Di bulan Ramadhan 1442 H, crew Tonigt Show NET TV Indonesia melakukan liputan geliat pemberantasan buta aksara yang dilakukan pendiri Taman Bacaan Masyaralat (TBM) Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor. Rencananya, GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) TBM Lentera Pustaka akan ditayangkan pada program “Local Heroes” berbagi kebaikan di acara Tonight Show dengan host Desta dan Vincent.
Dari pukul 10.30 hingga 16.30 WIB, 5 orang crew
Tonight Show yang dipimpin Mbak Rayen menengok aktivitas pemberantasan buta
huruf yang dilakukan Syarifudin Yunus, penggagas GEBERBURA dan Pendiri TBM
Lentera Pustaka yang kini sudah berjalan 4 tahun, di samping kegiatan membaca
anak-anak taman bacaan dalam bergelut dengan buku sebagai bagian gerakan
literasi.
Penggagas GEBERBURA TBM Lentera Pustaka
dalam kacamata Tonight Show NET TV, dianggap “orang langka” yang masih mau yang
berjuang untuk membantu kaum buta aksara yang tidak terdeteksi. Apalagi di
tengah era digital, maka penting hari ini untuk membebaskan kaum ibu-ibu dari
belenggu buta aksara. Agar lebih terhormat di mata anak-anaknya, di samping
sebagai ikhtiar untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung sebagai bagian
literasi dasar hidup manusia. Apalagi di kaki Gunung Salak yang hanya 75km dari
Ibukota Jakarta, kok masih ada buta aksara?
Shooting kelas GEBERBURA ini diikuti oleh
10 ibu-ibu yang selama ini telah menjadi warga belajar seminggu 2 kali dalam pemberantasan
buta aksara yang dilakukan TBM Lentera Pustaka. Dengan menerapkan protokol Kesehatan,
para ibu buta aksara diliput aktivitas mengenal huruf, mengeja kata, membaca
kata per kata, membuat kalimat, hingga menulis di papan tulis, termasuk motivasi
belajar dan cara mempertahankan untuk tetap datang ke GEBERBURA di tengah
kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.
Ibu Arniati (52 tahun) pun bertutur
pengalamannya “dibohongi orang” akibat tidak bisa membaca dan menulis. Hingga akhirnya kini bisa membaca dan menulis,
bahkan bisa menulis nama yang senada dengan tanda tangan. Lain lagi Ibu Eeh (66
tahun) yang tetap semangat belajar baca- tulis sekalipun usia sudah tua. Bahkan
ada Ibu Euis (48 tahun) yang tetap ngotit belajar baca-tulis walau mengalami
kendala sakit mata. Sehingga harus membaca teks dan menulis dari jarak mata
yang sangat dekat. Kisah itu semua diutarakan secara apa adanya kepada crew Tonight
Show NET TV.
“Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA)
TBM Lentera Pustaka sebenarnya terjadi tanpa sengaja. Saat ada seorang ibu yang
ngobrol dengan saya, ternyata tidak bisa membaca dan menulis. Karena itu, saya
terpanggul untuk mengajarkan mereka seminggu 2 kali. Alhamdulillah, sekarang
mereka sudah bisa membaca dan menulis sekalipun masih tersendat. Sekarang sudah
ada 10 ibu-ibu yag jadi warga belajar. Rutin dan penuh semangat” ujar Syarifudin
Yunus, Penggagas GEBERBURA TBM Lentera Pustaka saat shooting hari ini.
Hal yang tidak kalah menarik, ibu-ibu buta
aksara selalu mendapat “hadiah” berupa seliter beras atau mie instan untuk
motivasi belajar mereka. Maklum di GEBERBURA, ibu-ibu buta aksara pun dihadapkan
pada tantangan pekerjaan rumah, izin suami, dan rutinitas mengurus anak. Jadi,
sangat gampang untuk tidak datang dan tidak belajar baca-tulis. Di sisi lain,
Syarifudin Yunus pun sebagai penggagas mau secara sukarela mengabdi dan
mengajar agar para ibu-ibu bebas dari buta aksara. Padahal, ia sendiri tinggal
di Jakarta dan setiap hari Minggu datang untuk mengajar kaum buta aksara.
Saat tayang nanti di Tonight Show NET TV,
ada pesan sosial dari liputan ini, Bahwa semua pihak perlu bersinergi untuk lebih
peduli kepada aktivitas pemberantasa buta aksara, di samping taman bacaan di
Indonesia, Tentu, untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik ke depannya di
tengah godaan era digital.
Karena sejatinya, untaian huruf dan
kata-kata indah sama sekali tidak bermakna. Ketika masih ada ibu-ibu yang
mengalami buta aksara, tidak bisa membaca dan menulis di dekat kita serta anak-anak
yang masih terancam putus sekolah. #TBMLenteraPustaka #GeberBura #TamanBacaan
#BudayaLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar