Pengembangan kampung wisata literasi berbasis riset dan pemberdayaan masyarakat tergolong belum banyak dilakukan. Sementara kebutuhan wisatawan akan produk wisata berbasis kearifan lokal pun terus meningkat. Untuk menjawab tantangan tersebut, tim dosen UNJ dan TBM Lentera Pustaka menjajaki kerjasama riset dan pengembangan kampung wisata literasi di Bogor (28/1/2022). Melalui konsep ini, nantinya masyarakat diharapkan mendapatkan alternatif liburan berbasis literasi yang berkualitas, menyenangkan dan tidak meninggalkan jejak pendidikan serta kearifan lokal.
Penjajakan kampung wisata
literasi dilakukan oleh tim dosen UNJ terdiri dari Hery Budiawan (Prodi
Pendidikan Musik), Rahmat Darmawan dan Lala Siti Sahara (Prodi Perjalanan
Wisata) sebagai wujud kontribusi kampus dalam penguatan gerakan literasi, di samping
upaya pemberdayaan masyarakat di daerah prasejahtera. Diterima langsung Syarifudin
Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka yang sekaligus alumni Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, komitmen bersama akan diwujudkan dengan
melakukan riset demografi dan potensi daerah Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Bogor.
Agar menjadi landasan dalam penyusunan grand desain kampung wisata literasi.
Selain untuk meningkatkan kegemaran membaca anak-anak di tengah gempuran era digital, Kampung Wisata Literasi di Bogor ini pun akan melibatkan partisipasi masyarakat lokal dalam mengelola kampung wisata sehingga tercipta “ekonomi berbagi” (sharing economy) sehingga dapat menyejahterakan masyarakat secara nyata. Berbagai gagasan kampung wisata literasi yang didiskusikan tim dosen UNJ dan TBM Lentera Pustaka, antara lain: wisata zona baca, wisata tracking alam, wisata belajar berkebun, wisata belajar angklung, wisata adab, wisata kearifan lokal Sunda, dan wisata pendidikan yang memerdekakan dengan dilengkapi workshop dan home stay. Karena itu, studi penjajakan untuk pengembangan potensi wisata dan partisipasi masyarakat akan dilakukan terlebih dahulu.
“TBM Lentera
Pustaka sangat menyambut baik penjajakan tim dosen UNJ untuk mengembangan
kampung wisata literasi di Desa Sukaluyu. Inilah kolaborasi yang diperlukan oleh
taman bacaan dari kalangan kampus seperti UNJ. Agar ada solusi nyata
atas "kebuntuan" masyarakat tentang cara untuk berdaya, secara
ekonomi dan sosial. Minimal, jangan ada lagi anak putus sekolah” ujar
Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka.
Harapannya,
UNJ pun dapat menjadikan gagasan Kampung Wisata Literasi ini sebagai laboratorium
pendidikan yang memerdekakan berbasis partisipasi masyarakat dan nilai-nilai
kearifan lokal. Karena partisipasi masyarakat akan menjadi kunci sukses pemberdayaan
masyarakat. Selain meningkatkan rasa memiliki (sense of ownership),
kampung wisata literasi pun dapat memacu ekonomi kreatif dan pendidikan karakter
anak-anak.
Sementara
di luar sana, banyak kawasan wisata yang dilihat secara komersial. Sehingga masyarakat
setempat ditinggalkan dan berakibat esensi partisipasi menjadi hilang. Maka
pemberdayaan masyarakat pun gagal. Penjajakan melalui riset kampung wisata
literasi itulah yang dikedepankan. Agar bisa dihasilkan desain wisata literasi
yang berdaya dan kolaboratif. Karena itu basis pengembangan kampung wisata
literasi akan bertumpu pada 4 landasan, yaitu: 1) apa yang dilihat (something to see), 2) apa yang dilakukan (something to do), 3) apa yang dibeli (something to buy), dan 4) apa yang dipelajari (something tio
learn).
Kampung wisata literasi ini, nantinya diharapkan dapat
menjadi “jalan baru” menggerakkan budaya literasi masyarakat Indonesia sebagai
penyeimbang anak-anak Indonesia yang hari ini rata-rata menghabisakan waktu
minimal 4,5 jam sehari untuk bermain gawai. Agar gawai tidak dijadikan orang tua dalam hidupnya. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar