Setiap daerah, setiap wilayah pasti punya nama jalan masing-masing. Biasanya, nama jalan ada sejarahnya, ada asal-usulmya. Seperti nama pahlawan, nama buah-buahan, nama hewan dan masih banyak lagi. Semua itu, tentu nama jalan resmi dan ada aturannya.
Namun, beda halnya di sekitar Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Di sini,
ada nama-nama jalan sekadar candaan. Nama jalan yang dibuat agar orang yang
lewat tersenyum. Maklum, orang sekarang kan banyak yang stress atau galau. Jadi,
bolehlah diberi hiburan saat melintas di sekitar TBM Lentera Pustaka.
Nama jalan candaan di sekitar TBM Lentera Pustaka dibuat bukan tanpa
tujuan. Nama jalan candaan diharapkan mampu "memanggil" orang-orang yang
peduli pada taman bacaan dan wisatawan untuk "mampir" ke taman bacaan.
Ibaratnya biar ada "pemantik hiburan" buat medsos mereka. Maklum, TBM
Lentera Pustaka terletak dan berada di kawasan wisata Gn. Salak Bogor
yang tiap week end ada 5.000-an orang berwisata. Alhasil, hampir tiap
hari Minggu selalu saja ada tamu yang berkunjung, entah menyumbang buku
bacaan atau berbagi snack ke anak-anak TBM atau bahkan melihat aktivitas
TBM. Itulah yang disebut "TBM Edutainment", sebuah model pengembangan
taman bacaan yang memadukan edukasi n entertainment di taman bacaan.
Agar anak-anak yang membaca lebih semangat karena dipedulikan
orang-orang lain di luar sana. Sebuah kepedulian orang dewasa ada di
taman bacaan. Bila mau dikelola dengan kreatif.
Lalu apa saja nama jalan candaan di TBM Lentera Pustaka? Jika disimak pelan-pelan bikin tergelitik yang membacanya. Dan jangan sampai baper. Anggap saja nasihat kehidupan. Berikut 8 nama jalan candaan yang sudah ada di TBM Lentera Pustaka dan artinya:
1. JL. MASA DEPAN – BARENG ELO? GAK DEHYA. Artinya, banyak orang baru “jalan berdua’ sudah
ngomongin masa depan. Inilah itulah padahal belum modal apa-apa. Maka “jalan
masa depan” bereng elo, gak deh ya.
2. JL. KITA TUH - MASIH PANJANG TAU. Artinya, banyak orang yang baru jalin hubungan
sebentar alias seumur jagung tapi imajinasinya sudah kemana-mana. Kurang sadar
diri, kayak sudah lama dan mapan gitu, padahal nol besar. Maka, “jalan kita tuh”
masih panjang tau.
3. JL. NIN AJA DULU – KALO COCOK BARU NIKAH. Artinya, setiap hubungan dijalankan saja dulu. Tidak
usah banyak keinginan apalagi janji palsu. Ngomong sana-sini, tapi buktinya gak
ada. Maka, “jalan nin aja dulu” kalo cocok baru nikah.
4. JL. DOANG AJA – JADIAN KAGAK. Artinya, sekarang ini banyak orang ngajak pacaran ngajak
jalan. Sering chat romantis bahkan tiap hari selalu WA atau telpon. Tapi sayang,
statusnya gak jelas. Dibilang pacar bukan, tapi jalan bareng terus. Maka, “jalan
doang aa”, jadian kagak.
5. JL. BARENG YUK – ASAL SAMBIL BACA. Artinya, banyak orang awalnya ngajak jalan bareng sebelum
pacarana. Penjajakan sambil pengen tahu satu sama lainnya. Sah-sah saja sih
tapu jangan lupa sambil baca buku. Biar jadi pasangan yang literat. Maka, “jalan
bareng yuk” asal sambil baca buku
6. JL. SAMA AKU – NIKAH SAMA ORANG LAIN. Artinya sitiran buat orang-orang yang suka ngajak
jalan orang bahkan sampai pacarana lama. Tapi ujung-ujungnya malah nikah sama
orang lain. Alias PHP. Maka, “jalan sama aku” bikah sama orang lain.
7. JL. BAHAGIA – ULAH DILUPAKAN. Artinya, pesan moral buat semua orang. Apapun
kondisi dan keadaannya, maka jangan lupa untuk bahagia. Karena tidak ada yang
bisa bahagiakan diri sendiri selain orangnya itu sendiri. Tidak udah berharap
banyak dari orang lain. Maka, “jalan Bahagia” jangan (ulah) dilupakan.
8. JL. LENTERA PUSTAKA – HIDUP LEBIH BERKAH. Artinya, sesuai nama taman bacaan “Lentera Pustaka”,
tradisi baca dan budaya literasi harus tetap tegak berdiri apapun kondisinya.
Agar anak-anak tidak “kalah” dari ponsel atau pergaulan bebas. Maka, “jalan
lentera Pustaka” hidup jadi lebih berkah.
Begitulah kira-kira 8 nama jalan candaan
yang ada di TBM Lentera Pustaka. Sebagai upaya memotivasi dan menghibur 70-an
anak-anak yang kini telah rajin membaca smeinggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu). Padahal
sebelumnya, mereka anak-anak yang jauh dari akses buku bacaan. Bahkan terancam
putus sekolah akibat kemiskinan atau ketiadaan ekonomi orang tua.
Kampanye “nama jalan candaan’ di TBM
Lentera Pustaka pun akan diteruskan. Ada nama-nama jalan lain yang belum dibuat,
seperti: 1) JL. BERDAMPINGAN – TAPI GAK PERNAH JAJAN,
2) JL. KEMANA-MANA – UJUNGNYA BALIK KE GUE, 3) JL. KUATKAN HATIMU - BILA MAU BERSAMAKU,
4) JL. SUNYI SEPI – SEPERTI HATIKU SENDIRI, 5) JL.
SIBUK BANGET – TAPI GAK ADA HASILNYA, 6) JL. INI LURUS – YANG BENGKOK KAMU, 7) JL.
MUTER-MUTER – GAK JELAS KAYAK KAMU, dan 8) JL. TERBAIK APA? – KITA PUTUS AJAH.
Untuk diketahui, TBM Lentera Pustaka
merupakan taman bacaan masyarakat (TBM) swadaya yang didirikan oleh Syarifudin
Yunus, seorang dosen, konsultan dan edukator dana pensiun dan kini menjadi
pegiat literasi di Indonesia. Terletak di kaki Gunung Salak Bogor, TBM Lentera
Pustaka berdiri sejak tahun 2017 dan kini menjadi tempat membaca 70-an
anak-anak usia sekolah yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan di
wilayahnya. Secara rutin mereka membaca seminggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu) dan
kini telah terbiasa membaca buku 5-8 buku per minggu. Dari sebelumnya tidak
memiliki akses buku bacaan sama sekali. Dengan koleksi lebih dari 3.800 buku,
TBM Lentera Pustaka bertekad menegakkan tradisi baca dan budaya literasi pada
anak-anak agar tidak tergerus oleh nafsu era digital yang kadang menyesatkan
anak-anak.
Berbekal tata kelola taman bacaan model
"TBM Edutainment" yang berbasis edukasi dan entertainment, TBM
Lentera Pustaka menjadi taman bacaan yang dikenal unik dna kreatif karena
mentradisikan 1) membaca bersuara, 2) senam literasi, 3) salam literasi, 4) doa
literasi, 5) laboratoriun baca, 6) event bulanan dengan mendatangkan "tamu
dari luar" setiap bulan, dan 7) jajanan kampung gratis.
Selain aktivitas taman bacaan, TBM Lentera
Pustaka pun memeiliki program GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang
diikuti 11 ibu-ibu buta huruf namun kini sudah bisa membaca dan menulis
secara perlahan, di samping membina 12 anak yatim sebagai binaan agar tetap
lanjut sekolah walaupun bapaknya sudah tidak ada.
Semua dilakukan, demi tegaknya tradisi
baca dan budaya literasi masyarakat. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
#PegiatLiterasi #NamaJalanCandaan