Saat telepon tidak diangkat, kecewa. Saat WA tidak dijawab, marah. Saat janjian, datangnya terlambat atau tidak jadi pun kesal. Berharap dapat bekerja dengan baik, ternyata biasa-biasa saja. Berharap dikasih ternyata tidak. Akibat tidak sesuai harapan, akhirnya kecewa. Apakah kamu seperti itu? Bila iya, itu terjadi karena kamu terlalu banyak berharap pada manusia.
Terlalu banyak berharap. Over expectation.
Biasanya jadi sebab seseorang dirundung rasa kecewa. Terlalu meletakkan harapan
kepada seseorang. Sayangnya,
hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Memang sih, menggantungkan harapan memang hal
yang wajar. Tapi bila terlalu berharap, maka risikonya jadi mengecewakan. Karena
segala yang diinginkan
tidak sesuai dengan harapan.
Boleh jadi, salah satu kesalahan terbesar manusia dalam hidup. Adalah terlalu
banyak berharap pada manusia lainnya. Sementara manusia itu sendiri tidak dapat
memberikan kepastian. Selain ikhtiar dan doa. Berharap diberi pekerjaan, berharap
dibeli, dan berharap yang lainnya. Tapi akhirnya, harapan berbeda dengan kenyataan.
Sungguh, harapan itu adalah akar dari rasa kecewa, duka, dan sakit hati.
Belajar
dari realitas itulah, taman bacaan dan pegiat literasi di manapun “dilarang”
terlalu banyak berharap. Taman bacaan berharap dibantu masyarakat sekitar ternyata
tidak. Taman bacaan berharap mendapat donasi buku ternyata tidak dikirim-kirim.
Pegiat literasi yang berharap mendapat bantuan dana ternyata tidak ada sama
sekali. Maka, taman bacaan dan pegiat literasi jangan terlalu banyak berharap. Semestinya,
taman bacaan hanya focus pada ikhtiar untuk berbuat kebaikan. Untuk terus
berjuang menegakkan tradisi baca dan budaya masyarakat. Apapaun kondisinya.
Untuk tidak mudah menyerah dalam ber-literasi sambil mengurangi harapan kepada
orang lain. Ketahuilah, pegiat literasi di manapun adalah Pahlawan bagi taman
bacaannya sendiri. Tidak perlu banyak berharap pada orang lain bila akhirnya
di-PHP.
Harus disadari, manusia adalah bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Maka
tidak ada kepastian apapun yang diusahakan manusia. Selain niat, ikhtiar, dan
doa. Sementara kepastian hanya hak prerogratif Allah SWT. Manusia hanya bergantung
kepada Allah SWT. Jangan terlalu banyak berharap
kepada manusia. Bila tidak ingin kecewa. Dan ketahuilah,
apapun kondisinya, Allah SWT pasti akan memberikan
apapun yang manusia butuhkan, tapi bukan yang diinginkan.
Jangan terlalu banyak berharap. Don’t
expect too much dalam hal apapun. Biasa-biasa saja dan kerjakan terus
yang baik. Berjuang terus untuk menebar manfaat baik kepada orang lain seperti
aktivitas literasi di taman bacaan. Tetap ikhtiar di jalan kebaikan, apapun
kondisinya. Karena sekali lagi, tidak ada perbuatan baik di mana pun yang
sia-sia. Semuanya akan kembali kepada yang melakukannya.
Siapapun orangnya, hanya diperintah untuk perbaiki niat baik dan ikhtiar
sebaik-baiknya lalu berdoa yang baik pula. Selebinya, biarkan Allah SWT yang
bekerja untuk manusia. Hanya Allah SWT yang berwewenang menentukan hasilnya.
Karena itu pasti baik dan pantas untuk manusianya. Berusaha
keras memang wajib, tapi harapan
secukupnya saja.
Jangan over expectation dalam hal apapun.
Tiap manusia memang punya potensi dan kelebihan. Tapi di saat yang sama, tiap
manusia juga punya salah dan kelemahan. Jadi, untuk apa terlalu banyak
berharap kepada orang lain? Bila jadi sebab emosi, kecewa, dan marah. Tetaplah kerjakan
yang baik dan berpikir positif. Tanpa perlu menggantungkan harapan kepada
siapapun. Begitulah spirit pegiat literasi di taman bacaan.
Ketahuilah, “Waidza azamta fatawakkal alallah, innallaha
yuhibbul mutawakkiliin”. Ketika punya keinginan yang kuat,
maka pasrahkanlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang
berserah diri. Itu berarti, siapapun dan di
manapun, jangan terlalu banyak berharap. Karena hanya Allah SWT,
sebaik-baik tempat berharap.
Siapapun tidak ada yang tahu. Apa yang akan terjadi esok?
Maka, don’t expect too much. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar