Kamis, 30 Juni 2022

Kok Mau Dosen, Mahasiswa, ASN, dan Penguasa Berkiprah di Taman Bacaan?

Banyak orang atau publik bertanya, apa sih pekerjaan sehari-hari pegiat literasi di taman bacaan? Kok mau-maunya mengelola dan mengurus taman bacaan yang sifatnya sosial. Memang apa untungnya berkiprah di taman bacaan?

 

Berkaitan dengan pekerjaan atau profesi pegiat literasi, Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022) menegaskan pekerjaan atau profesi pegiat literasi taman bacaan terdiri dari: Aparatur Sipil Negara (ASN) 13,5%, Pegawai Swasta 6,3%, Pendidik (Guru/Dosen) 20,6%, Mahasiswa 9,5%, Wiraswasta 19%, dan Lain-lain 31%. Itu berarti, 3 besar profesi pegiat literasi di taman bacaan adalah lain-lain, pendidik (guru/dosen), dan wiraswasta.

Per 30 Juni 2022, Survei Tata Kelola Taman Bacaan ini diikuti 130 pegiat literasi dari 90 kabupaten/kota di 27 provinsi di Indonesia, seperti: DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, Maluku Utara, Bengkulu, Kalteng, Kalut, Yogyakarta, dan Bali. Survei ini menyiratkan bahwa pegiat literasi dari beragam profesi mengabdi di taman bacaan untuk menegakkan kegemaran membaca dan menebar manfaat kepada sesama.

Pegiat literasi adalah orang-orang yang mengabdi di taman bacaan. Mereka bertindak konkret untuk memberi manfaat kepada orang banyak. Sekalipun hanya menyediakan akses bacaan dan membimbing karakter baik anak-anak di taman bacaan. Tentu, berkiprah di taman bacaan tidak bisa dilihat dari untung-rugi. Tapi lebih bertumpu pada hati, pada nilai-nilai pengabdian sosial. Mengurus taman bacaan, tentu sama dengan mengurus rumah ibadah. Berbakti dan peduli atas nama kemanusiaan. Dan tidak melulu diukur dari materi, dilihat dari uang.

 

“Survei tata kelola taman bacaan setidaknya menjawab siapa sih orang-orang di balik taman bacaan. Para pegiat literasi itu punya profesi atau pekerjaan sehari-hari. Tapi di luar itu, mereka pun mendedikasikan diri dan hatinya untuk taman bacaan. Artinya, pegiat literasi di taman bacan itu patut diapresiasi dan didukung. Karena masih mau berbuat nyata untuk masyarakat” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022.

 


Dapat dipastikan pegiat literasi di taman bacaan adalah orang-orang langka. Karena masih mau mengabdi sosial sekalipun sibuku urusan pekerjaan, urusan keluarga. Mereka yang bekerja atas nama sosial dan terus menebar manfaat untuk orang lain. Di mata pegiat literasi, pengabdian di taman bacaan justru jadi cara untuk bersyukur atas anugerah Allah SWT, sekaligus meraih berkah dalam hidup.

 

Bagi pegiat literasi di taman bacaan, menghadirkan senyum dan harapan anak-anak Indonesia melalui buku bacaan itu adalah kemewahan. Dan tidak bisa diukur dengan uang atau materi. Karena sejatinya, Tuhan tidak memanggil manusia untuk kesuksesan atau kekayaan. Tapi Tuhan memanggil manusia untuk setia kepada-Nya dan mau mengabdi untuk sesama-Nya.

 

Karena hidup, sejatinya tidak bisa mengabdi kepada Tuhan tanpa mau mengabdi kepada sesama-Nya, itulah prinsip pegiat literasi di taman bacaan. Salam literasi #SurveiTataKelolaTBM #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar