Berangkat
dari terancamnya anak-anak di Desa Sukaluyu putus sekolah. Akibat tingkat
partisipasi pendidikan 81% selevel SD, harus ada upaya serius yang dilakukan.
Apalagi susahnya anak-anak usia sekolah di daerah itu mendapatkan akses buku
bacaan. Berangkat dari realitas itulah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustaka berdiri di Kp.Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gn. Salak
Bogor.
Adalah Syarifudin Yunus,
lebih akrab dipanggil Syarif sebagai Pendiri dan Kepala Program Taman Bacaan
Masyarakat(TBM) Lentera Pustaka. Pria yang berprofesi sebagai Konsultan di DSS
Consulting dan Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI
(Unindra) ini terjun sebagai pegiat literasi untuk meningkatkan tradisi baca
dan budaya literasi anak-anak usia sekolah khususnya bagi masyarakat yang tidak
mampu. Tujuannya untuk menekan angka putus sekokah, di samping membangun
kebiasaan membaca anak-anak di tengah gempuran era digital.
Alumni UNJ Peraih UNJ
Award 2017 bidang Pengabdian Masyatakat dan peraih Dosen Berprestasi Unindra
Tahun 2009 ini bertekad menjadikan TBM Lentera Pustaka sebagai taman bacaan
kreatif dan menyenangkan melalui konsep "TBM Edutainment", kegiatan
membaca yang memadukan unsur edukatif dan entertainment. Ke depan, taman
bacaannya berharap mampu menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, selain sebagai
"warisan" kepada umat yang akan ditinggalkan.
Sejak didirikan 2 tahun
lalu, Syarif melalui TBM Lentera Pustaka
fokus mengkampanyekan pentingnya membaca
buku bagi anak-anak di tengah gempuran era digital. Karena membaca dianggapnya
dapat menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia. Dengan bantuan donasi buku
dari teman-temannya, kini TBM Lentera Pustaka telah memiliki koleksi lebih dari
3.000 buku bacaan yang siap dibaca sekitar 62 anak-anak pembaca aktif seminggu 3
kali (Rabu-Jumat-Minggu). Bahkan, sebagai realitasi teakd dan komitmenynya,
saat ini setiap week end, dia selalu
berada di Kaki Gunung Salak Bogor untuk mengajar anak-anak membaca dengan baik
dan benar sekaligus memotivasi masyarakat demi tegaknya budaya literasi.
Alhasil, kini anak-anak di
TBM Lentera Pustaka bisa membaca 5-10 buku per minggu. Bahkan tata kelola taman
bacaan yang disajikan tergolong unik dan menyenangkan. Karenqa setiap bulan
selalu ada event bulanan dan jajanan kampung gratis, senam literasi, salam
literasi, doa literasi, dan membaca wajb bersuara. Itu semua dipilih Syarif
untuk menjadikan membaca sebagai kegiatan yang tidak membosankan. Harus ada
kreasi dalam membaca. Literasi yang menyenangkan, atas sebab itu acara Halo
Indonesai DAAI TV menjadikan Syarif sebagai narasumber pada 8 Mei 2019 lalu.
Sebagai realisasi
kecintaannya terhadap budaya literasi di Indonesia, Syarif menjadikan menulis
sebagai gaya hidup. Setiap hari menulis, apapun yang ada dibenaknya selalu
dituliskan. Dari awalnya tidak bisa menulis, namun ketekunannya menjadikan
prinsip hidupnya bertumpa pada “scripta manent verba volant – yang tertulis
akan abadi yang terucap akan hilang”.
Maka ia menekankan pada budaya tulisan kemudia budaya lisan, bukan
sebaliknya. Karena menurutnya, budaya literasi hanya bisa dimulai dari budaya
membaca dan menulis, bukan budaya berbicara dan menyimak.
Dengan tekad budaya
literasi yang melekat pada dirinya, kini Syarif
telah melahirkan 25 buku seperti; 1) Jurnalistik Terapan(2010), 2) Bunga
Rampai Problematika Bahasa Indonesia(Ed.-2010),
3)Kumpulan Puisi & Cerpen “Kata Anak Muda” (Ed.-2011), 4) Antologi Puisi “Perempuan Dimana Mereka?”
(Ed.-2012), 5) Antologi Puisi “Potret Orang-Orang Metropolitan” (Ed.-2013), 6)
Antologi 44 Cerpen “Surti Bukan Perempuan Metropolis”(Maret 2014), 7) Antologi 85 Cerpen “Kecupan Di Pintu Langit”
(Mei 2014), 8) Antologi 70 Cerpen “Di Balik Jendela Kampus” (Juli 2014), 9)
Kumpulan 30 Cukstaw Cerpen “Surti Tak Mau Gelap Mata”(November 2014), dan 10)
Antologi Puisi Kritik Sosial “Tiada Kata Dusta Untuk Presiden” (November 2014),
11) Kompetensi Menulis Kreatif (April 2015), 12) Kumpulan Cerpen “Hati Yang
Mencari Ibu” (Mei, 2015), 13) Kumpulan Cerpen “Bukan Senyuman Terakhiir” (April
2016), 14) Kumpulan Cerpen “Resonansi Cinta Yang Terbelah” (Mei 2016), 15)
Kumpulan Artikel Ilmiah “Bahasa Di Panggung Politik; Antara Kasta dan Nista”
(Desember 2016), Kenapa Kau Membenciku (2017), Cerita Bibir Di Atas Tangan
(2017) Oasis Dari kampus (2017), Jangan Mencintai perempuan Biasa (2018), Noda
Di Ruang Kelas (2018), Sentimen Bahasa Politik (2018), Politik Orang Susah
(2018), Jakarta Di Atas Kertas (2019). Bahkan di tahun 2019 ini pula, akan ada
tambahan 3 buku baru.
Tidak sekadar itu, Syarif pun
masih sangat aktif menulis artikel opini di media cetak harian dan online,
seperti: Bisnis Indonesia, Koran Jakarta, Media Indonesia, dan detik.com
termasuk media warga yang ada di Indonesia.
Bekerja lebih dari 25
tahun sebagai Dosen dan aktif mengajar di beberapa kampus dengan spesialiasi
bidang menulis, jurnalistik, penyuntingan, kehumasan, penelitian, dan bahasa
dan sastra Indonesia ini pernah berkiprah sebagai Wartawan Majalah Forum
Keadilan (1996) dan Mobil Indonesia (1998). Kebiasaan yang paling menonjol
darinya adalah selalu menulis setiap hari. Karena baginya, hidup tanpa menulis
berarti hampa.
Lahir di Jakarta, 15 Maret
1970. Syarif lahir sebagai anak seorang pensiunan tentara namun dibesarkan
dalam nuansa toleransi dan kepedulian sosial yang tinggi. Dari seorang ayah
keturunan Makassar dan Ibu berasal dari Sunda, anak sulung berbintang Pieces
ini sangat getol terhadap gerakan sosial dalam membantu anak-anak yatim, para
janda dan jompo, serta anak-anak yang terancam putus sekolah. Prinsip hidupnya
sederhana saja, "apa adanya dan bukan ada apanya" sehingga hidup
harus dijalani dengan penuh kewaspadaan dan tidak perlu terbuai oleh gaya hidup
yang berlebihan.
Ayah dari Fahmi, Farid,
dan Farah ini menghabiskan masa kecilnya di Jakarta, bersekolah di SDN Kenari
12 Salemba, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 216 Jakarta, dan SMA Negeri 30
Jakarta. Pendidikan tingginya dimulai dari S1- Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (1994) dari Universitas Negeri Jakarta (d/h IKIP Jakarta) dan S2 - Magister
Pendidikan PascaSarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta (2006).
Saat ini, beliau tengah melanjutkan studi S3 Program Doktor Manajemen
Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor atas beasiswa dari
Universitas Indraprasta PGRI tempatnya mengajar. Setelah mendapat persetujuan
dari pembimbing akademik, sebagai pegiat literasi, ia bertekad meraih Doktor
Manajemen Pendidikan bidang Tata Kelola Taman Bacaan dengan judul “PENINGKATAN
MINAT BACA MASYARAKAT DAN BUDAYA LITERASI MELALUI MODEL TBM EDUTAINMENT PADA
TAMAN BACAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BOGOR”.
Untuk karier professional,
Syarif sesuai kuliah memulainya dari Staf Pengajar Program Keterampilan
Komunikasi Sekretariat Negara RI (1994-1996), di samping sebagai dosen tetap di
Unindra (d/h STKIP PGRI Jakarta). Setelah itu terjun ke dunia jurnalistik
sebagai wartawan di Majalah Forum Keadilan (1996) dan Majalah Mobil Indonesia
(1998). Sejak 1999, ia memulai sebagai praktisi asuransi jiwa sebagai Corporate
Commnucation Supervisor di AJ Principal Indonesia dan berlanjut sebagai
Corporate Communications Manajer di AJ Manulife Indonesia (2001-2006) dan
Corporate Communication Manajer AIA Financial (2006-2011) yang bertanggung
jawab dalam hal komunikasi internal dan eksternal perusahaan, media relations,
marketing communications, di samping kegiatan CSR (Corporate Social
Responsibility). Karier profesional terakhirnya adalah AVP Sales Support &
Training Employee Benefits AJ Manulife Indonesia (2012-2016). Dan kini, ia
menekuni sebagai konsultan DSS Consulting, Dosen Unindra, dan Edukator Dana
Pensiun.
Catatan prestasi dan
pengalaman yang pernah diraih, antara lain: Dosen Berprestasi Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta (2009), Asia Communicator’s Conference di Hongkong
(2002 & 2004), Pemenang ‘Relawan Sejati’ Manulife Indonesia (2002), Winner
Citizenship Award-Star of Excellence Manulife Financial Asia di Hongkong
(2003), meraih Gold Quill of Excellence Award – Crisis Communication Team dari
International Association Business Communicator (2002), Inisiator &
Presenter Corporate Social Responsibilty (CSR) Award 2005 – 3rd The Best
Practise in Social Program, Inisiator & Pemenang Rekor Bisnis Award bidang
CSR dari Harian SINDO & Tera Foundation (2010), Pemenang Marketing Dream
Team Champion 2010 dari Majalah SWA & MarkPlus, dan Peraih Rekor Bisnis
Award 2014 bidang Employee Benefits dari Koran Sindo & Tera Foundation (Mei
2014), Nara Sumber ASEAN Literary Festival – ALF 2016. Periah UNJ Award 2017
bidang Pengabdian Masyarakat Alumni. Berbagai aktivitas yang digelutinya, telah
mengantarkan dirinya meneguk inspirasi dari 9 negara, seperti: Hongkong,
Singapore, Malaysia, Thailand, Shanghai Cina, Perth Australia, Seoul Korea
Selatan, Tokyo Jepang, Madinah-Mekah Saudi Arabia.
Aktif di organisasi seolah
menjadi “nafas harian” seorang Syarifudin Yunus. Dia telah banyak “makan asam
garam” di berbagai organisasi. Saat masih mahasiswa, ia aktif di organisasi
sebagai Ketua HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (1990), Ketua Senat Mahasiswa
FPBS IKIP Jakarta/UNJ (1991), dan Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Senat
Mahasiswa IKIP Jakarta (1992). Kepedulian sosialnya dimulai pada saat menjadi
Pengelola Komunitas Peduli Anak Yatim CARAKA MUDA YAJFA di Kreo, Cileungsi, dan
Gn. Salak Bogor yang memiliki 34 anak yatim binaan, 5 janda, dan 4 jompo
(1994-sekarang), Penggagas Komunitas Ranggon Sastra Unindra (2006-sekarang),
Penggagas Klub Jurnalistik KJPost Unindra (2009-sekarang), Owner &
Education Specialis Gema Didaktika (2006-sekarang), dan menjadi Juri Bilik
Sastra Award VoI RRI dari 2013 hingga sekarang.
Saat ini pun masih aktif
di berbagai organisasi, antara lain: Ketua IKA BINDO UNJ (sejak 2009-
sekarang), Wakil Ketua IKA FBS UNJ (2017-2021), Wasekjen IKA UNJ (2017-2020),
dan Ketua Bidang Humas dan Pelayanan Konsumen Asosiasi DPLK Indonesia
(2003-sekarang).
Bahkan sejak November 2018
lalu, Pendiri dan Kepala Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka ini
pun membuka program baru yang diberi nama GEBERBURA (GErakan BERantas BUta
aksaRA) untuk mengajarkan baca-tulisa bagi kaum buta huruf di Desa Sukaluyu
Kaki Gn. Salak Bogor.
Dengan mengusung motto
#BacaBukanMaen, Syarif melalui TBM Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kec.
Tamansari Kaki Gunung Salak Kab. Bogor ingin mengingatkan pentingnya
orang-orang dewasa dan para korporasi ikut peduli dan berkontribusi dalam
menegakkan tradisi baca anak-anak sebagai antisipasi terhadap gempuran era
digital yang kian masif.
“Karena taman bacaan,
bukan hanya membangun tradisi baca anak-anak. Tapi kita sebagai orang dewasa
harus berpikir untuk meninggalkan legacy atau warisan kepada sesama umat. Saya
bertekad untuk menjadi Doktor bidang taman bacaan di Indonesia” ujar Syarifudin
Yunus.
Harapan Syarif ke depan
sederhana, ingin tetap konsisten sebagai pegiat literasi di Indonesia dan
selalu sehat untuk ibadah dan menulis, menulis, menulis … #TGS #BudayaLiterasi
#PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar