Tak bisa dipungkiri, banyak orang hari ini lebih suka dengan hal-hal yang dianggapnya “besar”. Sesuatu yang dirasa “besar” dalam hidupnya. Ingin kaya, pengen punya pangkat, nafsu biar tenar, punya gaya hidup, dan dianggap keren. Entah gimana caranya, pokoknya biar dibilang “besar”. Agar dianggap terhormat, karena punya yang “besar-besar”.
Tapi sayang, di saat yang sama. Mereka abai terhadap
hal-hal kecil. Lalai terhadap nikmat dan anugerah Allah SWT yang dianggapnya “kecil”.
Udara yang masih bisa dihirup, masih enak makan, masih nyenyak tidur dirasa
kecil. Bahkan bersyukuru dan berbuat baik kepada orang lain sudah dilupakan.
Dianggap kecil karena terlalu biasa. Hal kecil yang bermanfaat tapi tidak
terlihat banyak orang. Begitulah adanya.
Kita sering lupa. Pandemi Covid-19 yang kian mengganas
dan bikin semua orang “dibatasi” itu awalnya dari hal kecil. Cuma virus yang
kecil banget dan tidak terdeteksi bentuknya. Jutaan orang terpapar dan ribuan
orang meninggal dunia, itu bermula dari hal yang dianggap kecil. Makanya disuruh
pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak pun soal kecil, yang dulu tidak
digubris banyak orang. Maka hal besar itu dimulai dari yang kecil.
Lalu kenapa, hal yang terasa 'kecil' terlalu mudah diabaikan?
Mungkin, karena hal-hal kecil dianggap tidak penting. Kecil dan tidak berkontribusi
terhadap kesuksesan hidup. Tidak bikin kaya, tidak bikin populer. Bahkan jarang
dilihat orang. Maka pantas, perkara kecil kian ditinggalkan banyak orang. Karena
semuanya memburu hal-hal yang dianggap “besar”, lalu jauhi perkara yang kecili
dan sederhana.
Jadi, pilih yang “kecil” atau yang “besar”.
Kecil dan besar itu memang dua kutub yang
berlawanan. Tergantung orientasi hidupnya apa? Tergantung pikiran an perasaannya.
Apa yang mau dituju, hanya mereka yang tahu. Tapi harus diakui, perkara kecil
dan sederhana memang kian dijauhi orang. Makin lupa, bahwa apapun yang besar
itu dimulai dari perkara yang kecil.
Mulailah dari hal-hal yang dianggap
kecil. Pedulilah pada perkara kecil.
Mungkin hal kecil dianggap mudah. Tidak
jarang pula hal-hal kecil dianggap tidak ada artinya. Karena selama ini, hidup
hanya dilihat dari “untung-rugi”. Hidup itu bukan hanya soal harta, pangkat,
jabatan, popularitas, atau status sosial. Tapi hidup itu soal seberapa manfaat,
seberapa berkah. Atas apa yang dilakukan dan yang dimiliki?
Mungkin ini semua dianggap perkara “kecil”. Banyak
membaca, selalu disiplin terhadap protokol kesehatan, tulislah hal yang positif
di media sosial, tersenyum, berbuat baik, dan bersyukur. Sekalipun dianggap
kecil, perilaku itu semua bisa berdampak besar. Hal kecil yang bermanfaat sebagai
investasi besar di masa depan. Jadi, mulai saja dari hal-hal yang dianggap kecil.
Sederhana tapi bermakna.
Seperti apa yang dilakukan di taman
bacaan.
Hanya menyediakan tempat membaca
anak-anak di masa pandemi Covid-19. Saat sekolah dari rumah, anak-anak masih
tetap bisa membaca buku. Atau mengajari kaum buta huruf agar bisa membaca dan
menulis. Mungkin taman bacana dianggap perkara kecil. Tapi manfaatnya luar
biasa untuk anak-anak dan ibu-ibu buta huruf. Cukup lakukan hal-hal yang dianggap kecil dan
sederhana. Bantulah orang-orang yang perlu dibantu. Jangan hanya menyalahkan tanpa mau
memberi tahu yang benar. Jangan hanya omong yang baik tanpa mau melakukannya.
Jadi, mulai dari yang kecil-kecil. Dari perkara yang dianggap
sederhana.
Karena tidak ada yang besar tanpa dimulai dari yang
kecil. Tidak ada yang sulit bila mau melalkukan hal kecil yang mudah. Mungkin,
tidak banyak korban yang berjatuhan akibat Covid-19 bila mau patuh terhadap hal
kecil. Seperti memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, dan mengurangi akvitas
di luar rumah. Hari ini terbukti, hal-hal yang dianggap kecil adalah sumber kesehatan
dan keselamatan banyak orang. Siapa pun, bisa kok ikut menciptakan
lingkungan yang sehat dari hal hal kecil dan sederhana. Patuhi protokol kesehatan.
Di zaman
canggih begini. Banyak orang mendambakan sesuatu yang besar. Maunya hal-hal yang besar. Tapi lupa untuk melakukan
hal-hal yang dianggap kecil. Lupa, berkah yang besar itu dimulai dari kebaikan yang kecil-kecil. Rezeki yang besar itu datang dari berkah rezeki
kecil-kecil yang bermanfaat untuk orang lain. Harta yang besar pun dibangun
dari harta yang kecil-kecil. Jangan lupa ya.
Ketahuilah, tidak ada orang yang tersandung oleh batu besar. Mereka jutsru jatuh akibat lalai terhadap batu-batu kecil. Jadi, cukup memulai apapun dari yang kecil dan sederhana. Seperti TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Agar anak-anak
kampung punya tempat untuk membaca buku. Agar kaum buta huruf bisa terbebas
dari belenggu buta aksara.
Mulailah dari yang kecil tapi dilakukan.
Daripada bermimpi yang besar tapi hanya rencana. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
#KampanyeLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar