sekolah. MOBAKE memang baru diluncurkan pada Februari
2022 ini sebagai salah satu layanan literasi TBM Lentera Pustaka.
Jadi
apalah saya, hanya seorang driver MOtor BAca KEliling (MOBAKE) di kaki Gunung
Salak Bogor. Kerjanya mengantarkan buku-buku bacaan agar semakin dekat dengan
anak-anak kampung. Mengendarai motor tua, membawa 200 buku di boks, dan 2 buah
lembar tikar sebagai alas baca. Lalu mengunjungi kampung untuk mengajak
anak-anak membaca buku. Sulit memang karena selama ini mereka tidak punya akses
bacaan. Sehingga tidak akan pernah ada kebiasaan membaca. Bahkan tidak jarang
dianggap aneh karena ko ada layanan membaca buku pakai motor baca keliling. Begitulah
faktanya.
Saya
memang hanya driver motor baca keliling. Semua “pakaian dan titel status sosial”
sudah saya tanggalkan semua. Tidak peduli orang main berpikir dan omong apa? Saya
hanya bisa jadi "driver" motor baca keliling. Sambil terus memperbaiki
niat dan ikhtiar baik. Agar dimudahkan segala jalannya dan mampu menjadikan
anak-anak kampung itu mau dan berani membaca buku.
Sementara
begitu banyak orang begitu tergantung pada gadget. Saya justru memilih “jalan
sunyi” sebagai driver motor baca keliling. Sebuah pekerjaan sederhan dan
dianggap remeh banyak orang. Tapi insya Allah, saya senang menjalaninya. Karena
buat saya, jadi drover motor baca keliling adalah kemewahan yang tidak ternilai
harganya. Menggelar tikar, membaca bersama anak-anak sambil memberi nasihat
baik tentang akhlak dan karakter baik anak-anak. Sederhana sekali, praktik jadi
driver motor baca keliling.
Seperti
sore ini (14/7/2022), aktivitas saya sebagai driver motor baca keliling yang
diliput crew DAAI TV. Sebuah liputan documenter tentang sosok pegiat literasi di
kaki Gunung Salak Bogor yang berkiprah di taman bacaan dan menjadi driver motor
baca keliling. Insya semua tersajik di tayangan acara Refleksi DAAI TV pada 2
Agustus 2022.
Jadi
di tengah hingar-bingar gaya hidup dan status sosial di era digital, isnya
Allah saya tetap komitmen untuk menjalani profesi sebagai driver motor baca
keliling. Tanpa bayaran dan menjauh dari popularitas. Semua saya jalani sebagai
bentuk pengabdian kepada umat. Sebagai ladang amal saya dan banyak orang untuk
menebar virus membaca buku ke pelosok kampung. Ibarat kata, bila ada orang mencari
kesenangan melalui olahraga atau nongkrong di kafe, maka saya memilih kesenangan
jadi driver motor baca kelling. Sama kan …
Dan
di balik itu, saya sama sekali tidak mempedulikan apa kata orang. Karena saya
hanya driver motor baca keliling. Sama sekali tidak mampu menyenangkan semua
orang. Karena tugas seorang driver adalah mengantarkan penumpangnya sampai ke
tujuan, bukan yang lainnya. Mengantarkan anak-anak kampung agar bisa membaca
buku, syukur-syukur bisa mencapai cita-citanya.
Hanya satu kalimat yang saya mau sampaikan kepada khalayak. Ahh, saya hanya driver motor baca keliling. Insya Allah saya ikhlas dan senang menjalaninya hingga nanti. Dan sulit jadi driver motor baca keliling, bila kita belum kelar dengan diri sendiri. Salam literasi #DAAITV #SosokPegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar