Ada satu hal yang dianggap remeh dalam hidup dan sering diabaikan. Yaitu bersyukur. Bersyukur atas apa yang dimiliki, atas apa yang dianugerahi Allah SWT. Bersyukur atas apa saja. Karena bersyukur adalah kunci dari segalanya. Agar hidup dan aktivitas apa pun lebih lapang dan terasa mudah. Pikiran dan perasaan jadi lebih positif. Bahkan perilaku pun jadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Bukan hanya manusia, taman bacaan
pun harus berani bersyukur. Karena
misi-nya untuk meningkatkan giat membaca anak-anak dan budaya literasi
masyarakat masih tetap dapat berjalan. Sekalipun penuh tantangan dan kendala.
Taman bacaan masih bisa bertahan dan tetap eksis sangat patut disyukuri. Karena
saat taman bacaan berani bersyukur. Maka Allah SWT pun akan
menambah nikmat-Nya, di samping memberi solusi atas kendala yang dihadapinya.
Jangankan taman bacaan, manusia
yang lupa bersyukur saja. Pasti hidupnya terasa sempit dan susah. Di
hatinya selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki. Hingga hidupnya penuh
dengan pikiran dan
perilaku yang negatif. Gibah, mencari kesalahan orang lain, merasa kurang, hingga membenci tanpa
alasan. Semua itu terjadi karena lupa bersyukur.
Banyak
orang lupa. Bersyukur itu bukan hanya saat mendapatkan nikmat yang baik. Tapi
dalam keadaan sulit dan menghadapi berbagai hambatan tetap bersyukur. Taman
bacaan yang anak-anaknya sedikit, buku-bukunya kurang, fasilitasnya minim pun
patut bersyukur. Karena di balik itu semua, ada proses untuk menebar
kemanfaatan kepada orang lain. Sebuah kesempatan yang tidak dimiliki orang
lain.
Tentu,
ada beragam cara untuk bersyukur. Bisa dengan hati, bisa dengan ucapan, bahkan
lebih baik dengan tindakan. Asal jangan berkeluh-kesah. Apalagi merusak
kebaikan yang sudah ada. Percayalah, hanya bersyukur yang bisa membuat keadaan
lebih baik. Bahagia tidak mungkin diraih tanpa rasa syukur. Saat menyukuri apa
yang dimiliki dan dijalani sehari-hari, di situlah ada keindahan hidup tanpa
penyesalan sedikit pun. Seperti yang dilakukan di taman bacaan.
Bersyukur,
masih bisa berbuat baik di taman bacaan. Masih bisa menata buku-buku di rak. Bahkan
menemani anak-anak kampung membaca. Jangan takut untuk bersyukur. Karena di
luar sana, masih banyak orang yang bingung mau berbuat apa di sela waktu senggangnya.
Stres karena terlalu banyak berdiam diri rumah saja. Maka jangan sepelekan hal
yang kecil, untuk selalu bersyukur.
Taman
bacaan harus bersyukur. Apa pun keadaannya. Jangan sampai kufur dan akhirnya
berkeluh-kesah. Lupa bersyukur tidak akan pernah memperbaiki keadaan. Justru
akan menyengsarakan. Maka ketahuilah 5 (lima) sebab taman bacaan atau orang
yang lupa bersyukur:
1.
Tidak menghargai apa yang dimiliki. Lupa atas nikmat sehat, nikmat
rezeki yang dikarunia-Nya. Lupa menghargai kenikmatan yang sudah diperoleh
selama ini.
2.
Terlalu ngotot pada apa yang diinginkan. Hidup penuh ambisi dan ngotot
pada apa yang diinginkan. Hingga lupa atas apa yang dimiliki. Rileks-lah sejenak
dari pikiran untuk mencapai tujuan. Karena semua ada prosesnya ada waktunya.
3.
Suka membanding-bandingkan dengan orang lain. Semakin banyak membandingkan
keadaan dengan orang lain maka akan semakin merasa kurang dan sempit. Apalagi kerjanya
hanya “mengintip” orang lain hingga lupa bertindak yang baik dan berkualitas.
Maka stop membandingkan keadaan dengan orang lain.
4. Tidak mengenal Allah SWT.
Biasanya tidak bersyukur terjadi karena tidak kenal kebesaran Allah. Lupa bahwa semua yang terjadi dan dimiliki adalah adalah
berkat bantuan dari Allah. Maka mendekatlah kepada-Nya. Karena Allah SWT
adalah sumber kebaikan dan rezeki manusia
dan taman bacaan.
5.
Terbuai godaan setan. Lupa bersyukur karena terbuai godaan setan yang
selalu membisikkan pada hati dan pikirannya. Seolah apa yang sudah dimiliki
selalu kurang. Godaan setan itulah yang menyesatkan pikiran dan tindakan.
Berani bersyukur. Tanpa keluh-kesah. Itulah spirit
taman bacaan di mana pun. Agar tidak kendala segera berubah jadi solusi. Agar
tiap masalah berubah jadi berkah dan anugerah. Karena syukur adalah jendela
bagi siapa pun untuk
melihat kebesaran Allah SWT. Maka tetaplah bergerak dan bertindak tanpa
melupakan cara untuk bersyukur.
Seperti TBM Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu di kaki Gunung Salak Bogor. Sebagai taman bacaan
satu-satunya yang resmi dan memiliki izin operasional di Kecamatan Tamansari Bogor selalu berani
bersyukur. Karena masih eksis untuk jadi tempat membaca 160-an anak-anak kampung
yang saat pandemic Covid-19 terkendala belajar di sekolah. Masih bisa jadi
tempat belajar 9 ibu-ibu kaum buta aksara. Masih rutin mengajar 26 anak-anak
usia dini di KElas PRAsekolah. Bahkan mampu jadi solusi atas masalah keuangan
28 ibu-ibu anggota Koperasi Simpan Pinjam Lentera. Bahkan esok, TBM Lentera Pustaka
pun siap membuka cabang ke-1, TBM Lentera Pustaka Dramaga di Bogor. Dengan memfasilitasi berupa 1)
plang nama taman bacaan sebagai merek taman bacaan, 2) pembuatan rak buku
bacaan, dan 3) penyediaan koleksi buku bacaan. Di samping, setiap bulan akan
dilakukan monitoring program sesuai dengan “Kurikulum TBM Edutainment”,
Bagaimana
tidak bersyukur? Sejak berdiri tahun 2017, TBM Lentera Pustaka di Sukaluyu awalnya hanya punya 14 anak dengan 600
buku. Tapi kini di September 2021, TBM Lentera Pustaka memiliki lebih dari 16o
anak pembaca aktif yang membaca buku seminggu 3 kali dan berasal dari 3 desa
(Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). Bahkan kini, TBM Lentera Pustaka pun
menjalankan program lainnya seperti: 1) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta
aksaRA), 2) KEPRA (Kelas
PRAsekolah), 3) YABI (YAtim BInaan), 4) JOMBI (JOMpo BInaan), 5) TBM Ramah
Difabel, 6) KOPERASI LENTERA, 7) DonBuk (Donasi Buku), 8) RABU (RAjin menaBUng),
9) LITDIG (LITerasi DIGital), dan 10) LITFIN (LITerasi FINansial) setiap bulan
sekali dari mitra CSR korporasi Bank Sinarmas, Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, dan
Pacific Life Insuranve. Saat ini pun TBM Lentera Pustaka terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang
akan menggelar program “Kampung Literasi 2021” dari Direktorat PMPK
Kemdikbud RI dan Forum TBM.
Maka taman bacaan harus bersyukur. Siapa
pun wajib bersyukur atas segala yang dimiliki. Karena sehebat apa pun ikhtiar
manusia pasti ada batasnya. Agar tidak memaksakan pikiran dan perilaku yang
tidak perlu. Cukup bersyukur dan jalani apa yang ada dengan sebaik-baiknya.
Sambil berdoa agar semuanya lebih dimudahkan. Maka bersyukurlah, jangan hanya keluh-kesah
dan omong kosong. Taman bacaan saja bersyukur kenapa kamu tidak? Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
#PegiatLiterasi #KampungLiterasiSukaluyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar