Rabu, 08 November 2017

Tujuh Resep Membangun Budaya Literasi versi TBM Lentera Pustaka

Zaman makin maju belum tentu makin baik. Orang makin kaya belum tentu makin peduli. Teknologi makin hebat belum tentu pengetahuan makin dahsyat.

Katanya era digital, era milenial. Tapi gak sedikit orang malah makin malas membaca, makin malas menulis. Wajar, sekarang ini “budaya literasi” terus digalakkan, dikampanyekan.

Mengapa budaya literasi?
Sekarang ini, orang Indonesia telah menghabiskan 5,5 jam sehari untuk bermain gawai atau gadget. Sementara kegiatan membaca, bisa jadi tidak sampai 1 jam sehari. Lha kan bacanya di gawai, begitu dalihnya.

Budaya baca-tulis, itulah budaya literasi. Kebiasaan atau gaya hidup yang lebih banyak membaca, bisa menulis. Adalah fakta budaya literasi hari ini terus dihimpit oleh budaya milenial, budaya serba instan. Sehingga membuat banyak orang malas membaca. Mendingan dibacain karena sudah gak punya waktu lagi…


Lalu akan ke mana anak-anak kita dididik? 
Sungguh, hanya budaya literasi yang dapat menyelamatkan anak-anak kita. Maka budaya literasi, budaya baca-tulis harus dikedepankan. Jangan biarkan dunia maya, dinia gawai “mengendalikan” hidup anak-anak kita di masa depan. Bahaya dan sangat bahaya.

Berangkat dari keadaan itu, TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka yang berlokasi di Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor sangat peduli untuk membangun budaya literasi di masyarakat, di lingkungan, di keluarga bahkan di sekolah. Siapa lagi yang harus peduli terhadap budaya baca-tulis jika bukan kita? 

Untuk membangun budaya literasi, setidaknya, ada 7 (tujuh) resep yang harus ditempuh. Demi tumbuhnya budaya membaca dan menulis dalam diri seseorang:
1. Paham akan pentingnya membaca (karena dapat menambah kosakata, wawasan, kesabaran, karakter) sebagai landasan untuk menulis.
2.   Optimalkan perpustakaan di manapun; agar tercipta kesempatan untuk membaca.
3.   Sekolah harus membudayakan membaca sebagai gaya hidup siswanya.
4.   Hadiahkan buku sebagai kebiasaan untuk segala momentum kehidupan.
5.   Komunitas baca harus dibentuk dalam setiap aktivitas pergaulan atau di lingkungan.
6.  Omong sedikit tapi harus banyak membaca. Jadikan membaca sebagai kebiasaan, tanpa perlu banyak omong.
7.   Menulislah setiap hari. Tanpa menulis, maka sulit tercipta budaya literasi.

Budaya literasi, tentu tidak boleh kalah dari gaya hidup modern yang serba instan, bergantung pada gawai atau gadget. Karena masa depan bangsa Indonesia bukan terletak pada pengguna gawai. Tapi ada dan melekat pada anak-anak, generasi muda harapan bangsa. Maka jangan jauhkan anak-anak dari buku, dari tradisi baca dan tulis.

Oleh karena itu, TBM Lentera Pustaka akan terus mengkampanyekan akan pentingnya membaca bagi anak-anak daripada bermain, daripada ke mal, atau menonton TV dan main gadget.

“Kini saatnya kita kembali ke budaya literasi yang telah hilang. Semua pihak, baik korporasi dan individu harus peduli terhadap budaya literasi anak-anak. Inilah saatnya kita turun tangan dan terjun langsung membangun budaya membaca dan menulis di kalangan anak-anak kita. Jika tidak, anak-anak itu akan terlindas zaman” ujar Syarifudin Yunus, pendiri dan kepala program TBM Lentera Pustaka.

Indonesia akan hebat, keluarga akan hebat bila anak-anak yang ada di dalamnya selalu mau membaca dan dekat dengan buku. Namun sebaliknya, kita akan sengsara bila anak-anak semakin jauh dari buku.

Inilah saatnya, siapapun kita, untuk ikut andil dalam menyebarkan virus membaca kepada anak-anak di dekat kita. Karena membaca, adalah jendela dunia, lentera bagi kehidupan anak-anak bahkan ketika kita tiada nanti…. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
=======
Jadilah RELAWAN & DONATUR TBM LENTERA PUSTAKA untuk membangun tradisi baca bagi sekitar 300-an anak-anak/remaja yang membutuhkan, di samping memberi edukasi akan pentingnya peradaban dan etika.
Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi dapat menghubungi:
TBM Lentera Pustaka
Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 77 RT 01/12 Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610
Telp:  0812 8568 3535 atau Email: lentera.pustaka77@gmail.com

Rekening Bank BNI Cabang Jkt. Sampoerna Strategic (a.n. Syarifudin Yunus)
No. Rek. 028-826-1601

Mari wujudkan mimpi anak-anak di masa depan melalui buku …
#BUKUadalahTELADAN #TBMLenteraPustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar