Sabtu, 04 Oktober 2025

Apa Ada AI di Taman Bacaan?

Mari kita bahas pelan-pelan ya. Hari ini banyak orang jago teknologi, jago AI tapi belum tentu jago dalam berbuat baik secara nyata. Gandrung teknologi tapi belum tentu mau menebar manfaat kepada sesama. Setuju nggak?

 

Nggak ada yang salah sih jago teknologi. Tapi sangtat salah bila akhirnya teknologi dan ai justru “menghilangkan” nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab teknologi dan AI sama sekali tidak punya hati, moral bahkan nurani. Teknologi sering lupa, “baik” atau “buruk” itu bukan hanya data atau narasi. Tapi harus tercermin dalam aksi nyata. Bila manusia mengajarkan data yang penuh kebencian, diskriminasi, atau kebohongan, maka AI akan meniru hal itu. Bukan karena jahat, tapi karena ia hanya meniru pola yang dilalukan manusia.  Bila manusia baik, maka AI pun akan baik.

 

Hati-hati, teknologi dan AI itu punya dampak nyata pada kehidupan manusia. AI sudah masuk ke keputusan penting dalam hidup manusia. Siapa yang diterima kerja, siapa yang mencari jawaban soal, bahkan berita apa yang muncul di beranda kita semuanya ada di AI. Kalau AI tidak “baik”, artinya tidak adil, tidak transparan, atau tidak peduli manusia maka AI bisa melukai, bukan menolong. Karenanya AI yang baik tetap harus adil, bertanggung jawab, dan memihak pada kemanusiaan.

 


Teknologi atau AI yang baik pasti memperkuat kemanusiaan. Sebailknya, AI yang buruk justru akan mempercepat hilangnya kemanusiaan itu sendiri. Maka menjadi lebih baik adalah spirit AI, semangat manusia di alam nyata. Jika kita baik kepada orang lain, maka baiklah lingkungan kita. Jika kita mau membantu orang lain, maka kita akan ditolong orang lain. Bahkan jika kita mau menghargai orang lain, maka alam semesta pun akan menghargai kita.

 

Berbekal spirit cinta, syukur dan kebaikan itulah TBM Lentera Pustaka hingga kini mengampil peran untuk terus menggiatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah di kaki Gunung Salak Bogor. Mengubah niat baik menjadi aksi nyata dengan penuh komitmen dan konsistensi, sekalipun hanya menyediakan akses bacaan (bukan soal minat baca).

 

Seperti AI yang selalu mempengaruhi pikiran, perilaku, bahkan arah masyarakat. Maka taman bacaan pun mengarahkan pikiran dan perilaku untuk berpihak pada kebaikan dan kemanusiaaan. Jadi, apa ada AI di taman bacaan? Salam literasi!





Tanamkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, MGMP Bahasa Indonesia Jaktim 2 Gelar LKBBI Tahun 2025

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Wilayah 2 Jakarta Timur menggelar Lomba Keterampilan Berbahasa dan Bersastra Indonesia (LKBBI) tahun 2025 di SMPN 106 Jakarta (4/10/2025). Acara ini dibuka oleh Muh. Toyib Ali, Ketua MKKS wilayah 2 Jaktim, yang didampingi Try Rismayati Kusuma (Ketua MGMP wilayah 2 Jaktim) dan Ary Widuri (Ketua Panitia). Selain untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan bersastra siswa, LKKBI juga menjadi samara dalam menanamkan “Gerakan 7 Kebiasaan Anak Hebat Indonesia” sebagaimana dicanangkan Kemdiknas RI.

 

 

Gerakan ini diharapkan menjadi fondasi pembentukan generasi muda Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Dengan menanamkan kebiasaan baik secara konsisten, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang disiplin, bertanggung jawab, serta mampu bersaing di era global.


Ada 9 mata lomba yang dikompetisikan, yaitu: 10 Baca puisi, 2) Baca berita, 3) Mendongeng, 4) Cipta iklan digital, 5) Cipta pantun, 6) Cipta cerpen, 7) Menulis artikel, 8) Komik strip, dan 9) Kording. Peserta lomba merupakan siswa SMP yang juara 1,2, 3 di level kecamatan yang ada di wilayah II Jaktim. Salah satu dewan juri yang dilibatkan adalah Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. (Dosen PBSI FBS Unindra – Pendiri TBM Lennter Pustaka) sekaligus Ketua IKA BINDO FBS UNJ yang menjadi juri lomba 1) Membaca Berita dan 2) Menulis Artikel bersama Dra. Erni. Lomba keterampilan berbahasa dan bersastra ini mampu menjadi wadah dalam mengoptimalkan kemampuan berbahasa dan komunikasi siswa SMP, di samping dapat meningkatkan kreativitas dan mengasah rasio, rasa, dan hati secara baik melalui nilai-nilai sastra yang berguna dalam kehidupan.

 


Lomba membaca berita dan menulis artikel memilih tema berkaitan dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat seperti: bangun pagi, taat beribadah, berolahraga secara teratur, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu. Agar nantnya, anak-anak Indonesia memiliki kepribadian dan budi pekerti baik lagi kokoh sebagai aset bangsa Indonesia. LKBBI ini juga menjadi momentum untuk melatih siswa meniadi individu yang bertanggung jawab secara sosial dan emosional.

 

"LKBBI MGMP Bahasa Indonesia ini acara yang bagus. Mampu melatih siswa terampil berbahasa dan bersastra Indonesia. Ekspresi dan kreativitasnya pun sudah terlihat. Tinggal dipacu terus dan lebih ditingkatkan lagi. Inilah modal penting membentuk siswa yang literat. Mampu menyeimbangkan tradisi lisan dan tulisan. Lomba semacam ini harus terus digalakkan secara rutin dan berkelanjutan" ujar Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. saat memberi komentar.

 

Nantinya, siswa SMP yang menjadi pemenang dalam LKKBI MGMP Bahasa Indonesia SMP Wilayah II Jaktim ini akan dikirim ke tingkat provinsi DKI Jakarta. Dari kegiatan LKBBI ini ada pesan penting. Untuk selalu mencintai dan bangga selalu dengan Bahasa Indonesia. Salam literasi!

 




 

 

Jumat, 03 Oktober 2025

Realitas Di Balik Anak-anak yang Membaca di Era Digital

Ini tentang anak-anak yang membaca buku di era digital. Mungkin sudah langka, mungkin tidak banyak lagi yang mau. Tempat membaca yang gratissangat jarang dan sulit ditemui di tengah publik. Bila ada perpustakaan pun mungkin jauh tempatnya, harus punya ongkos. Tidak tahu jadwalnya pula. Memang tidak mudah membaca di zaman sekarang.

 

Anak-anak yang membaca hari ini, dihadapkan pada tantangan yang besar. Berjuang mencari akses bacaan, ada di mana dan kapan? Buku-buku yang bervariasi judul dan isinya pun harus menunggu donasi. Apalagi mengajak anak-anak untuk membaca di zaman serba digital begini. Jadi, harus bagaimana mengajak anak-anak membaca?

 

Bila membaca adalah piliran besar. Maka setiap anak setiaporang yang punya ide besar, punya mimpi yang berbeda harus berjuang keras. Butuh keberanian untuk  bisa membaca di zaman begini. Harus melawan arus, berani bersikap bahkan harus punya komitmen dan konsistensi yang sepenuh hati.

 

Bila biasa-biasa saja, bila tidak punya keberanian. Maka anak-anak yang membaca di taman bacaan, bisa jadi akan punya risiko dan mengalami hal ini:

Selalu diabaikan karena dianggap membaca tidak penting.

Selalu ditertawakan karena di zaman digital masih membaca buku manual.

Selalu diremehkan karena banyak orang belum mengerti manfaatnya.

Sering dimusuhi karena dianggap tidak lagi mau main bersama.

Sering dikucilkan karena gemarnya membaca buku

Sering sangka sok pintar karena hobinya membaca buku.

Begitulah realitas yang ada di balik anak-anak yang membaca buku.

 


Karena itu, membaca butuh keberanian. Harus koitmen mengubah niat baik jadi aksi nyata. Harus konsistensi untuk membaca di waktu yang sudah terjadwal. Agar nantinya bisa dibuktikan, bahwa membaca sangat bermanfaat bagi anak-anak. Biarkan hasilnya akan berbicara sendiri.

 

Sebab suatu hari nanti, tidak ada pengetahuan tanpa bacaan. Tidak akan ada kemajuan maupun keberhasilan tanpa tantangan dan pengorbanan. Membaca dengan segala suka dukanya, gembira dan sedihnya adalah proses yang harus dijalani. Karena besok, tidak ada perubahan yang bisa terjadi tanpa inspirasi dari bacaan. Begitulah yang diperjuangkan tbm Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi!




Uang Pensiun Bu Sri Mulyani dan Jangan Tunda Siapkan Dana Pensiun

Ada netizen yang tanya, berapa sih uang pensiun Ibu Sri Mulyani sebagai mantan Menteri Keuangan RI? Netizen ada aja pertanyaannya ya, kepo banget. Tapi untuk menjawabnya sederhana. Bahwa uang pensiun menteri sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara serta Janda/Dudanya. Pasal 11 menyebutkan bahwa pensiunan Menteri diberikan berdasarkan lamanya masa jabatan. "Besarnya pensiun pokok sebulan adalah 1 persen dari dasar pensiun untuk tiap-tiap satu bulan masa jabatan dengan ketentuan bahwa besarnya pensiun pokok sekurang-kurangnya 6 persen dan sebanyak-banyaknya 75 persen dari dasar pensiun," (pasal 11). Sedangkan PP Nomor 60 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara serta Janda/Dudanya menyatakan menteri negara mendapat gaji pokok sebesar Rp5.040.000 per bulan. Jadi, mengacu pada aturan tersebut, kira-kira uang pensiun yang diterima mantan menteri seperti Sri Mulyani berkisar di antara Rp 324 ribu - Rp 4,05 juta per bulan. Sudah terjawab ya netizen.

 

Apa hikmahnya buat kita yang bukan Menteri? Bila Menteri saja uang pensiunnya paling tinggi Rp. 4 juta, bagaimana kita yang pekerja biasa? Oleh karena itu, dana pensiun memang harus disiapkan sejak dini. Bila perlu saat mulai bekerja sudah menabung untuk masa pensiun, apalagi pegawai swasta yang tidak mungkin punya uang pensiun bulanan seperti Menteri atau ASN. Jadi, mau seperti apa di masa pensiun ya tergantung mau nabung atau tidak untuk hari tua kita sendiri.

 

Maka, urusan pensiun dan dana pensiun tidak bisa disiapkan asal-asalan. Jangan tunda untuk punya dana pensiun. Sebab, ada 4 (empat) faktor penting untuk urusan masa pensiun, yaitu: 1) waktu, 2) inflasi, 3) usia produktif, dan 4) disiplin menabung. Begini penjelasannya.

1.   Faktor waktu (Compound Interest). Artinya, semakin cepat mulai menabung, maka semakin besar efek “bunga berbunga” (compounding). Kalau ditunda 10 tahun, dana yang harus disisihkan setiap bulan bisa 2–3 kali lebih besar untuk hasil yang sama. Maka, waktu adalah aset paling mahal dalam menyiapkan pensiun, jangan sampai terlambat.

2.   Inflasi dan kenaikan biaya hidup. Artinya, biaya hidup terus naik setiap tahun (minimal setara inflasi 3–5%). Jika tidak disiapkan dengan rencana yang baik, maka nilai uang hari ini akan jauh berkurang saat pensiun. Contoh: kebutuhan Rp 5 juta/bulan hari ini → bisa jadi Rp 12 juta/bulan dalam 25 tahun yang datang.

3.   Usia produktif terbatas. Artinya, tidak semua orang bisa bekerja sampai tua (akibat risiko sakit, PHK, atau karena ketentuan usia pensiun). Karena jangan menunda untuk punya dana pensiun. Sebab menunda dana pensiun berarti memperbesar risiko keuangan di usia pensiun menjadi bergantung pada anak atau keluarga, memperpanjang sandwich generation.

4.   Disiplin menabung untuk hari tua. Arrtinya, menabung untuk pensiun butuh disiplin jangka panjang (20–30 tahun), perlu konsistensi sekalipun iuran yang ditabung tidak besar. Karenya, masa pensiun tidak boleh disiapkan asal-asalan atau dianggap remeh bila tidak mau sengsara di hari tua.

 


Regulasi sudah mengatur (UU No. 4/2023 tentang P2SK), bahwa dana pensiun diperlukan untuk menjamin kesinambungan penghasilan di hari tua, di masa pensiunnya. Dana pensiun harus disiapkan sejak dini dan dengan rencana jelas. Mau seperti apa di masa pensiun? Bila ditunda, maka beban iuran makin berat, risiko keuangan makin besar, dan masa tua bisa jadi tidak mandiri secara finansial.

 

Berikut tabel perbandingan hasil menabung di dana pensiun, antara menabung pensiun di usia 25 vs usia 35, dengan iuran Rp1 juta/bulan, imbal hasil 8%, dan pensiun di usia 55.

 

Usia Mulai

Lama Menabung (tahun)

Total Iuran (Rp)

Saldo di Usia 55 (Rp)

25

30

Rp 360.000.000

Rp 1.468.150.000

35

20

Rp 240.000.000

Rp 593.075.000

 

Dari tabel tersebut, terlihat jelas: walau selisih iuran hanya Rp120 juta, perbedaan saldo akhir mencapai hampir Rp 900 juta lebih. Hasilnya pun jelas: meskipun yang memulai di usia 25 menabung hanya 10 tahun lebih lama, tapi saldo pensiun yang terkumpul lebih dari 2 kali lipat dibanding yang memulai di usia 35.


Atas sebab itu, jangan menunda menabung untuk pensiun, jangan pula asal-asalan mempersiapkan hari tua. Semuanya butuh keberanian dan sikap untuk mulai menabung sejak dini, sejak sekarang. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #EdukatorDanaPensiun

Kamis, 02 Oktober 2025

LSP Dana Pensiun Aktif Jalankan Sertifikasi KKNI Dana Pensiun Jenjang 7 dan 6

Sebagai bagian memperkuat kompetensi SDM dana pensiun, LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Dana Pensiun menyelenggarakan uji kompetensi dan sertifikasi Kerangka Kerja Kualifikasi Nasional (KKNI) Dana Pensiun Level 7 di Jakarta (1/10/2025). Diikuti 19 peserta dari 14 Dana Pensiun yaitu Dana Pensiun Pos Indonesia, Dana Pensiun Perum Peruri, Dana Pensiun Bank BJB, Dana Pensiun Karyawan Pupuk Kujang, Dana Pensiun Perkebunan, Dana Pensiun BPD Riau Kepri, Dana Pensiun Pelindo Purnakarya, Dana Pensiun Bank Kalsel, Dana Pensiun Jasa Rahardja, DPLK Bumiputera, Dana Pensiun Semen Padang, Dana Pensiun Pusri, Dana Pensiun Semen Gresik, dan Dana Pensiun Pos Indonesia. Adapun asesor kompetensi yang bertugas dari LSP Dana Pensiun adalah Arif Hartanto, Bambang Sri Mulyadi, Budi Ruseno, Junaedi, Nur Hasan Kurniawan, Sri Murtiningsih, Suheri, Syarifudin Yunus, Sularno, dan Zain Zainuddin. Asesmen uji sertifikasi KKNI dana pensiun juga dilanjutkan pada Kamis, 2 Okt 2025 untuk jenjang 6C yang diikuti 11 peserta.

 

Setelah mengikuti mengikuti pelatihan selama 2 hari, uji kompetesni KKNI level 7 dilakukan melalui mekanisme asesmen dan wawancara untuk memvalidasi standar kompetensi dan kinerja individu yang berhubungan dengan pekerjaan, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan atau keahlian di bidang dana pensiun sesuai stnadar yang ditetapkan BNSP. Melalui uji kompetensi KKNI Dana Pensiun ini, harapannya setiap SDM industri dana pensiun dapat bekerja efektif dan efisien sesuai dengan regulasi dan mampu mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan.

 

Melalui asesmen dan wawancara KKNI level 7, LSP Dana Pensiun memastikan proses uji kompetensi KKNI bagi peserta sesuai dengan SEOJK 12/2025 tentang sertifikasi kompetensi kerja dan sertifikasi kompetensi selain sertifikasi kompetensi kerja bagi dana pensiun dan POJK 34 Tahun 2024 tentang Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada Dana Pensiun berjalan sesuai tujuan. Adapun kompetensi level 7 dana pensiun sub bidang Pengurus Dana Pensiun kualifikasinya mencakup kemampuan untuk merencanakan dan mengelola sumber daya Dana Pensiun di bawah tanggung jawabnya, serta melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek Dana Pensiun yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.

 

 

Sesuai SKKNI Dana Pensiun (Kemnaker RI No. 122 Tahun 2021), jenjang kualifikasi nasional Indonesia bidang Dana Pensiun diterapkan untuk a) pelaksanaan pendidikan atau pelatihan b) pelaksanaan sertifikasi kompetensi, c) pengembangan sumber daya manusia, dan d) pengakuan kesetaraan kualifikasi. Melalui KKNI bidang Dana Pensiun diharapkan SDM dana pensiun mampu meningkatkan kompetensinya, sehingga 1) mengetahui ukuran kemampuan yang dimiliki, 2) dapat meningkatkan akses untuk mengembangkan diri, dan 3) menambah produktivitas kerja.

 


Melalui sertifikasi KKNI bidang dana pensiun, SDM dana pensiun divalidasi telah memenuhi standar kompetensi nasional yang disusun oleh BNSP untuk industri dana pensiun sebagai bagian penguatan kualitas sumber daya manusia. Agar tercipta sumber daya manusia yang berintegritas dan memiliki kompetensi. Untuk itu, proses asesmen LSP Dana Pensiun dilakukan secara objektif, adil, dan valid sesuai sistem dan prosedur pengembangan kualitas SDM secara berkelanjutan.

 

Patut diketahui, LSP Dana Pensiun merupakan satu-satunya LSP bidang dana pensiun yang terdaftar di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Lembaga Sertifikasi Profesi Sektor Jasa Keuangan No: STTD.LSP-03/MS.1/2025 tertanggal 23 Juli 2025 dan Keputusan Ketua BNSP No: KEP.0015/BNSP/I/2023. Saat ini LSP Dana Pensiun yang memiliki 29 asesor kompetensi berlisensi BNSP dan memiliki komitmen untuk melaksanakan serta memantau realisasi pengembangan kualitas SDM dana pensiun dan wajib memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) sesuai level masing-masing. Terkait dengan program dan informasi LSP Dana Pensiun dapat disimak melalui: https://lspdapen.com/

 

Dengan melihat tantangan dan peluang dana pensiun ke depan, kompetensi SDM yang dibuktikan dengan sertifikasi KKNI menjadi penting diprioritaskan. Agar industri dana pensiun dapat menjalankan pengelolaan dana pensiun secara berkualitas dan sesuai regulasi yang berlaku serta mengacu pada standar profesionalisme di dana pensiun. Salam kompeten! #LSPDanaPensiun #AsesorKompetensi #DanaPensiun





Uang dan Dana Pensiun, Membangun Kesadaran Pentingnya Siapkan Hari Tua

Ini tentang uang dan masa pensiun. Tentang bagaimana kita memperlakukan uang hari ini untuk hari tua. Bahkan tentang gaya hidup dan gengsi yang berawal dari uang.

 

Fakta hari ini, ada yang punya uang Rp. 20 juta di bank. Tapi kendaraannya pakai pajero seharga Rp. 600 juta yang dicicil 5 tahun. Banyak orang melihatnya keren dan dianggap kaya. Apakah kita dengan begitu merasa kaya?

 

Ada pula orang yang punya uang R. 600 juta di bank. Tapi tetap naik motor yang sudah lunas. Terkadang naik busway, bahkan utang pun tidak punya. Sayangnya, banyak orang akan melihat kita bukan orang kaya. Bila begitu, kita merasa kaya atau tidak?

 

Di dunia kerja, ada juga pekerja yang gajinya Rp. 40 juta per bulan. Tapi tiap bulan harus bayar utang dan cicilan, sampai-sampai tidak punya tabungan untuk pensiun. Gimana kalau tiba-tiba di-PHK atau berhenti kerja? Sementara itu, ada pekerja biasa yang gajinya hanya Rp. 8 juta per bulan. Tapi mampu menyisihkan Rp. 500 ribu per bulan untuk uang pensiunnya sendiri. Begitulah realitas di pekerja. Ada yang sadar pensiun, ada yang belum sadar pensiun.

 

Memang, hidup itu seperti apa yang akan kita pilih? Mau seperti apa dan gimana? Paham kan sampai di sini. Semua bisa kerja, semua bisa punya uang. Cuma cara memperlakukan uangnya yang berbeda. Cuma gaya hidup dan kesadaran akan masa pensiun yang bikin beda.

 

Jadi, tidak masalah hidup sederhana atau ke kantor naik motor. Asal punya tabungan cukup, dana pensiun ada, dan tidak punya utang. Tidak perlu gengsi apalagi minder. Karena hidup nyaman atau tidak bukan orang lain yang merasakan. Tapi kita sendiri yang tahu dan merasakannya. Hati tenang atau tidak itu hanya kita yang tahu. Pikiran kalut atau tidak itu hanya kita yang merasakannya.

 


Soal uang, gaya hidup, dan sadar pensiun. Banyak orang tidak punya uang tapi gaya hidupnya tinggi tapi tidak sadar pensiun. Sebaliknya, ada pula orang yang punya uang, gaya hidup sederhana tapi sangat sadar pensiun. Masa bekerja sama pentingnya dengan masa pensiun. Semuanya dipersiapkan seimbang, tanpa gaya hidup yang berlebihan.

 

Hari ini faktanya, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun atau berhenti bekerja. Maka 1 dari 2 pensiunan yang ada saat ini sangat bergantung hidupnya dari bantuan anak-anaknya. Sebabnya sederhana, karena lalai untuk mempersiapkan masa pensiun. Lebih suka gaya hidup mentereng, gengsi, dan lupa akan masa pensiun. Itulah pentingnya sadar pensiun sejak dini.

 

Kita sering lupa. Salah satu indikator kemajuan sebuah negara adalah ketika warganya terbiasa menabung sejak muda dan bisa membiayai hidupnya di masa tua nanti. Caranya, tentu melalui dana pensiun yang bakal menjadi sumber penghasilan di hari tua sekaligus sumber investasi jangka panjang. Sayangnya, saat ini dana pensiun belum terlalu dimanfaatkan potensinya di Indonesia. Banyak orang belum sadar pensiun. Banyak pensiunan masih tergantung pada anak atau cucunya. Maka siapkanlah masa pensiun sejak dini, karena kita kan tidak selamanya bekerja. Pasti akan pensiun.

 

Uang, gaya hidup, dan sadar pensiun. Terkadang beberapa orang berpikir bahwa uang dan gaya hidup dijadikan ukuran sekalipun hidup di hari tua merana. Tapi sesungguhnya banyak yang tidak sadar bahwa mempersiapkan masa pensiun sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan hidup di masa bekerja. Jadi, terserah kita mau pilih yang mana? Mau siap pensiun atau tidak. Salam #YukSiapkanPensiun #SadarPensiun #EdukasiDanaPensiun

 

Rabu, 01 Oktober 2025

Taman Bacaan sebagai Cermin Masa Depan Anak

Ada pepatah yang menyatakan, “Tunjukkan padaku lima teman terdekatmu, dan aku akan menunjukkan bagaimana masa depanmu.” Ada benarnya, bila lingkungan yang dipilih menentukan arah hidup seseoarang. Pergaulan ikut menentukan masa depan seseorang. Baik buruknya hidup tergantung lingkungannya, tergantung di manabergaulnya? Jika kita dikeliling dikelilingi orang-orang yang selalu berpikir besar, maka akan tertular pikiran besarnya. Untuk selalu punya mimpi dan bertindak besar. Sebaliknya, jika kita hanya berada di lingkungan yang kecul, kerjanya hanya berkeluh-kesah, selalu merasa kahawatur dan meratapi keadaan. Maka yang terjadi segalanya serba susah dan tidak ada yang diperbuat lagi, hanya berdiam diri. Maka masa depan pun akan kecil dan terasa suram.

 

Ingat, orang-orang besar selalu membahas ide dan gagasana. Selalu berani memperbaiki diri dan marajut mimpinya agar bisa dicapai. Insya Allah jalan hidupnya pun lancar dan mudah. Sementara orang-orang kecil hanya sibuk membicarakan orang lain, membahas yang tidak ada manfaatnya. maka jalan hidupnya ikut terhambat. Gosip tidak akan pernah melahirkan masa depan. Karena itu, menjaga siapa yang ada di sekitar kita sama pentingnya dengan menjaga tujuan hidup kita sendiri. Di mana kita memilih lingkungan bergaul, maka di situ tercermin masa depan kita.

 

Selain menyediakan tempat membaca anak-anak dan warga, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun mengemban misi untuk menciptakan lingkungan dan pergaulan anak-anak yang positif. Anak-anak yang dibiasakan membaca buku dan punya tradisi belajar secara rutin. Selalu optimis dan mau ikhtiar untuk masa depan sekecil apapun, sekalipun hanya membaca buku. Bergaul dengan teman sebaya, dimotivasi dengan jajanan kampung gratis, dibimbing membaca - belajar, dan selalu energik saat berada di taman bacaan.

 


Lebih dari itu, di TBM Lentera Pustaka, anak-anak pun diajar akhlak dan adab melalui sholawatan, doa literasi, budaya antre, dan selalu menjaga kebersihan. Kreativitas dipacu, aktualisasi diri dilatih bahkan cara bergaul yang baik. Taman bacaan dipilih sebagai lingkungan bergaul anak-anak, yang mencerminkan masa depan anak-anak nantinya. Itulah misi sosial taman bacaan sesungguhnya. Bukan hanya tempat baca tapi menjadi tempat bergaul anak-anak yang positif dan optimis.

 

Ketahuilah, kualitas hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh kerja keras. Tapi juga oleh siapa yang berdiri di samping kita. Dengan siap akita bergaul dan di mana kita berada? Lingkungan yang sehat akan menopang Langkah kita ke depan, sementara lingkungan yang salah bisa menjadi batu sandungan hidup kita. Maka, jangan biarkan pergaulan dan gaya hidup kita jadi bahan omongan atau gosip mereka hanya karena kita salah memilih lingkaran pertemanan. Pilih lingkungan yang positif, pilih teman yang baik itu penting untuk masa depan.

 

Maka esok, jangan buang waktu untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Kunjungi tempat dan lingkungan yang mendukung pikiran besar kita, untuk meneukan jalan hidup dan masa depan yang optimis. Buang pergaulan yang dipenuhi gosip, rasa benci, iri dan hanya berdiam diri. Sebab hidup terlalu singkat untuk dihabiskan untuk hal yang sia-sia apalagi berada di tengah orang-orang yang tidak ingin melihat kita maju. Siapapun yang berjuang pasti ada peluang. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan